82 Persen Irigasi Teknis di Karawang Rusak

Sumber:Kompas - 18 Juli 2005
Kategori:Drainase
Karawang, Kompas - Sekitar 82 persen saluran irigasi teknis di Kabupaten Karawang rusak. Penyebabnya antara lain sedimentasi pada saluran air, munculnya tanaman-tanaman pengganggu, penyadapan air, dan pencurian pipa dam dengan merusak saluran irigasi.

Lima puluh lima persen rusak parah, 27 persen rusak ringan, sedangkan 18 persen sisanya masih baik kondisinya, kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karawang, Iman Sumantri, di Karawang, Sabtu (16/7). Untuk memperbaikinya butuh dana sekitar Rp 246 miliar.

Sedimentasi menyebabkan terhentinya aliran air sehingga kemungkinan akan kelebihan air di hulu, sebaliknya di hilir kekurangan air. Sedangkan tanaman pengganggu yang banyak tumbuh antara lain eceng gondok dan alang-alang.

Menurut Iman, beberapa daerah yang terkena dampak kerusakan itu adalah wilayah Pakisjaya, Batujaya, Rengasdengklok, dan Cilamaya.

Untuk mengantisipasi kekurangan air, area di sekitar aliran Sungai Citarum, seperti Batujaya dan Pakisjaya, memanfaatkan air dari sungai tersebut dengan memompa, ujarnya.

Rasman, petani di daerah Tunggakjati, Kecamatan Karawang, mengatakan, selama ini tidak ada kesulitan mengenai pengairan sawahnya yang menggunakan irigasi teknis. Meski tidak ada kesulitan, namun untuk mengairi beberapa petak sawahnya yang agak jauh dari aliran irigasi, ia harus menggunakan pompa.

Kalau airnya kurang, kadang padinya jadi puso atau kering. Jumlah panenan pun berkurang. Seharusnya satu hektar bisa panen 5-6 ton, tetapi sekarang hanya empat ton, kata Rasman.

Harga gabah kering giling di Karawang antara Rp 1.400 hingga Rp 1.600 per kilogram. Harga cenderung menurun menjelang masa panen raya yang akan jatuh beberapa minggu ke depan.

Adanya larangan impor beras hingga akhir tahun ini membuat harga gabah di tingkat petani cukup stabil. Meskipun saat ini harga gabah kering menurun Rp 100 per kilogram dibanding minggu sebelumnya, namun itu masih di atas patokan harga yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 1.350 per kilogram. Penurunan itu wajar menjelang panen seperti sekarang, ujar Iman Sumantri. (d08)

Post Date : 18 Juli 2005