Mbontot Bisa Kurangi Sampah

Sumber:jawapos.com - 18 Mei 2014
Kategori:Sampah Luar Jakarta
GERAKAN membawa bekal sudah menjelma sebagai sebuah kampanye yang berskala masif dan global. Bahkan, dengan tujuan memperbaiki kesehatan anak, 12 April ditetapkan sebagai Hari Bawa Bekal Nasional. Yang tidak kalah penting memang membawa bekal sebagai upaya mengurangi sampah nonorganik berupa bungkus makanan dan minuman.

Presiden dan Aktivis Senior Tunas Hijau Mochamad Zamroni mengatakan bahwa sepertiga sampah di Lahan Pembuangan Akhir (LPA) Benowo adalah bungkus makanan dan minuman. ''Paling banyak, sampah dari botol air mineral dan styrofoam kotak makanan,'' kata pria kelahiran 3 Mei 1978 tersebut.

Selain itu, ''runner-up'' sampah terbanyak adalah kantong plastik (kresek) yang juga kerap sebagai pembungkus makanan.

Kalau tak ada kampanye reduksi sampah secara masif, lambat laun LPA Benowo yang luasnya 370 ribu meter persegi tersebut akan penuh. Karena itu, aktivitas sederhana, seperti membiasakan diri membawa bekal, bisa menjadi tindakan yang cespleng. Menurut jebolan Fakultas MIPA Universitas Airlangga tersebut, membawa bekal berpengaruh signifikan terhadap lingkungan.

Saat ini, jelas Zamroni, sudah banyak sekolah yang menerapkan bawa bekal. Mulai siswa hingga guru. Bahkan, kantin sekolah juga mengimbangi dengan tidak menggunakan bungkus plastik untuk minuman dan makanan. Mereka menyiapkan tempat yang bisa digunakan berulang-ulang. ''Dengan begitu, 90 persen sampah bisa tereduksi,'' katanya. Beberapa sekolah yang sudah menerapkan zero sampah nonorganik adalah SMPN 11 Surabaya, SDN Sememi 1, SDN Bubutan 4, dan SDN Kaliasin 1.


Post Date : 19 Mei 2014