TPS Pasar Tambun Meresahkan

Sumber:Republika - 11 Februari 2013
Kategori:Sampah Luar Jakarta
TAMBUN - Warga Tambun, Bekasi, mengeluhkan lokasi penempatan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) sementara yang ada di depan Pasar Tambun. Sejumlah pedagang dan pengunjung pasar berharap sampah dapat dikumpulkan di bagian belakang pasar.

Pantauan Republika, tumpukan sampah tersebut tepat berada di depan Pasar Tambun yang berlokasi di Jalan Sultan Hasanudin, Bekasi. Gundukan sampah dari mulai sampah rumah tangga hingga berbagai barang bekas itu menggunung di depan pasar.

Sampah terutama menumpuk di bagian pintu masuk untuk pejalan kaki. Pengunjung pasar pun harus menutup hidung mereka ketika melewati pintu tersebut. Bahkan, kerap kali tumpukan sampah itu menutupi setengah dari pintu tersebut.

Setiap harinya terlihat dua petugas yang membereskan sampah ke atas truk sampah. Hanya ada satu truk yang disiagakan. Daya tam pung truk terlihat tidak sebanding dengan volume sampah sehingga masih banyak sampah yang berceceran.

Bayan (45 tahun), pengunjung Pasar Tambun, menyesalkan posisi TPS sementara itu yang berada di bagian depan. Selain mengganggu pemandangan, bau tidak sedap juga mengganggu kenyamanannya.

"Apalagi kalau hujan, sudah bau, air sampahnya juga ke mana-mana. Mau belanja jadi nggak nyaman," ujar Bayan saat ditemui, Ahad (10/2). Dia pun berharap, lokasi pembuangan sampah itu tidak mengganggu warga.

Budi (30), salah satu pedagang mengungkapkan keluhan senada. Menurutnya, sampah-sampah yang ada di depan pasar membuat Pasar Tambun terlihat kumuh. Kondisi ini, menurut Budi, terkadang menjadi sebab orang malas berbelanja ke Pasar Tambun. Pembeli lebih memilih ke pasar lain, seperti di Pasar Mangun jaya, Tambun.

Selain itu, Budi juga mengeluhkan frekuensi pengangkutan sampah yang dilakukan oleh pengelola pasar. Padahal, hampir setiap hari dia selalu membayar retribusi pasar sebesar Rp 8.000. Setoran retribusi tersebut sudah termasuk uang kebersihan.

"Kalau di pasar-pasar lain, seperti di Pasar Minggu, sampah bisa diangkut dua kali dalam sehari. Tapi, kalau di sini cuma sekali. Malah kadang-kadang tiga hari baru diangkut," ujar Budi yang sudah dua tahun berjualan di Pasar Tambun. Dia pun mencontohkan, untuk sampah dari Sabtu sore terkadang baru diangkut pada Senin pagi. Padahal, pasar tidak pernah berhenti beroperasi bahkan pada hari libur.

Menanggapi hal ini, Kepala Subagian Kebersihan Pasar Tambun, Na sip, menyatakan, pihaknya sudah menyiagakan empat orang pengangkut sampah. Mereka bertugas mengambil sampah dari dalam pasar dan membuangnya di TPS sementara. Mereka pun ditugaskan untuk setiap hari mengambil sampah.

Namun, Nasip mengakui, pada akhir pekan, petugas tidak melakukan tugasnya. "TPA Burangkeng tutup. Jadi, sampah akhir pekan diangkut Senin pagi," tuturnya.

Nasip menambahkan, mereka hanya bisa mengangkut sampah sekali dalam sehari ke TPA Burangkeng. Targetnya semua sampah harus sudah bisa diangkut dalam satu kali perjalanan tersebut. Namun, masalah muncul apabila TPA Burangkeng tidak dapat beroperasi karena alat berat untuk mengatur sampah rusak. Inilah yang menjadi kendala utama dalam pengangkutan sampah di Pasar Tambun.

Pasar Tambun sendiri memiliki empat truk sampah untuk bisa mengangkut sampah dan total 10 personel. Selain itu, ada dua titik TPS sementara di Pasar Tambun, dibelakang dan di depan.(wulan tunjung palupi)


Post Date : 11 Februari 2013