Air Sulit Didapat

Sumber:Suara Merdeka - 03 September 2013
Kategori:Kekeringan
PURBALINGGA - Memasuki musim kemarau September ini, kekeringan menghantui sebagian wilayah di Purbalingga. Warga di beberapa daerah terutama di wilayah utara mulai kesulitan mendapatkan air bersih.

Di Desa/Kecamatan Karangreja, misalnya, warga sudah mulai mencari sumber mata air untuk mendapatkan air bersih. Cadangan air di penampungan tadah hujan sudah mulai menipis.

‘’Wilayah Karangreja memang rawan kekeringan karena daerah perbukitan. Air hujan hanya turun dan mengalir ke bawah, sehingga mata airnya jarang,’’ kata salah seorang warga, Sri Wahyudi, kemarin.

Kepala Desa Gondang, Kecamatan Karangreja, Rudi Kuswanto, mengatakan masyarakat sudah mulai melakukan gotong-royong membangun jalan air dengan pipa paralon. Pipa tersebut digunakan untuk menaikkan air dari mata air yang jaraknya sekitar 50 meter di daerah bawah. ‘’Mata air adanya berapa puluh meter di bawah sehingga harus menggunakan mesin untuk menaikkan. Baru sekitar satu bulan musim kemarau, tapi air mulai sulit didapat,’’ katanya.

Ia menambahkan, biasanya masyarakat menggunakan air yang ditampung saat hujan. Air hasil tampungan yang sudah didiamkan berapa hari bisa digunakan masyarakat untuk keperluan sehari-hari. Khawatir tidak mendapatkan air bersih saat kemarau, warga bergerak untuk mengantisipasi.

Belum Kekurangan

Sementara itu Camat Karanganyar, Djumarno, mengatakan wilayah kerjanya memang masuk dalam daerah rawan kekeringan bila musim kemarau panjang. Meski kekeringan belum sepenuhnya terjadi, namun antisipasi terhadap kekurangan air perlu dilakukan sedini mungkin.

‘’Di mata air dan sumber air di wilayah Karanganyar baru turun debit airnya, sehingga belum terjadi kekurangan. Namun antisipasi dan pemberian cadangan air sudah mulai dilakukan oleh BPBD,’’ katanya.

Sementara itu, Camat Karangmoncol, Slamet Prihono, mengatakan pendataan desa yang rawan terhadap bencana kekeringan di wilayah kerjanya sudah mulai dilakukan.

Jadi pemetaan daerah kekurangan air bisa cepat diantisipasi nantinya. Selain itu untuk mengantisipasi tanaman palawija, para petani mulai menyiapkan sumur-sumur cadangan.

‘’Sumur cadangan selain untuk menyiram juga berfungsi untuk menyimpan air. Pasalnya, hujan masih turun meski intensitasnya sudah berkurang,’’ katanya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Priyo Satmoko, mengatakan untuk kemarau tahun ini pihaknya belum mendapat laporan dari masyarakat terjadinya kekeringan. Meski demikian pihaknya sudah bergerak untuk mendata wilayah mana yang berpotensi rawan kekeringan. (H82-17,47)

Post Date : 03 September 2013