Banjir di Sumsel Meluas

Sumber:Kompas - 20 Februari 2013
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
PALEMBANG, KOMPAS - Banjir akibat luapan anak-anak Sungai Musi di Sumatera Selatan meluas. Banjir merendam 20.094 rumah warga di enam kabupaten. Hingga Selasa (19/2) dilaporkan 600 jiwa terpaksa mengungsi.

Kejadian ini disebut-sebut terparah dalam lima tahun terakhir. Kabupaten Musi Banyuasin menetapkan tanggap darurat banjir.

Di Desa Nagasari, Kecamatan Muara Kuang, Kabupaten Ogan Ilir, Sumsel, banjir merendam sekitar 100 hektar sawah warga yang siap panen. Akibatnya, sekitar 50 hektar di antaranya dipastikan gagal panen. ”Warga berusaha memanen yang masih bisa diselamatkan,” kata Kepala Desa Nagasari M Sahili (40).

Banjir di Muara Kuang telah berlangsung selama tiga hari terakhir dengan ketinggian air 1-2 meter.

Banjir di Sumsel kembali meningkat seiring meningkatnya curah hujan pada pertengahan Februari ini. Luasan dan ketinggian banjir meningkat dari banjir awal Januari lalu.

Kepala Dinas Sosial Provinsi Sumsel Apriyadi mengatakan, enam kabupaten yang wilayahnya dilanda banjir adalah Kabupaten Ogan Ilir, Musi Banyuasin, Musi Rawas, Ogan Komering Ilir, Ogan Komering Ulu Timur, dan Kabupaten Muara Enim. ”Banjir ini merupakan siklus banjir besar lima tahunan di Sumsel,” katanya.

Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin menetapkan tanggap darurat yang berlangsung 14 hari karena parahnya bencana banjir. Banjir di Kabupaten Musi Banyuasin melanda enam kecamatan dengan ketinggian hingga 1,5 meter atau meluas dari banjir pada awal tahun yang melanda dua kecamatan. Banjir terparah terdapat di Desa Air Baluy, Kecamatan Sangadesa, yang merendam sekitar 130 rumah. Sebanyak 600 warga terpaksa mengungsi karena rumah panggung mereka terendam air.

Dinas Sosial Sumsel telah menyalurkan dana bantuan lebih kurang Rp 1 miliar di tiga kabupaten yang terlanda banjir, yaitu Banyuasin, Musi Banyuasin, dan Musi Rawas. Selain itu, disalurkan pula beras sebanyak 55 ton dan bantuan tanggap darurat lainnya.

Apriyadi mengatakan, ancaman meluasnya banjir masih besar sebab curah hujan di Sumsel masih tinggi. Banjir dikhawatirkan mengganggu perekonomian penduduk jika terjadi lebih dari satu bulan. Hal ini karena warga di daerah banjir akan sulit mengolah lahan. Sebagian besar daerah banjir di Sumsel merupakan daerah persawahan, kebun karet, dan kebun sawit.

Luapan Bengawan Solo hingga Selasa juga masih menggenangi beberapa wilayah di Kabupaten Bojonegoro, Tuban, Lamongan, dan Gresik, Jawa Timur. Pergerakan warga terganggu karena akses jalan terputus.

Perahu menjadi andalan sebagai sarana transportasi. Akses jalan yang terendam air setinggi 1 meter itu membelah wilayah Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro, seperti Desa Kalisari dan Tanggungan.

Perahu penyeberangan yang mestinya berpangkalan di bantaran Bengawan Solo dipindahkan di areal lahan dekat tanggul di Babat di dekat akses menuju Kalisari dan Tanggungan.

Relokasi

Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono saat mengunjungi lokasi banjir dan longsor di Manado, Sulawesi Utara, kemarin, meminta Pemerintah Kota Manado bertindak tegas memindahkan masyarakat yang tinggal sepanjang bantaran daerah aliran Sungai Tondano. Relokasi warga merupakan hal mendesak untuk mengurangi risiko bencana akibat banjir dan tanah longsor.

Agung juga menyalurkan bantuan dari Kementerian Sosial kepada ribuan korban banjir dan longsor berupa uang senilai Rp 1,5 miliar dan sejumlah bahan pangan serta selimut.

Bencana tanah longsor, banjir, dan angin puting beliung di Sulut yang terjadi pada Minggu lalu menewaskan 17 orang. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Sulut Hoyke Makawarung mengatakan, bencana di daerahnya tergolong besar dan menyebar di puluhan lokasi. (ACI/IRE/ZAL)

Post Date : 20 Februari 2013