46.614 Orang Terpaksa Mengungsi

Sumber:Kompas - 03 Februari 2007
Kategori:Banjir di Jakarta
Jakarta, Kompas - Banjir yang terus meluas di Jakarta memaksa 46.614 warga untuk meninggalkan rumah mereka dan mengungsi ke posko-posko pengungsian terdekat, Jumat (2/2). Banjir menggenangi 33 kecamatan akibat hujan lebat selama 12 jam dan kiriman air dengan debit yang besar dari selatan.

Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso mengatakan, jumlah pengungsi paling besar terdapat di Jakarta Selatan, yang mencapai 20.358 orang. Para pengungsi itu tersebar di Kelurahan Bukit Duri, Kecamatan Tebet, Kelurahan Petogogan, dan Kecamatan Pesanggrahan.

Pengungsi lainnya tersebar di Jakarta Timur yang mencapai 13.780 orang, Jakarta Barat (8.460 orang), dan Jakarta Pusat mencapai 4.016 orang. Sementara, data pengungsi di Jakarta Utara belum didapatkan.

Pengamatan Kompas, para korban banjir di Petamburan harus dievakuasi dengan menggunakan perahu karet karena luapan Kali Krukut menggenangi permukiman penduduk dengan ketinggian 1,5 meter sampai tiga meter. Korban banjir di gang- gang sempit harus dievakuasi dengan ban dalam truk karena perahu karet tidak dapat masuk.

Evakuasi itu dilakukan oleh personel Tentara Nasional Indonesia (TNI), polisi, tim SAR, dan petugas Tramtib DKI Jakarta. Evakuasi dilakukan sejak pagi hari sampai sore karena banyak warga yang terjebak di tengah- tengah banjir.

Para pengungsi mendapat pasokan makanan dari dapur umum setempat atau kiriman nasi kotak dari dapur umum yang lain. Sutiyoso mengatakan, Crisis Center DKI Jakarta sudah mengirimkan 16.500 kotak nasi kepada para pengungsi. Jumlah nasi yang dikirimkan akan ditambah sesuai dengan kebutuhan.

Menurut Lurah Karet Tengsin, Saukani, posko pengungsi di kelurahannya belum memiliki cadangan bahan makanan. Untuk makan siang dan malam bagi pengungsi, posko di kelurahannya masih mengandalkan pasokan dari dapur umum di tingkat kecamatan. "Kami masih mengharapkan sumbangan bahan pangan dari para donatur. Selain itu, diperlukan juga pakaian dan beberapa keperluan dasar lain bagi para pengungsi," kata Saukani.

Selain mengungsi di posko pengungsian resmi, para korban banjir ada yang mengungsi di masjid, gereja, dan sekolah-sekolah terdekat. Ada juga posko pengungsian yang didirikan oleh partai-partai politik.

Menurut Rahman, pengungsi di Petamburan, masalah yang paling krusial di posko-posko pengungsian adalah minimnya ketersediaan kamar mandi dan toilet. Selain itu, ketersediaan obat- obatan juga terbatas sehingga masyarakat masih sering harus membeli di apotek.

Sementara itu, untuk mengatasi dampak banjir, Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta mengoperasikan 80 unit pompa bergerak ke berbagai kawasan. Kawasan yang sungai terdekatnya sudah surut, tetapi masih tergenang, akan dibantu dengan pompa untuk membuang air.

Kepala DPU DKI Jakarta Wisnu Subagio Yusuf mengatakan, pihaknya juga memberlakukan sistem buka tutup pintu-pintu air guna mengurangi beban banjir di suatu kawasan tertentu. Sistem itu terbukti dapat menahan air banjir agar tidak menggenangi jalan Istana Merdeka lagi.

Pengungsi di Jakarta Utara tersebar di sekitar 10 tempat, paling banyak di Sukapura Kecamatan Cilincing dan enam kelurahan di Koja. Genangan air yang mencapai setinggi dada hingga leher orang dewasa itu menyebabkan ribuan orang mengungsi, sebagian besar mereka ditampung di rumah-rumah ibadah dan kantor lurah. (cal/eca)



Post Date : 03 Februari 2007