26 Desa di Klaten Mulai Kekeringan

Sumber:Media Indonesia - 26 Mei 2005
Kategori:Air Minum
KLATEN (Media): Sebanyak 26 desa di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah (Jateng), mulai dilanda kekeringan akibat kemarau. Sumur penduduk dan bak penampungan air hujan kosong.

Ke-26 desa yang kekeringan itu berada di lima wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Kemalang, Jatinom, Manisrenggo, Tulung, dan Kecamatan Karangnongko. Jumlah penduduk yang kekurangan air bersih di wilayah tersebut sekitar 65.000 jiwa.

Daerah kekeringan paling parah ialah Kecamatan Kemalang. Setiap kemarau, penduduk 12 desa di wilayah ini hanya mengandalkan air bersih bantuan pemerintah daerah dan masyarakat.

Wilayah Kecamatan Kemalang berada di kaki Gunung Merapi, sehingga tidak ada sumber air yang bisa dieksploitasi. Seperti di Desa Tegalmulyo, jika air di bak penampungan kering karena tidak ada hujan, penduduk terpaksa membeli air bersih seharga Rp80.000 per truk tangki.

Warga melalui camat telah meminta bantuan air bersih kepada pemerintah daerah. Salah seorang camat yang telah mengajukan permintaan bantuan air bersih ialah Camat Jatinom Djoko Suhartanto. Dalam surat No 412.6/196/31.14 tanggal 20 Mei 2005 yang ditujukan kepada Bupati Klaten, Djoko meminta bantuan air bersih untuk penduduk di delapan desa yang dilanda kekeringan.

Kedelapan desa itu ialah Desa Beteng, Bengking, Temuireng, Bandunagan, Randulanang, Kayumas, Socokongsi, dan Desa Tibayan.

Memasuki musim kemarau tahun ini, warga sejumlah desa di Kecamatan Manisrenggo juga mulai kesulitan air bersih karena sumber air di daerah ini kering.

Kepala Bagian Sosial Kabupaten Klaten H Wagiyono kepada Media di kantornya, kemarin, mengatakan, penempatan air bersih ke daerah kekeringan itu baru akan dilakukan pada awal Juni mendatang. Untuk memberikan bantuan air bersih, ujarnya, Pemerintah Kabupaten Klaten mengalokasikan anggaran sebesar Rp41 juta.

Irigasi rusak

Di Kabupaten Kendal, Jateng, ratusan hektare (ha) lahan sawah tidak dapat ditanami akibat kekeringan setelah menyusutnya debit air di beberapa waduk dan terjadinya kerusakan saluran irigasi hingga puluhan kilometer.

Dari pantauan Media, wilayah yang lahan sawahnya kekeringan antara lain Kecamatan Sukorejo, Patean, Singorojo, Limbangan, Boja, Cepiring, Patebon, dan Kecamatan Pegandon. Akibat kekeringan, lahan persawahan yang seharusnya mulai memasuki musim tanam padi, sebagian dibiarkan menganggur dan sebagian lagi hanya ditanami palawija.

''Kalau di daerah bawah seperti Cepiring, Weleri, Kendal, Kaliwungu, Patebon, dan Pegandon masih dapat disiasati dengan membuat sumur untuk menyirami tanaman palawija. Tetapi, untuk daerah yang posisinya di atas seperti Sukorejo, Patean, Singorojo, Limbangan, dan Boja, hal seperti itu sulit dilakukan,'' kata Wagisan, 53, salah seorang petani di Singorojo, Kendal.

Karena wilayahnya tidak ada air, ujar Wagisan, para petani terpaksa membiarkan lahan sawah mereka yang luasnya ratusan ha.

Kepala Dinas Pengairan Kendal Sugiyono mengakui ketiadaan air untuk persawahan di beberapa kecamatan di Kendal terjadi karena beberapa masalah. Di antaranya, penyusutan debit air di beberapa waduk hingga lebih dari 25% dan kerusakan beberapa saluran irigasi.

Akibat adanya serangan tikus, penggerek batang, keong mas, dan hama wereng terhadap sejumlah lahan tanaman padi di Banyumas, Jateng, Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (Dispertan) Banyumas Joko Wikanto telah menginstruksikan kepada jajarannya, terutama petugas penyuluh lapangan (PPL), untuk mendampingi petani mengatasi munculnya hama tersebut.

''Sebetulnya serangan hama tikus, penggerek batang, dan wereng, belum terlalu banyak menyerang lahan pertanian di Banyumas. Jika dibandingkan dengan luas tanam, maka hanya sekian persen saja. Jadi produksi juga tidak akan terpengaruh,'' kata Joko saat dihubungi Media, kemarin.

Menurutnya, hingga Mei luas areal sawah di Banyumas yang ditanami padi mencapai sekitar 13.000 ha, sedangkan yang terserang hama tidak lebih dari 100 ha.

Sementara itu, para petani di beberapa kecamatan di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, yang memasuki musim tanam kali ini, cemas karena pupuk SP-36 hilang dari pasaran.(JS/AS/LD/FS/N-1)



Post Date : 26 Mei 2005