Rob Rendam 5.060 Rumah di Tujuh Kelurahan

Sumber:Suara Merdeka - 06 Mei 2013
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
PEKALONGAN - Banjir rob menerjang tujuh permukiman warga di Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, Sabtu (4/5). Akibatnya, sebanyak 5.060 rumah warga di tujuh kelurahan tersebut terendam air dengan ketinggian 30 centimeter hingga 1,5 meter.

Sejumlah warga menuturkan, rob yang menerjang permukiman penduduk saat ini paling besar daripada sebelumnya. ‘’Air pasang kali ini sangat besar. Seumur-umur, baru kali ini air pasang setinggi ini,’’ tegas Yulianti warga RT 05 RW 06 Kelurahan Panjang Baru, Sabtu (4/5) sore.

Dia mengungkapkan, Sabtu (4/5) pagi sekitar pukul 09.00, rob sudah mencapai di depan pintu rumahnya. Satu jam kemudian, rob sudah masuk ke dalam rumahnya dengan ketinggian sekitar 50 sentimeter.

Karena ketinggian air di dalam rumahnya semakin bertambah, ia bersama anak, cucu dan menantunya memutuskan mengungsi. ‘’Kami mengungsi sementara di warung, tapi kondisinya juga terendam rob sehingga kami tidak bisa berlindung,’’ tutur Yulianti.

Selain Kelurahan Panjang Baru, rob juga merendam Kelurahan Pabean, Panjang Wetan, Kandang Panjang, Krapyak Lor, Bandengan dan Dukuh. Wakil Wali Kota A Alf Arslan Djunaid beserta tim dari Pemkot Pekalongan, Sabtu (4/5) sore meninjau beberapa kelurahan yang terendam rob, di antaranya Kelurahan Bandengan, Kandang Panjang dan Panjang Baru.

Areal Tambak

Di Perumahan Griya Panjang, Kelurahan Kandang Panjang, rob tidak hanya menggenangi jalan, tetapi juga masuk ke dalam rumah dengan ketinggian air sekitar 30 sentimeter hingga 40 sentimeter. Salah seorang warga Perumahan Griya Panjang, Minal Aidin mengatakan, rob telah menggenangi rumah warga sejak Rabu (1/5) lalu.

Rob juga menerjang areal tambak di Kelurahan Kandang Panjang. Air yang menggenangi jalan setara dengan permukaan air tambak. Hal yang sama terjadi di Kelurahan Panjang Baru. Jalan di sepanjang pesisir Pantai Sari, Kelurahan Panjang Baru juga terendam dengan ketinggian air sama dengan permukaan air laut.

Sabuk pantai atau revetment di sepanjang pesisir Pantai Sari tidak mampu membendung air pasang karena ketinggian air melebihi tinggi sabuk pantai, sehingga air meluap ke jalan dan menggenangi permukiman warga di sepanjang pantai tersebut.

Bahkan, air pasang menghancurkan sabuk pantai di sejumlah titik. Akibatnya, air pasang menerobos semakin deras ke permukiman warga. Kondisi tersebut diperparah dengan jebolnya pintu air di pantai tersebut.  (K30-74,15)

Post Date : 06 Mei 2013