Pemkot Tangsel Bohongi Warga TPA Cipeucang

Sumber:Jurnal Nasional - 18 Februari 2013
Kategori:Sampah Luar Jakarta
WARGA yang tinggal di sekitar TPA Cipeucang, Serpong, Kota Tangerang Selatan, merasa dibohongi pemerintah daerah setempat. Janji pemda menyediakan alat canggih pengelolahan sampah ternyata hanya omong kosong. Terbukti, bau dan air sampah masih menyereuak dan meresahkan warga.

Yanti, warga Kelurahan Serpong, Kecamatan Serpong RT 03 RW 04 mengatakan, bau sampah dari TPA Cipeucang dalam enam bulan terakhir ini sangat menganggu penduduk sekitar. Air dari pembuangan sampah pun meresahkan warga jika mengalir ke rumah warga saat hujan deras yang jaraknya sekitar 100 meter dari rumah. "Bau sampah TPA Cipeucang menganggu pernapasan dan air sampah menyebabkan penyakit," kata Yanti kepada Jurnal Nasional, Sabtu (16/2).

Yanti menuturkan, sebelum ada TPA Cipeucang, ratusan warga berinisiatif menolak pembangunan TPA. Jika tidak salah, sudah dua kali warga sekitar menggelar demo: minta TPA itu ditutup. Alasannya, bau sampah di TPA itu meresahkan.

Namun, pemerintah daerah mengetahui kabar penolakan itu dan mengajak warga bermusyawarah. Penduduk diberitahu bahwa mesin pengelolaan sampah modern segera didatangkan dan tidak akan menganggu warga. Janji anak buah Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany itu pun dirasa melegakan warga. "Alat canggih itu akan didatangkan dari Jerman," kata Yanti.

Lama menunggu, mesin pengelola sampah canggih yang dijanjikan Pemkot Tangsel ternyata tidak di sekitar TPA Cipeucang. Penduduk yang sebelumnya berniat berdemo diberi uang oleh oknum pemda setempat. Lambat laun, warga tidak lagi kompak dan bau sampah makin tidak terkendali. Pernapasan warga terganggu. Bahkan, ada warga yang terkena penyakit akibat air sampah. "Pemkot Tangsel membohongi kami," kata ibu dua anak itu, kesal.

Ridha, warga lain, menuturkan, mereka kadang sering sesak napas menghirup bau sampah dari TPA Cipeucang. Bau busuk sampah itu makin parah saat musim hujan atau saat angin berdesir. Tanah yang becek membuat bau sampah menguap, karena sampah tersebut diolah dengan sistem sanitari renvill. "Makan pun, kami tidak berselera, karena bau sampah menyeruak," kata warga RT 03 TW 04 Kelurahan Serpong ini.

Sementara itu, Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kota Tangerang Selatan, Rahman Salam, mengatakan, bau dan air sampah yang menganggu warga sekitar TPA Cipeucang merupakan masalah serius. Sistem pengolahan sanitari renvill perlu dilakukan pemeriksaan ulang karena dikhawatirkan juga mencemari Sungai Cisadane. "Jangan sampai TPA mencemari lingkungan. Air lindi yang berbahaya akan mencemari sungai," kata Rahman saat dihubungi Jurnal Nasional, kemarin.

Pengamat Sampah Perkotaan, Sodiq Suhardiyanto, mengatakan, dalam penanganan pengelolahan persampahan, langkah Pemkot Tangsel ceroboh. Meski telah memiliki TPA Cipeucang, namun pemda tidak mampu memberdayakannya. Apalagi warga telah menjadi korban bau dan air sampah. "Pemkot tidak harus menggunakan sanitari renvill di TPA Cipeucang. Seharusnya mereka mengikut program sampah mechanical biological treatment (MBT)," kata Sodiq.

Sodiq menjelaskan, pengelolaan mesin MBT di bawah naungan Direktorat Cipta Karya telah diikuti 20 daerah di Indonesia. Dengan sistem MBT, sampah tidak ditumpuk di TPA, melainkan dipilah dan dicacah. Ada yang dimanfaatkan sebagai kompos, listrik, biogas dan menghasilkan bahan unorganik yang dapat dimanfaatkan oleh pabrik semen. "MBT bisa memilah 60 ton sampah per jam," katanya. Sabaruddin


Post Date : 18 Februari 2013