Trans-Kalimantan Terendam

Sumber:Kompas - 1 Maret 2013
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
Palangkaraya, Kompas - Menyusul terendamnya jalan trans-Kalimantan akibat banjir, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, Jumat, berencana menggunakan jalan layang Tumbang Nusa yang masih dalam proses pengerjaan. Meski belum selesai, jalan layang dinilai tak jadi masalah.

Menurut Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kalimantan Tengah Leonard S Ampung, di Palangkaraya, Kamis (28/2), kecuali truk, pengendara mobil pribadi dan sepeda motor lainnya boleh melintasi jalan layang tersebut. ”Para pengemudi truk harus bersabar dulu. Truk baru bisa lewat pekan ketiga atau keempat Maret depan,” ujarnya.

Saat ini, jalan trans-Kalimantan yang berada di Desa Tumbang Nusa, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, masih terendam banjir setinggi 70 sentimeter. Trans-Kalimantan menghubungkan Palangkaraya dengan Banjarmasin. Jalan ini kerap kebanjiran karena rawan luapan Sungai Kahayan dan Sebangau.

Leonard menjamin, meskipun belum selesai, jalan layang tersebut tak menimbulkan masalah. ”Tak ada masalah (meskipun digunakan). Aman. Pagar jalan layang yang belum selesai juga tak akan mengganggu para pengendara karena letaknya di pinggir,” tuturnya.

Leonard mengemukakan, belum diresmikannya jalan layang tersebut sebenarnya tidak menjadi masalah. ”Tujuan yang paling penting adalah warga bisa lewat karena banjir mengganggu aktivitas ekonomi,” ujarnya.

Sumba gagal panen

Akibat banjir selama tiga hari, lahan seluas 267 hektar milik warga Desa Rambangaru, Kecamatan Haharu, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, gagal panen. Banjir juga merendam pemukiman sehingga 1.600 warga terancam kehilangan tempat tinggal.

Ketua Yayasan Koordinasi Pengkajian dan Pengelolaan Sumber Daya Alam Sumba Tony Awang mengatakan, banjir terjadi akibat posisi desa yang berada di dataran rendah sehingga air dari dataran tinggi tumpah ke desa.

Maraknya truk pengangkut pasir besi dengan tonase yang berlebihan, ditambah hujan deras, menyebabkan jalur selatan Jawa Tengah, mulai dari perbatasan Jawa Barat hingga Kabupaten Kebumen, rusak parah.

Hal itu diungkapkan Kepala Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Jawa Tengah Wilayah Cilacap Edy Gunawan. Menurut dia, lemahnya koordinasi di antara lembaga terkait menyebabkan jalur-jalur tersebut seolah bebas dilintasi kendaraan bermuatan hingga tiga kali lipat dari beban jalan maksimal.

”Jika setiap saat dilintasi kendaraan dengan muatan berlebih, jalur tersebut sudah pasti akan rusak sebelum waktunya,” kata Edy. (BAY/KOR/GRE)



Post Date : 01 Maret 2013