Insinerator Paling Layak Tuntaskan Sampah Bandung

Sumber:inilah.com - 14 Agustus 2013
Kategori:Sampah Luar Jakarta

Tenaga Ahli Pengembangan Kerjasama Pemerintah Swasta Bappenas Lukas Hutagalung menilai Pembangkit Listrik Tenaga Sampah dengan metode insinerator paling cocok digunakan Kota Bandung.

Apalagi dalam dokumen lelang disyaratkan bahwa teknis pengelolaan sampah harus menggunakan teknologi terakhir dan dipakai banyak negara.

“Negara paling sensitif terhadap masalah lingkungan yakni Finlandia memakai teknologi ini. Pemungutan sampah memang masih manual, tetapi nanti teknologinya menghasilkan tenaga listrik. Setelah fasilitas jadi dan pengelolaan setelah 20 tahun, Pemkot dan warga Bandung akan menerima manfaat,” jelas Lukas dalam ekspose pemenang lelang PLTSa di Pendopo Kota Bandung Jalan Dalemkaum, Rabu (14/8/2013).

Teknologi insinerator, lanjut Lukas, diawali oleh pengangkutan sampah oleh PD Kebersihan. Tetapi sampah yang dikirim disesuaikan dengan kapasitas PLTSa yaitu minimal 700 ton per hari dengan angka antisipasi mencapai 1.050 ton per hari. Saat pengangkutan, truk pengangkut akan menghindari kawasan pemukiman masyarakat.

“Setelah sampai di PLTSa, sampah masuk bunker dan ditiriskan untuk mengurangi air sampai kering sehingga kalorinya tinggi. Kemudian udaranya divakum agar tidak mencemari lingkungan sekitar. Sampah itu nantinya dibakar yang menghasilkan residu. Sekitar 10 persen residu itu bisa menjadi batako. Saya lihat proposalnya, PT BRIL akan
menggandeng kerjasama dengan masyarakat sekitar membuat batako,” tuturnya.

Lukas menyatakan, uap yang dihasilkan dari pembakaran akan menggerakkan turbin yang menjadi listrik. Listrik yang disyaratkan minimum 6 megawatt, tetapi dalam proposal PT BRIL menyanggupi bisa menghasilkan 10 megawatt per jam.

“Listrik ini akan dibeli PLN sebesar Rp1.450 per KWH. Nanti 20 tahun kemudian akan dikembalikan ke pemkot. Tidak ada pengembalian investasi ke pengembang karena sudah berupa biaya operasional. Jadi tidak perlu typing fee lagi, cukup jual listrik. Memang typing fee bisa berubah sesuai inflasi. Tetapi kita sudah hitung, selama 20 tahun sudah bisa mencukupi mengembalikan investasi,” tandasnya.



Post Date : 15 Agustus 2013