Hanya 25% Sampah Kota Bisa Didaur Ulang

Sumber:medanbisnisdaily.com - 15 Agustus 2013
Kategori:Sampah Luar Jakarta

Sampah warga kota Medan pasca Lebaran yang dibuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Terjun Medan Marelan rata-rata perhari  mencapai 1.100 ton. Dari jumlah tersebut hanya sekitar 25% yang dipungut pemulung dari lokasi tersebut untuk dijadikan sebagai bahan daur ulang.

Petugas timbang sampah Unit Pelayanan Terpadu Daerah (UPTD) TPA Terjun Muhammad Iqbal yang ditemui MedanBisnis, Rabu (14/8) mengatakan, sampah yang diangkut setiap hari mencapai 1.100 ton berasal dari 21 kecamatan di Kota Medan dengan jumlah sebanyak 330 trip angkutan.
Tingginya jumlah sampai yang masuk ke TPA yang memiliki luas lebih kurang 18,5 hektare tersebut membuat petugas Dinas Kebersihan Kota Medan kelimpungan. Pasalnya, empat unit alat berat, berupa  dua unit buldozer ditambah masing-masing 1 unit wheel loader dan excavator, belum maksimal  meratakan sampah agar tidak menumpuk pada satu tempat. 

Untuk menghilangkan tumpukan yang menggunung, petugas kebersihan di UPTD PTA Terjun terpaksa membakar sampah yang sudah tidak dapat didaur ulang itu, sehingga dampaknya menimbulkan asap tebal.

Iqbal didampingi Pengawas TPA Terjun Ramli, menambahkan, sejak ditutupnya TPA Namubintang Jalan Jamin Gintig, akhir tahun lalu, jumlah pemulung di TPA Terjun bertambah hingga mencapai 400 orang. "Mereka berlomba memanfaatkan 25% sampah yang dapat di daur ulang untuk dijual ke penampung barang bekas," ujar Ramli. 
Bertambahnya para pemulung juga berdampak pada penghasilan mereka yang tidak lagi dapat setara dengan upah minimum provinsi.

Sabam Manohan, seorang pemulung yang ditemui MedanBisnis tidak membantah jika jumlah komunitas mereka dalam tahun ini bertambah hingga 400 orang. "Tahun lalu sebelum ditutup TPA Namubintang, jumlah pemulung di TPA Terjun hanya berkisar 300 orang, tetapi tahun ini sudah mencapai 400 orang," kata Sabam. 

Sabam menuturkan, meski jumlah sampah meningkat, bukan berarti penghasilan para pemulung bertambah. Selain para pemulung harus bersaing mengais rezeki di lahan tanpa pohon yang disinari panas terik matahari tersebut, jatah sampah mereka juga direbut kernet truk pengangkut sampah yang telah mengumpulkan sampah daur ulang selama sampah diangkut dalam perjalanan. 
Sampah daur ulang tersebut antara lain dalam bentuk logam, besi, aluminium, kaleng, kaca, plastik, botol air kemasan, karton dan goni plastik yang harganya bervariasi. 

"Penghasilan saat ini rata-rata Rp 25 ribu per hari sudah lumayan, padahal pada tahun lalu bisa Rp 50 ribu perhari," ujar Sabam yang juga diamini rekan senasib, Alek dan Anto.

 



Post Date : 15 Agustus 2013