Olah Sampah Jadi Barang Berharga

Sumber:radartasikmalaya.com - 17 Februari 2014
Kategori:Sampah Luar Jakarta

Camat Kawalu, Jalal mengaku senang kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan semakin meningkat. Dia meminta agar setiap kelurahan di Kecamatan Kawalu bisa menggerakan masyarakatnya seperti di Sindanggalih. 

“Kami ucapkan terima kasih kepada masyarakat yang telah peduli lingkungan. Dalam rangka pengelolaan sampah, saya ingin tiap kelurahan semua ada kegiatan seperti ini,” ujarnya, saat beberesih di Sindanggalih Kelurahan Gunung Gede Kecamatan Kawalu, kemarin (16/2).

Lurah Gunung Gede, Kokom Komar tak kalah bangga. Warganya mampu berbuat lebih baik untuk lingkungan. Memanfaatkan sisa limbah rumah tangga dan sampah plastik menjadi barang bernilai. 
“RW 3 ini adalah contoh yang harus diikuti oleh RW lain. karena masih banyak RW lain yang belum melakukan hal seperti ini,” katanya. 

Sementara itu Ketua RW 03 Sindanggalih Kelurahan Gunung Gede Kecamatan Kawalu, Ari Mustofa mengatakan, pengurus hanya menyediakan fasilitas. Selebihnya warga sendiri yang berkreasi membuat beragam pernak-pernik dan barang-barang untuk keperluan rumah tangga. Seperti membuat pestisida dari puntung rokok dan pupuk cair dari minyak goreng yang dicampur bahan-bahan lain. 

“Kalau bagi saya kan yang penting warga ada kemauan, ya kita hanya memfasilitasi saja,” terangnya.  
RW 03 Kelurahan Gunung Gede pernah menjadi juara kedua saat expo pengolahan sampah di Ramayana beberapa waktu lalu. Atas prestasi itu, kelompok masyarakat pengelola sampah ini mendapat reward berupa satu unit kendaraan roda tiga pengangkut sampah dari Dinas Ciptakarya Tata Ruang dan Kebersihan. 

“Sebenarnya kita memang sudah sejak lama berencana membangun bank sampah. Hanya dulu terkendala modal. Kebetulan waktu itu dinas membuka pendafaran kita langsung ikut. Ini kita baru lima bulan berdiri,” katanya. 

Diakui Ari, awalnya masyarakat kurang merespon terhadap gerakan mengelola sampah. Namun kini setelah melihat keberhasilan pengelolaan. Justru warga berlomba mengumpulkan sampah untuk ditabung di bank sampah. Pertanda kesadaran masyarakat mulai bangkit. 

“Awalnya memang agak susah menggerakan warga. Yang nabung sampah juga harus jemput bola. Sekarang, sudah kelihatan hasilnya warga datang sendiri-sendiri mengantarkan sampah ke bank,” jelas Ari. 



Post Date : 18 Februari 2014