Air Baku Jadi Masalah Klasik di DKI

Sumber:KOMPAS.com - 8 Desember 2014
Kategori:Air Minum
Ketersediaan air baku diperkirakan masih menjadi salah satu masalah penyediaan air bersih di Ibu Kota pada 2015. Pendangkalan saluran, kebocoran, serta kerusakan infrastruktur membuat distribusi tak optimal. Pemerintah diharapkan memperbaikinya secara menyeluruh dari hulu ke hilir.

Hingga kini, Jakarta masih menggantungkan mayoritas pasokan air bakunya dari Waduk Ir H Djuanda di Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta. Namun, kondisi saluran induk Tarum Barat, infrastruktur utama yang mengalirkan air ke Jakarta, masih rusak. Kerusakan tanggul, pintu air, dan fasilitas lain terus berulang.

Presiden Direktur PT Aetra Air Jakarta Mohamad Selim, di Jakarta, Jumat pekan lalu, mengatakan, air baku yang dipasok dari Jatiluhur ke Jakarta mencapai 9.200 liter per detik dalam kondisi normal. Namun, debit air justru turun saat musim hujan. Satu pekan lalu, misalnya, air baku hanya 3.000-4.000 liter per detik.

Selim mengatakan, pasokan air baku bahkan pernah mencapai nol liter per detik pada tahun-tahun sebelumnya. ”Kami berusaha mengangkut sampah secara manual. Namun, jumlah sampah yang bisa diangkut hanya seperempat dari jumlah keseluruhan,” ujarnya.

Mengatasi hal itu, Selim sudah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait. Namun, dinas terkait menyatakan baru bisa menyelesaikan persoalan pada 2016.

”Jadi, tahun depan, masalah yang kita hadapi kurang lebih sama atau mirip dengan masalah tahun ini,” kata Selim.

Rika Anjulika, Manajer Komunikasi PT Aetra Air Jakarta, salah satu operator air bersih di DKI Jakarta menambahkan, kepedulian sebagian warga Jakarta dan sekitarnya untuk menjaga lingkungan masih kurang sehingga memengaruhi kualitas air baku. Warga yang tinggal di bantaran sungai, misalnya, kerap membuang sampah dan limbah ke dalam sungai. Akibatnya, kualitas air baku menurun karena warnanya keruh, berbau, dan dipenuhi kuman penyakit.

Selain itu, perilaku warga yang kerap mengambil air dengan membocorkan pipa air juga memengaruhi pelayanan penyediaan air baku kepada warga yang berhak. Saat ini, tingkat kebocoran pipa air PT Aetra Air Jakarta mencapai 41,7 persen atau sebanyak 3.000 titik kebocoran.


Post Date : 10 Desember 2014