50 Persen Produksi Air PDAM Pangkal Pinang Terbuang

Sumber:Kompas - 14 Juni 2005
Kategori:Air Minum
Palembang, Kompas - Sekitar 50 persen dari kapasitas produksi air baku Perusahaan Daerah Air Minum Kota Pangkal Pinang terbuang. Sebagian dari air hasil olahan itu digunakan untuk membersihkan filter penyaringan air yang tersumbat lumpur.

Demikian dikemukakan Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Pangkal Pinang Budi Darmasetiawan, Senin (13/6). Kualitas air baku produksi PDAM belum memenuhi standar karena tingkat kekeruhan air melampaui 1.000 NTU (nephelometric turbidity unit). Ambang kekeruhan air yang ditoleransi adalah 200 NTU.

Budi mencontohkan, air yang terbuang di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kolong Pedindang mencapai sepertiga dari debit air 95 liter per detik.

"Kalau filter tidak dibersihkan, penyaringan air tidak bisa dilanjutkan," tuturnya.

PDAM Pangkal Pinang memiliki empat IPA, yaitu IPA Mangkol-debit 15 liter per detik, IPA Kolong Pedindang (95 liter per detik), IPA Bacang (20 liter per detik), dan IPA Kaceh Perumnas-kini tidak beroperasi karena tercemar lumpur.

Ia mengeluhkan maraknya penambangan timah yang mencemari hulu sumber air baku. Ia mengharapkan koordinasi antarpemerintah daerah terkait untuk mengatasi masalah pencemaran sumber air tersebut.

Budi menambahkan, pihaknya tengah mengkaji pembuatan IPA di Kolam Retensi Kacang Pedang dengan target debit lebih dari 300 liter per detik. Menurut rencana, pembuatan kolam retensi itu akan dibiayai dengan pinjaman Asian Development Bank (ADB)-jangka waktu pinjaman 20 tahun.

Dana pinjaman ADB dengan bunga sekitar 8 persen per tahun itu meliputi pembangunan instalasi dari hulu ke hilir.

Pengadaan kolam retensi yang ditargetkan beroperasi mulai tahun 2007 itu akan menggantikan fungsi empat IPA sebelumnya. Pengelolaannya diserahkan kepada pihak ketiga melalui proses tender.

"Pasokan dari empat IPA ke pelanggan nantinya dihentikan. IPA Bacang akan beralih fungsi sebagai penyuplai air untuk industri," kata Budi.

Kini jumlah pelanggan PDAM sekitar 4.500 sambungan. Tarif air bersih Rp 1.200 per liter, yang menurut Budi tidak memadai untuk menghasilkan air baku berkualitas. Untuk mendapatkan kualitas air yang memadai, perlu biaya produksi minimal Rp 3.500 per liter.

Pihaknya tengah mengkaji kemungkinan rasionalisasi karyawan PDAM untuk meningkatkan kinerja PDAM. Karyawan PDAM yang berjumlah sekitar 60 orang akan dipangkas menjadi 30-40 orang.

Wali Kota Pangkal Pinang Zulkarnain Karim beberapa waktu lalu mengimbau agar PDAM meninjau ulang rencana perampingan karyawan. Menurut dia, pengurangan karyawan tidak akan terlalu berpengaruh terhadap perbaikan kinerja PDAM.

"Persoalan utama PDAM adalah penyediaan air baku. Jadi, penyelesaiannya bergantung pada pembuatan kolam retensi. Pengurangan karyawan tidak akan terlalu banyak efeknya," kata Zulkarnain.

Perihal pencemaran air di hulu sumber air baku, Zulkarnain mengatakan, sudah saatnya pemerintah provinsi memfasilitasi koordinasi antarpemerintah daerah terkait untuk mengatasi persoalan pencemaran sumber air baku. (lkt)

Post Date : 14 Juni 2005