Banjir Kian Mengancam

Sumber:Kompas - 25 Oktober 2013
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
PEKANBARU, KOMPAS —Meskipun puncak musim hujan belum tiba, banjir terus mengancam sejumlah wilayah di Sumatera. Setelah Kota Padang, Sumatera Barat, banjir kini mengancam sejumlah wilayah di Riau, Pekanbaru. Padahal, banjir masih menggenang di Langkat, Sumatera Utara.

Hingga Kamis (24/10) malam, banjir yang sudah berlangsung dua pekan menggenangi ribuan rumah di dua kecamatan di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, yakni Kecamatan Hinai dan Kecamatan Tanjungpura, baru menyusut sekitar 15 sentimeter. Padahal, ketinggian air semula lebih dari 1 meter.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Langkat Agus Salim mengatakan, banjir diperkirakan surut 2-3 hari ke depan setelah air laut pasang sehingga air sungai bisa mengalir kembali ke laut.

Sebagaimana dilaporkan, banjir terjadi akibat Sungai Batang Serangan meluap dan tanggul di dua kecamatan tersebut pecah. Selain itu, air sungai juga tidak bisa mengalir karena terhalang air laut pasang. Akibat air tidak mengalir, bau busuk merebak. Namun, meski ada bau busuk, banyak warga terpaksa bertahan. Selain bau busuk, dilaporkan juga sejumlah binatang, seperti lintah, masuk rumah warga. Warga kini mengeluh karena mulai terkena masuk angin, perut kembung, sakit kepala, hingga kutu air.

Tinggi air sedada

Akibat hujan di Sumatera bagian utara yang terus mengguyur sebagian wilayah kota di Riau, terutama di Kota Pekanbaru dan Kabupaten Kampar, selama tiga hari terakhir, sejumlah lokasi terendam banjir. Tiga perumahan di sekitar wilayah Pekanbaru dan perbatasan Kabupaten Kampar tergenang air dari ketinggian 40 cm sampai 1,5 meter.

Dari pantauan, pada Kamis dini hari tinggi genangan air di Perumahan Fauzan Asri di Jalan Rawa Bening, Kecamatan Marpoyan, Kota Pekanbaru, sempat mencapai 1,5 meter. Sekitar 70 keluarga pun terpaksa mengungsi ke pinggir jalan yang memiliki kontur tanah lebih tinggi dari perumahan.

”Sejak maghrib lalu, hujan terus turun tanpa henti. Pada tengah malam, air mulai masuk ke rumah. Jelang pagi, ketinggian air sampai sedada,” ujar Dodi Hidayat, warga Fauzan Asri, yang ditemui di lokasi. Menurut dia, Kamis siang ketinggian air menyusut. Namun, air masih setinggi 1 meter.

Di Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, perumahan Cendana juga sempat terendam air hingga sepinggang orang dewasa. Genangan di perumahan ini lebih disebabkan saluran drainase yang kecil. Banjir juga terjadi di pinggiran Kota Pekanbaru, yakni di Perumahan Nuansa Putri II di Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar. Rabu malam, saat turun hujan, tinggi air mencapai lebih dari satu meter.

Staf Analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Pekanbaru, Sanya Gautami, mengatakan, wilayah Riau memang sudah memasuki musim hujan. Namun, puncak musim hujan baru terjadi pada pertengahan November.

”Hujan akan terkonsentrasi di wilayah barat, tengah, dan utara Riau. Daerah yang terkena dampak hujan adalah Kampar, Pekanbaru, Pelalawan, Dumai, Rokan Hilir, dan RokanHulu. Rabu malam, Pekanbaru diguyur hujan dengan kapasitas sedang, sekitar 38 milimeter.Dalam dua hari ke depan, peluang hujan masih sama,” katanya.

Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Riau Fahmi Usman mengatakan, pihaknya sudah menganggarkan dana penanggulangan bencana sebesar Rp 10 miliar dari kas APBD. Dana tersebut sewaktu-waktu akan dikeluarkan jika ada bencana.

Puting beliung

Sementara itu, puting beliung melanda sejumlah wilayah. Puting beliung tidak hanya merusak ratusan rumah di Desa Srikaton, Kecamatan Kayen, Pati, Jawa Tengah, tetapi juga di Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Angin dan gelombang tinggi juga menyebabkan tiga perahu nelayan karam karena terempas ombak yang datang dari buritan saat menjelang Plawangan Puger, Jember, Jawa Timur.

Akibat angin kencang, nelayan di perairan Kalimantan Barat diminta waspada. (SAH/HEN/AHA/SIR/CHE/SEM)


Post Date : 25 Oktober 2013