|
KENDAL - Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Kendal, Sabtu (13/7) sejak siang hingga malam, menyebabkan ribuan rumah di Desa Gempolsewu, Kecamatan Rowosari terendam banjir. Ketinggian air mencapai satu meter. Banjir bandang terjadi karena Kali Kutho tidak mampu menampung debit air, sehingga melimpas ke perkampungan. Hingga Minggu (14/7) pagi, ketinggian banjir yang disertai lumpur itu mulai berkurang. Namun, lumpur banyak mengendap di jalan dan rumah warga. Banjir yang terjadi saat itu cukup besar. Genangan air mengalir deras dari tanggul Kali Kutho yang melimpas. Warga tidak sempat menyelamatkan perabotan rumah tangga karena aliran air datang sangat cepat. Banjir mulai menggenangi jalan di Desa Gempolsewu, Sabtu sekitar pukul 23.00. Genangan air terus bertambah hingga Minggu dinihari, sewaktu warga menyantap sahur. Sejumlah perabotan yang bisa diselamatkan di letakkan ke teras rumah yang tinggi. ”Air mulai masuk ke dalam rumah sekitar pukul 23.00,” kata Seni (35). Saat itu, banjir juga menyebabkan ratusan kapal nelayan terbawa air dan ada pula yang tenggelam. Bahkan, sebagian kapal rusak parah. Sekitar 50 kapal juga belum ditemukan lantaran terbawa derasnya air hingga ke muara sungai. Kapal nelayan itu terempas hingga merusak tanggul sungai dan menabrak rumah warga. Tiga kapal ini terseret luapan Kali Kutho. Para nelayan mengaku kapal mereka telah ditambatkan menggunakan tambang, tetapi derasnya aliran air mengakibatkan kapal terbawa dan hanyut. Belum diketahui secara pasti berapa kapal nelayan yang hilang dan rusak. Miliaran Rupiah Mereka mengalami kerugian miliaran rupiah. Sebab, selain kapal yang rusak seluruh peralatan baik mesin kapal dan jaring ikut terbawa banjir. ”Arusnya deras. Tidak sedikit kapal yang telah ditali, tidak kuat menahan arus dan terbawa aliran air,” kata Sugeng (40), seorang nelayan. Ketua Komisi C DPRD Kendak Munawir, mengatakan, pemerintah harus segera memikirkan untuk membangun tanggul yang kuat dan tinggi. Banjir menyerang ribuan rumah warga dan ratusan kapal nelayan, karena tanggul Kali Kutho tidak mampu menampung limpasan debit air. Akibatnya, air melimpas ke jalan dan masuk ke rumah warga. Jumlah rumah yang terendam sekitar 1.400 rumah. Sementara, kapal nelayan yang rusak dan hilang belum diketahui secara pasti. ”Saya beberapa waktu lalu meminta pemerintah segera memperbaiki tanggul karena rawan jebol,” terangnya. Sementara itu, luapan Kali Bulanan menyebabkan dua rumah, yakni milik Ngatiyo dan Rohmat, warga RT 11 RW 3, Desa Nawangsari, Weleri, rusak parah dan sebagian hanyut terbawa derasnya aliran sungai. Ngatiyo tidak tahu persis kejadiannya. Dia ketika itu sedang menjalankan shalat tarawih. ”Saya baru tahu setelah mendapat kabar dari tetangga. Perabotan dapur dan tempat tidur yang ada di belakang rumah ikut hanyut,” kata dia. Selain rumah, jembatan penghubung antara Desa Sumberagung dan Desa Nawangsari, juga putus. Hal itu mengakibatkan akses jalan dua desa terisolasi. Warga harus menempuh perjalanan lebih lama karena rute yang dilalui memutar. Jembatan yang dibangun sekitar 1990 itu hanyut terbawa arus. Jembatan tersebut dulu pernah hanyut diterjang air sungai, tetapi ketika itu jembatan terbuat dari kayu. Kemudian tahun 90-an jembatan dibangun dengan kontruksi besi dan berlantai papan. Jembatan yang luasnya sekitar 1,5 meter dan panjang 100 meter itu digunakan oleh masyarakat Desa Nawangsari dan Sumberagung untuk memperpendek jarak. ”Banjir ini yang kedua, dan yang terbesar, terdengar suara gemuruh saat jembatan putus,” tutur Juwati (38), warga Nawangsari yang tinggal di tepi sungai. (H36-64) Post Date : 15 Juli 2013 |