3 Warga Meninggal akibat Muntaber

Sumber:Kompas - 14 Juli 2007
Kategori:Sanitasi
tangerang, kompas - Muntaber kembali menyerang Kabupaten Tangerang, Banten, di wilayah utara. Hingga Jumat (13/7), tiga penderita meninggal sebelum tiba di puskesmas dan lebih dari 100 warga dirawat di puskesmas dan RSUD Tangerang. Buruknya sanitasi dan makanan diduga memicu kejadian itu.

Data korban meninggal di Komando Rayon Militer (Koramil) Sepatan menunjukkan, penderita muntaber yang meninggal Kamis malam adalah gadis cilik berusia 2,5 tahun, warga Kedaung Wetan, Sepatan Timur. Adapun dua korban meninggal pada Jumat adalah seorang gadis berusia 7 tahun, warga Desa Lebakwangi, dan seorang pemuda pelajar kelas II SMA, warga Kayu Agung. Ketiganya meninggal dalam perjalanan menuju puskesmas.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Hani Harianto, yang dimintai konfirmasinya, Jumat malam, membenarkan data itu. "Satu penderita yang meninggal Kamis malam dibawa ke Puskesmas Sepatan dalam keadaan meninggal. Tetapi dua orang lainnya, menurut laporan, menderita diare dan tak sempat dibawa ke puskesmas," ujar Hani, yang berada di Puskesmas Sepatan.

Pantauan Kompas di Puskesmas Sepatan hingga Jumat petang menunjukkan jumlah penderita muntaber yang datang untuk dirawat terus bertambah. Mereka berasal dari desa-desa di Kecamatan Sepatan, Sepatan Timur, Pakuhaji, Sukadiri, dan Rajeg. Sampai dengan pukul 19.30, total pasien yang dirawat di Puskesmas Sepatan 121 orang. Delapan pasien di antaranya sudah diizinkan pulang.

Semua ruangan dan lorong di bagian bawah puskesmas penuh pasien yang dirawat di atas meja, tempat tidur, maupun velbed bantuan dari Batalyon Kavaleri (Yonkav) 9 Serpong, Tangerang.

Pemerintah Kabupaten Tangerang menyatakan muntaber dalam status kejadian luar biasa. Pada tahun 2005 muntaber juga menyerang Sepatan, Pakuhaji, Mauk di Tangerang wilayah utara. Saat itu tercatat 600 penderita, dengan 17 orang di antaranya meninggal dunia.

Diperiksa

Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Yulia Iskandar menyatakan sudah membawa 45 sampel kotoran penderita ke Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan Jakarta untuk diperiksa. Hal ini dilakukan untuk mengetahui penyebab berjangkitnya kembali muntaber.

Pasien yang berdatangan semula umumnya anak-anak, tetapi Jumat sore pasien dewasa berdatangan. Di antara mereka terdapat pasien yang datang dalam kondisi kritis, Wisnah (39), yang dipapah suaminya, Pai.

Begitu tiba, David Setiawan, dokter di puskesmas itu, dibantu staf lainnya, dengan sigap memasang infus di tangan kanan-kiri Wisnah. Dalam waktu sekitar 10 menit kondisi Wisnah yang pucat dan berkali-kali tertidur mulai sadar, bahkan ia bisa berbicara.

Untuk menambah kapasitas, Yonkav 9 mendirikan tenda perawatan. Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang juga menyediakan obat dan infus set dalam jumlah besar. Menurut Hani Harianto, pihaknya memiliki stok dalam jumlah cukup. Dinas kesehatan juga menugaskan dokter dan paramedis dari puskesmas lain untuk bertugas di Sepatan. (TRI)



Post Date : 14 Juli 2007