DKI Terapkan Teknologi Incinerator Sampah untuk Tekan APBD

Sumber:bisnis.com - 13 Juni 2014
Kategori:Sampah Jakarta
Pemprov DKI akan menerapkan sistem baru dalam pengolahan sampah dengan teknologi incinerator atau pembakaran sampah.

Teknologi tersebut diterapkan untuk menghemat anggaran sampah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI sebesar 69,2% atau Rp486 miliar dari total anggaran yang dikeluarkan senilai Rp702 miliar setiap tahunnya.

Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Saptastri Ediningtyas mengatakan selama ini pengelolaan sampah di Jakarta melewati beberapa tahap antara lain penyapuan dan pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan, dan pengolahan terakhir di TPST Bantar Gebang.

Dia menerangkan anggaran senilai Rp702 miliar tersebut mencakup penyapuan hingga TPST Bantargebang harus mengeluarkan biaya senilai Rp300.000 per ton. 

Dengan rincian, biaya penyapuan sampah Rp2.777 per meter per seginya untuk lokasi publik dan kawasan pemukiman.

Pengangkutan sampah dari penampungan sementara menuju tempat penampungan terakhir dengan menggunakan dua jenis kendaraan, yakni kendaraan tipe kecil Rp 22.393 per ton setiap hari dan kendaraan tipe besar Rp167.343 per ton per hari.

Pemprov DKI Jakarta juga harus membayar Rp123.000 per ton per hari kepada PT Godang Tua Jaya (GTJ) sebagai pihak swasta yang mengelola sampah di TPST Bantar Gebang.

Saat ini volume sampah yang dibuang ke TPST Bantargebang mencapai 6.500 ton sampah per hari dan biaya sampah setiap harinya mencapai Rp1,95 miliar.

"Kami menargetkan pada tahun 2016, volume sampah warga Jakarta yang diangkut ke TPST  Bantargebang hanya 2.000 ton per hari. Sebanyak 4.500 ton per hari sudah bisa diolah di dalam Jakarta menggunakan teknologi incinerator," ujarnya di Jakarta, Jumat (13/6/2014).

Nantinya, lanjut Tyas, pemprov akan membangun incinerator di lima wilayah Jakarta dan tempat pengolahan sampah  intermediate Treatment Facility (ITF).

Teknologi incinerator tersebut diterapkan di tingkat kelurahan dan kecamatan sehingga sampah-sampah langsung dimusnahkan tanpa harus dibawa terlebih dahulu ke TPST Bantar Gebang.

"Tentunya dengan incinerator lebih  ramah lingkungan. Memang sudah strategi ke depan seperti itu sehingga tidak terlalu banyak mengangkut ke Bantar Gebang," kata Tyas.

Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama menuturkan akan menganggarkan pembangunan ITF dalam APBD 2015 sebab lelang dalam pengadaan teknologi tersebut bermasalah.

Rencana penerapan teknologi tersebut memang telah lama direncanakan tetapi hingga saat ini belum dapat direalisasikan.

"ITF kami anggarkan di tahun depan. Lelang bermasalah, semoga DPRD enggak halangi. Proses pembangunan ITF ini butuh 3 tahun," tutur Ahok.

Teknologi tersebut diterapkan agar dapat menekan biaya sampah setiap tahunnya yang harus dibayar oleh Pemprov DKI.
"Kami rencana tidak ada lagi angkut sampah ke TPST Bantar Gebang karena angkutnya butuh biaya, belum lagi kalau macet nambah ongkos," ucapnya.

Mantan Bupati Belitung Timur ini menambahkan pengujian teknologi incinerator akan dilakukan di pasar-pasar yang dinaungi oleh Perusahaan Daerah (PD) Pasar Jaya karena banyak sekali sampah yang dihasilkan dari sampah.

"Tujuannya apa, kami tidak bayar per ton lagi sampah datang. Kalau bayar per ton, semua orang senang tetapi kalau bayar per kinerja, dia akan berusaha supaya sampahnya habis," kata Ahok. 


Post Date : 17 Juni 2014