35% Warga Boyolali Masih BAB Sembarangan

Sumber:Koran Sindo - 21 September 2011
Kategori:Sanitasi

BOYOLALI – Sekitar 35% dari 1 juta penduduk Boyolali masih suka buang air besar (BAB) sembarang. Faktor kebiasaan membuat mereka lebih suka BAB di sungai meski secara ekonomi mampu membuat jamban.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, dr Yulianto Prabowo mengatakan, masyarakat yang suka BAB sembarangan rata-rata tinggal di daerah yang terdapat aliran sungai. Daerah itu antara lain Kecamatan Kemusu, Sawit, dan Boyolali Kota.BAB di sungai atau di kebun menjadi kebiasaan yang berlangsung turun-temurun.“ Faktor utamanya justru kebiasaan. Kalau pantatnya nggak kena air, katanya nggak bisa keluar. Jadi justru bukan faktor ekonomi,”kata Yulianto, kemarin.

Dari total 267 desa dan kelurahan di Boyolali, baru delapan desa yang masyarakatnya 100% sudah BAB di jamban. Daerah itu adalah Desa Genting, Kembang Kuning,Kunti, Candi Gatak (Kecamatan Cepogo), Suroteleng dan Tarubatang (Kecamatan Selo),Ringinlarik (Kecamatan Musuk), serta Desa Trayu (Kecamatan Banyudono). Padahal perilaku BAB sembarangan memiliki dampak terhadap penyebaran penyakit menular. Selain itu juga membuat sanitasi lingkungan tercemar. Dinkes sendiri terus berupaya mengurangi angka BAB sembarangan.

Sesuai Millennium Developments Goals (MDGs), tahun 2012 mendatang 35% angka BAB sembarang diharapkan dapat ditekan separohnya. Salah satu upaya yang ditempuh yakni program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas) dari pemerintah pusat. Namun program baru dikhususkan untuk mengubah perilaku masyarakat. Sedangkan dari Pemkab Boyolali mengucurkan bantuan fisik berupa pembuatan jamban.

“Untuk menunjang program Pamsimas dari pemerintah pusat,setiap tahun kami juga memberikan bantuan 1.600 unit jamban kepada masyarakat,” katanya. Sedangkan anggaran yang dikeluarkan mencapai Rp800 juta. Anggota Komisi IV DPRD Boyolali Sri Susilo mengatakan, perlu dukungan berbagai pihak guna mengubah kebiasaan BAB sembarangan yang kini masih dilakukan sebagian masyarakat.

“ Upaya-upaya riil harus ditempuh agar masyarakat benar-benar menerapkan pola hidup sehat. Pemahaman dan perilaku hidup sehat harus diterapkan sejak kecil,”katanya. ary wahyu wibowo



Post Date : 21 September 2011