Hari Bumi, mahasiswa sembah gunungan sampah di titik nol

Sumber:merdeka.com - 22 April 2014
Kategori:Sampah Luar Jakarta
Memperingati hari bumi, puluhan mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta melakukan aksi solidaritas terhadap bumi yang kian lama kian rusak kepada warga di titik nol Malioboro, Selasa (22/04). Kondisi bumi yang kian tandus menurut para mahasiswa yang tergabung dalam Mahasiswa Seni Pencinta Lingkungan ini disebabkan karena sampah dan juga semakin hilangnya tanaman di sekitar.

Dalam aksi tersebut mereka mengenakan kostum ala manusia sampah sebagai kritik terlalu banyak sampah yang tidak dikelola dengan baik. Mereka membawa gunungan sampah yang terdiri dari plastik bekas minuman sachet, botol plastik bekas minuman dan juga sampah plastik rumah tangga lainnya.

Menurut Pius Satria, koordinator aksi, sampah-sampah yang mereka gunakan dalam aksi tersebut didapat dari sampah yang dibuang sembarangan di sekitaran kampus ISI yang mereka kumpulkan sejak satu bulan lalu.

"Salah satunya yang membuat kita berpikir untuk menyelamatkan bumi, karena sampah yang sudah tidak terbendung lagi, ini yang kami gunakan adalah sampah dari sekitaran kampus kami sejak satu bulan lalu, ini baru satu bulan dan di kampus saja," kata Pius di sela-sela aksi di titik nol Malioboro, Selasa (22/04).

Baginya permasalahan sampah harus segera dipikirkan bersama, jangan sampai bumi hanya dipenuhi sampah.

"Jangan sampah bumi ini hanya dipenuhi sampah," pungkasnya.

Selain melakukan aksi teatrikal dengan melakukan penyembahan terhadap gunungan sampah, para mahasiswa juga membagikan 150 bibit pohon secara gratis kepada pengguna jalan. Hal tersebut dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menyelamatkan bumi yang kian tandus.

"Kami juga bagikan bibit pohon, supaya masyarakat juga teredukasi, mau ikut menanam pohon untuk menyelamatkan bumi kita," ujarnya.

Sementara itu, Naning salah satu pengendara motor di Jalan Malioboro yang menerima bibit pohon mengatakan mendukung aksi menyelamatkan bumi yang dilakukan mahasiswa. Namun disayangkan, Naning mengaku bingung menerima bibit pohon karena tidak memiliki lahan untuk menanamnya.

"Kalau ada bibit pohonnya, tapi saya nggak ada tempat buat nanam, ya repot ya mas," kata Naning.


Post Date : 23 April 2014