Tersandera Sampah di Teluk Naga

Sumber:Jurnal Nasional - 01 Maret 2013
Kategori:Sampah Luar Jakarta
BAU menyengat dan pemandangan kotor dari sampah yang menggununung mengusik kenyaman Mohamad Guntur. Tak hanya dirinya, warga sekampungnya juga mengeluhkan kendala serupa. Mereka tinggal di Desa Kohot, Tanjung Burung Kecamatan Pakuhaji, Tangerang. Kawasan ini biasa dikenal masyarakat dengan daerah Teluk Naga.

Guntur menuturkan, gundukan sampah yang menumpuk di pesisir pantai Tanjung Burung merupakan sampah kiriman dari Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Tangerang dan Bogor yang mengalir melalui Sungai Cisadane kemudian bermuara di Tanjung Burung. Volume sampah akan makin meningkat jika terjadi hujan.

"Hujan deras yang terjadi dalam dua bulan terakhir ini membuat volume sampah semakin meningkat di pesisir Pantai Tanjung Burung," kata Guntur kepada Jurnal Nasional, belum lama ini.

Menurutnya, masalah tidak hanya pada gundukan sampah. Bau sampah dan lumpur kiriman juga dikeluhkan nelayan dan warga setempat. Meskipun telah dilaporkan kepada pemerintah daerah setempat, tapi belum ada langkah dari Dinas Kebersihan Kabupaten Tangerang untuk mengangkut sampah di sepanjang bibir pantai.

"Dinas Kebersihan tidak mau membersihkan sampah. Yang mereka kerjakan cuma menanam pohon di pingir jalan," kata Guntur.

Kepala Bidang Lingkungan dan Informasi Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Tangerang, Karnata mengakui, gundukan sampah tidak hanya berada di Tanjung Burung. Tapi sampah berserakan hampir terjadi pada ratusan titik pesisir pantai utara sepanjang 51 kilometer.

"Pantura dari Dadap sampai Kronjo sepanjang 51 KM, sudah dipenuhi sampah,"kata Karnata dihubungi Jurnal Nasional, kemarin.

Menurutnya, sampah yang berada di sepanjang pesisir pantai Pantura, berasal dari sampah yang datang dari Sungai Cisadane yang kemudian bermuara. Sampah Sungai Cisadane berasal dari masyarakat yang bertempat tinggal di Tangerang. Sampah yang telah sampai di muara sungai, kembali di hantam oleh gelombang laut yang menggiringnya ke pantai.

Kata dia, belum tertanggulanginya sampah di pantai utara, karena kurangnya armada pengangkut sampah. Dinas Kebersihan setempat bergerak lamban untuk mengangkut sampah di pesisir pantai, karena minimnya armada pengangkut sampah.

Langkah saat ini, dilakukan program gerakan kebersihan yang melibatkan warga demi mengatasi sampah di pesisir pantai. "Penanggulan sampah di pantura juga melibatkan masyarakat," kata Karnata.

Pengiat lingkungan hidup Tangerang, Romly Revolvere mengatakan, tumpukan sampah di sepanjang pantai utara, paling marak berada di Tanjung Burung, Teluknaga. Hingga detik ini, masalah tersebut belum mendapatkan perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Tangerang. Sampah pun berserakan di Desa Kohot, Tanjung Burung, Pakuhaji yang berbatasan dengan Tanjung Burung, Teluknaga.

"Pantura seperti lautan sampah. Posisi pantai yang persis berada di muara Sungai Cisadane menyerupai tempat pembuangan sampah ilegal," kata Romly.

Menurutnya, gundukan sampah di pesisir pantai sudah lama terjadi. Apalagi, volume sampah di bibir pantai yang dikirim dari Sungai Cisadane semakin bertambah di saat musim hujan. Muara pantai Tanjung Burung akhirnya dipenuhi sampah yang sangat mengganggu masyarakat dan lingkungan pantai setempat.

"Hampir setiap hari kiriman sampah terus terjadi, terlebih disaat terjadi banjir bandang akibat meluapnya Sungai Cisadane," kata Romly.

Dengan terus meningkatnya volume sampah di pesisir pantai. Kondisi pantai semakin rusak, karena tumpukan sampah tersebut sulit untuk dikelola, sampah dari berbagai jenis tersebut akhirnya menumpuk begitu saja sepanjang bibir pantai Tanjung Burung.

Selain menyebabkan kerusakan pantai, menurutnya, sampah di muara sungai juga menyulitkan para penggiat lingkungan untuk melakukan upaya konservasi berupa penanaman mangrove di lokasi tersebut.

Kerusakan yang terjadi di pantai utara Tangerang dalam kurun waktu lima tahun terakhir, sangat memprihatinkan. Dari 27 titik pantai yang rusak, panjang pantai telah menyusut hingga 14,4 kilometer akibat abrasi. Apalagi, permasalahan sampah di bibir pantai, tidak mendapatkan perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Tangerang.

"Pemkab Tangerang seakan menutup mata terhadap kondisi ini. Padahal gundukan sampah ini telah terjadi bertahun-tahun, namun tidak pernah ada perhatian serius," kata dia. Timur Arif Riyadi

Post Date : 01 Maret 2013