Indocement Bangun Tiga Bank Sampah

Sumber:antarakalsel.com - 11 Desember 2014
Kategori:Sampah Luar Jakarta
Industri semen merk Tiga Roda PT. Indocement Tunggal Prakarsa Plant Tarjun, Kelumpang Hilir, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, bersama masyarakat sekitar pabrik membangun tiga bank sampah, sebagai upaya untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih.

Management Indocement Plant Tarjun, Teguh Iman Basoeki, Rabu mengatakan, tiga bank sampah yang dibangun yakni, Bank Sampah Mulia Desa Tarjun, Bank Sampah Mashurin Tiga Roda Desa Tarjun, dan Bank Sampah Andesla Desa Langadai.

"Kepedulian masyarakat terhadap keberadaan bank sampah tersebut harus terus ditingkatkan, baik melalui sosialisasi maupun program-program yang digulirkan oleh Bank sampah"katanya,

Misalnya program simpan pinjam, bayar tagihan listrik, atau bahkan digabungkan dengan program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), terangnya melalui siaran pers.

Langkah selanjutnya, kata Teguh, yakni meningkatkan pengetahuan para pengurus bank sampah tentang management yang baik, meningkatkan program-program pelayanan bank sampah, sosialisasi keseluruh desa binaan dan sekolah-sekolah terutama yang berada disekitar operasional pabrik semen.

Menurut dia, penerapan bank sampah ini banyak memberikan hasil positif, di antaranya, kondisi lingkungan desa kini terlihat lebih bersih, dan warga pun terbiasa disiplin dalam menjaga kebersihan di tempat sekitarnya. 

Lebih dari itu, warga mendapat manfaat ekonomis berupa nilai rupiah dari hasil penyetoran sampah ke bank sampah.

Ketua Bank Sampah Mulia, Rusminah, mengatakan, sejak didirikan 18 Januari 2014, bank sampah yang dikelola kelompoknya telah beranggotakan 100 orang, dengan omset terakhir Rp10.166.960. 

Latar belakang terbentuknya Bank Sampah mulia ini, menurut Rusminah, bermula dari keinginan memperbaiki kondisi lingkungan Desa Tarjun. Desa ini memiliki kepadatan penduduk yang yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini menimbulkan permasalahan lingkungan. 

Kepadatan penduduk yang tinggi, kata Rusminah, menyebabkan tingkat konsumsi masyarakat tinggi sehingga volume sampah yang dihasilkan juga tinggi. Berawal dari masalah itulah, imbuh Rusminah, pada 18 Januari 2014, atas dukungan manajemen PT ITP, dibentuk Bank Sampah Mulia.

Mekanisme pelayanan Bank Sampah Mulia, awalnya masyarakat mengumpulkan sampah dan memilahnya, kemudian membawanya ke bank sampah. Nasabah mengambil slip penyetoran sampah pada bagian administrasi/teller di bank sampah. Kemudian, nasabah menyerahkan slip setoran ke bagian penimbangan. 

Setelah sampah ditimbang, bagian penimbangan mencatat hasilnya pada slip setoran sampah nasabah. Setelah itu, bagian administrasi/teller mencatat hasil penimbangan berdasarkan slip setoran ke dalam buku tabungan nasabah dan buku induk bank sampah beserta nilai rupiah yang sudah ditetapkan. Petugas pun mengembalikan buku tabungan yang sudah tercatat di buku induk kembali ke nasabah.

Dia menambahkan, ada pula bagian keuangan yang menyimpan uang nasabah dan mengelola keuangan untuk kepentingan bank sampah. Nasabah dapat mencairkan dananya di bagian keuangan apabila membuat permohonan yang diketahui direktur bank sampah.

Direktur Bank Sampah Manshurin Tiga Roda, Suryana, mengatakan, saat ini nasabahnya tercatat 724 orang. Adapun saldo tabungan, terkumpul Rp13.365.000, milik 404 nasabah.

Sedangkan jenis sampah yang disetorkan, jelas dia, berupa,kaleng bekas, plastik,kertas, botol, aluminium, besi, aluminium dan aki.

Sementara itu, Direktur Bank Sampah Andesla, Adawiyah mengatakan, bank sampah yang dipimpinnya berdiri sejak 29 November 2013 di Desa Langadai. 

"Pada awal berdirinya, bak sampah kami hanya beranggotakan 20 orang dengan volume total sampah yang masuk 63,9 kg dan omset Rp100.0000. Namun, bank sampah ini terus berkembang, dan hingga setahun sudah mempunyai 117 nasabah, dengan omset Rp11.117.445," jelasnya.

Terbentuknya Bank Sampah Andesla, menurut Adawiyah, berawal dari keprihatinan sebagian warga Langadai terhadap belum terkelolanya timbunan sampah yang ada di desa. Selama ini sampah yang timbul masih dikelola masyarakat dengan cara dibakar ataupun dibuang ke sungai. 

Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan dan menurunnya nilai estetika.

Atas dasar itulah, Adawiyah dan kawan-kawan membentuk bank sampah, di bawah binaan manajemen PT ITP. 

Bank sampah ini merupakan strategi untuk membangun kepedulian masyarakat agar dapat berkawan dengan sampah.Bank sampah ini harus terintegrasi dengan gerakan 3R, sehingga manfaat langsung yang dirasakan masyarakat tidak hanya ekonomi kerakyatan yang kuat.


Post Date : 12 Desember 2014