DKI Diimbau Susun Peta Penyelamatan Krisis Air Baku

Sumber:kompas.com - 27 Maret 2013
Kategori:Air Minum

Forum Air Jakarta mendorong Pemerintah Provinsi DKI untuk segera menyusun peta jalan penyelamatan krisis air baku untuk air minum di DKI Jakarta. Peta jalan ini akan menjadi rekomendasi para pembuat kebijakan dan semua pemangku kepentingan serta operator air minum di Jakarta untuk mengambil langkah cepat dan tepat dalam membebaskan Ibu Kota dari ancaman krisis air baku.

"Jakarta saat ini sedang menghadapi krisis air minum karena kebutuhan air minum meningkat sementara pasokan air baku relatif sama. Peta jalan ini merupakan langkah awal untuk penanganan masalah air baku," kata Ketua Forum Air Jakarta Sri Widayanto Kaderi di Balaikota Jakarta, Selasa (26/3/2013).

Permasalahan krisis air baku di Jakarta, kata Sri Kaderi, antara lain karena tidak adanya jaminan kuantitas dan kualitas pasokan air baku untuk diolah diunit pengolahan air. Selain itu, kurangnya koordinasi antarlembaga dalam pengelolaan hulu-hilir sumber daya air sehingga solusi yang diambil bersifat jangka pendek dan parsial.

"Kami ingin mencari solusi bersama. Permasalahan air baku di Ibu Kota menjadi tanggung jawab bersama, baik Pemprov DKI maupun stakeholders, untuk mencari solusi dalam memastikan suplai air minum di Jakarta yang berkualitas," kata Sri Kaderi.

Sri melanjutkan, dengan jumlah penduduk mencapai 11,4 juta jiwa pada tahun 2010, DKI membutuhkan air 26.938 liter per detik. Namun, saat ini air yang tersedia hanya sekitar 17.800 liter per detik.

Oleh karena itu, saat ini defisit air di DKI mencapai 9.138 liter per detik atau, hampir 10 meter kubik per detik. DKI bergantung 80 persen pasokan air dari Saluran Tarum Barat yang membawa air baku dari Waduk Jatiluhur ke Jakarta.

Upaya pemenuhan air baku itu telah dirancang oleh Kementerian Pekerjaan Umum yang akan menyediakan air bersih sebesar 9 meter kubik per detik secara bertahap. Mulai tahun 2015 sebesar 4 meter kubik per detik.

Penataan ini diharapkan dapat meningkatkan asupan air baku ke Jakarta dari 16,1 meter per detik menjadi 3,11 meter kubik per detik untuk mencapai angka ideal 41,6 meter kubik per detik.

"Kami harap terobosan-terobosan itu muncul dalam peta jalan yang akan kita usung bersama," kata Sri Kaderi.



Post Date : 27 Maret 2013