|
Bekasi, kompas - Pemerintah Kota Bekasi diminta serius memperbaiki kerusakan tanggul pembatas Perumahan Bumi Nusapala Indah dan persawahan di Jatiluhur, Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat. Tanggul yang jebol pada Rabu (17/4) pukul 20.00 itu ternyata baru selesai diperbaiki November 2012. ”Jadi bisa diduga pengerjaannya, asal-asalan,” kata anggota DPRD Kota Bekasi, Ariyanto Hendrata, Senin (22/4). Untuk itu, legislatif akan memanggil pejabat Dinas Bina Marga dan Tata Air Kota Bekasi dan kontraktor proyek tanggul guna dimintai pertanggungjawaban. Berdasarkan catatan DPRD, perbaikan tanggul itu memakan biaya sedikitnya Rp 500 juta dari APBD 2012. ”Alokasi dana jelas tak sedikit,” kata Ariyanto. Ketua RW 019, Bumi Nusapala Indah, Dodi Donardi juga heran mengapa tanggul bisa jebol. Warga yakin tanggul setebal 0,5 meter dan tinggi 2 m itu cukup kokoh sebab baru diperbaiki, dan masih dalam masa pemeliharaan. Tanggul yang jebol dan ambruk itu sepanjang 20 meter dari total panjang tanggul 300 meter. Konstruksinya ada di belakang Blok R. Sebelum tanggul jebol dan ambruk, hujan deras turun. Air melimpah dan meluap dari persawahan, irigasi, dan saluran air yang tidak mampu mengalirkan air dengan cepat ke Kali Cikeas. Tekanan dalam arus air diduga menggerus kekuatan tanggul. Konstruksi tanggul dibangun pada 2004, dan diperbaiki lagi pada November 2012. Perintah wali kota Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi memerintahkan perbaikan tanggul segera dilakukan. ”Tanggul tidak kuat menahan arus banjir,” katanya. Kepala Bidang Tata Air Nurul Furqon membantah pembangunan tanggul tidak memenuhi kriteria. Seusai dibangun, tanggul sudah diperiksa serta diyakini cukup kuat. ”Kami sudah minta kontraktor segera memperbaiki tanggul dari biaya pemeliharaan yang masih ada,” kata Furqon. Jebolnya tanggul di perumahan itu merupakan peristiwa keenam sejak Januari 2013. Lokasi lainnya adalah kompleks Pondok Gede Permai dan Purigading, Kota Bekasi. Kota Tangerang banjir lagi Sementara itu, warga Perumahan Ciledug Indah I, Pedurenan, Karang Tengah, dan Kampung Candulan, Petir, Cipondoh, Kota Tangerang, Banten, Senin dini hari, kembali terendam air. Padahal, mereka baru selesai berbenah setelah banjir pada Kamis dan Jumat lalu. Luapan Sungai Angke kembali merendam rumah penduduk hingga setinggi 75 sentimeter. Air masuk sekitar pukul 03.00. ”Banjir sudah menjadi langganan. Februari sampai April saja sudah lebih dari lima kali banjir,” kata Nawawi Susanto (49), warga Ciledug Indah I. Warga lainnya, Ika Herawati, menduga, selama normalisasi kali belum dilakukan, banjir pasti terus mengancam warga. Wali Kota Tangerang Wahidin Halim mengakui, banjir sudah menjadi langganan warga di Kota Tangerang, termasuk Perumahan Ciledug Indah dan Petir. ”Harus ada kerja sama menata sungai mulai dari hulu hingga hilir, juga normalisasi kali. Sebelum itu terlaksana, banjir tetap mengancam warga Kota Tangerang. (BRO/PIN) Post Date : 23 April 2013 |