Bareng Slank, Stop Nyampah!

Sumber:Kompas - 09 September 2013
Kategori:Sampah Jakarta
Sembari menyusuri pinggiran Kali Krukut, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tak henti mengingatkan warga untuk tak buang sampah sembarangan. Terik matahari dan jalan becek tak menyurutkan semangatnya. ”Pokoknya jaga kebersihan, jangan buang sampah ke sungai,” ujarnya.

Seperti biasanya, Minggu (8/9) siang itu, Jokowi blusukan ke perkampungan warga. Namun, kali ini Jokowi ditemani personel grup band Slank, yakni Kaka, Bimbim, Ridho, Abdee, dan Ivanka. Mereka ikut blusukan. Mengenakan seragam petugas kebersihan warna oranye, lima personel Slank itu ikut mengimbau warga agar tak buang sampah sembarangan.

Kunjungan Jokowi dan Slank ke Kali Krukut di Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, merupakan bagian dari kampanye Gerakan Jakarta Bersih. Sebelumnya, pada Minggu pagi, Slank didaulat menjadi Duta Gerakan Jakarta Bersih dalam acara di kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin. Bersama Jokowi, Slank menyanyikan lagu ”Ku Tak Bisa”.

Jokowi menyatakan, Pemprov DKI sengaja mengajak Slank dalam Gerakan Jakarta Bersih supaya gaung kampanye itu meluas. ”Kalau nama Jokowi kan enggak semua orang tahu. Tapi kalau Slank, semua orang ngerti,” katanya tersenyum.

Personel Slank menyatakan bakal menyiapkan sejumlah program terkait. ”Selama ini, kan, kami berbuat lewat lagu karena banyak lagu kami yang berkisah soal lingkungan. Namun, mulai saat ini kami juga lakuin aksi nyata,” ujar Bimbim.

Manajemen Slank sedang mendesain kantong sampah yang bisa dipakai penggemar saat menonton konser. ”Habis konser, tempat makanan dan minuman bisa dimasukin ke kantong, lalu dibawa pulang. Jadi, kalau ada yang masih nyampah, mereka itu kampungan,” ungkap drummer Slank itu.

Abdee, gitaris Slank, menambahkan, pihaknya juga telah merancang materi kampanye dalam beragam bentuk, misalnya poster dan video. ”Kami sudah punya kesepakatan dengan Pak Jokowi untuk terlibat sejumlah kegiatan mengampanyekan Jakarta bersih,” ujarnya.

6.000 ton

Jokowi memaparkan, setiap hari ada sekitar 6.000 ton sampah di Jakarta atau setara dengan muatan 1.200 truk besar. Dari jumlah itu, sekitar 2.000 ton sampah ada di selokan dan sungai. ”Saya sudah keliling ke banyak sungai, semua ada sampahnya,” ungkapnya.

Masalah sampah, Jokowi mengingatkan, hal itu bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan juga masyarakat. Perilaku masyarakat yang masih sering membuang sampah sembarangan harus diubah.

Kampanye akan diikuti dengan sejumlah program, seperti menambah tempat pembuangan sampah (TPS) di wilayah yang banyak sampah berserakan. Selain itu, mengintensifkan patroli sampah sungai bekerja sama dengan TNI Angkatan Darat dan melibatkan satuan polisi pamong praja.

Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Unu Nurdin mengatakan, Gerakan Jakarta Bersih dilakukan serentak di lima kota. Di Jakarta Pusat, aksi bersih-bersih massal dilakukan di Kali Krukut dan Waduk Melati. Di Jakarta Timur, aksi berlangsung di Kanal Timur dan Waduk Ria Rio, sementara di Jakarta Utara berlokasi di Kali Kresek, Cakung Drain, dan Pejagalan. Adapun aksi bersih-bersih di Jakarta Barat dilakukan di Kali Sekretaris dan Kali Cibubur, sementara di Jakarta Selatan berlangsung di Setu Babakan, Petogogan, dan Taman Langsat. ”Volume sampah setiap kecamatan saat ini mencapai 140.000 ton per bulan. Bayangkan kalau tempat sampahnya tidak disediakan. Namun, memang tak mudah menyediakan karena sulitnya lahan. Seharusnya paling tidak satu kelurahan ada tiga-empat TPS. Sekarang ini masih ada kelurahan yang tidak punya TPS,” kata Unu.

Menanggapi kampanye itu, sejumlah warga menyampaikan keluhan. Hj Yoyo (57), warga Kelurahan Kebon Kacang, Kecamatan Tanah Abang, mengeluhkan kurangnya tempat sampah. Tempat sampah terdekat berjarak sekitar 500 meter. ”Sebenarnya kami bayar iuran kebersihan Rp 5.000 per bulan ke ketua RT, tapi tak ada petugas yang mengambil sampah. Jadi, ya, masih ada saja yang buang sampah ke kali,” ujarnya.

Sementara Ketua RT 004 RW 001 Kelurahan Warakas, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Muhamad Kartono (58) mengeluhkan kurangnya kendaraan pengangkut. ”Hanya satu truk yang beroperasi dalam sehari. Saat truk mengalami gangguan mesin, seperti beberapa hari ini, sampah tak terangkut dan menumpuk,” ujarnya.

Data Dinas Kebersihan DKI, sampai Februari lalu, di Jakarta hanya ada 191 TPS. Padahal, idealnya, setiap RW harus memiliki TPS. Karena jumlah RW di Jakarta saat ini adalah 2.706, berarti masih ada kekurangan 2.515 TPS (Kompas, 22/2/2013).

Ketua Umum Indonesia Solid Waste Association Sri Bebassari menyatakan, supaya efektif mengubah perilaku warga, Gerakan Jakarta Bersih harus diterjemahkan ke dalam program konkret. Program itu harus mencakup semua aspek pengelolaan sampah, yakni kelembagaan, hukum, pendanaan, sosial budaya, dan teknologi.

”Kelembagaan, misalnya, harus ditentukan lembaga mana yang berwenang mengelola sampah. Saat ini, kan, ada banyak lembaga terlibat, tetapi koordinasinya kurang” ujar Sri.

Gerakan Jakarta Bersih ini menjadi momentum untuk mulai menghentikan sesuatu hal yang selama ini dianggap sudah biasa: melemparkan sampah ke mana pun kita berjalan. Dengan demikian, lingkungan Ibu Kota tak menjadi lautan sampah. (K02/FRO/MKN)


Post Date : 09 September 2013