Air Kalibaru Meluap

Sumber:Kompas - 09 Oktober 2012
Kategori:Banjir di Jakarta
Jakarta, Kompas - Luapan air Kalibaru yang menggenangi sebagian kawasan Cililitan, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, sejak Senin (8/10) dini hari hingga Senin siang, disebabkan oleh sampah yang menyumbat saluran. Genangan itu mengganggu aktivitas warga.
 
Selain menggenangi permukiman, luapan kali juga menggenangi sebagian ruas Jalan Dewi Sartika dan Jalan Mayjen Sutoyo di depan Pusat Grosir Cililitan (PGC). Sejumlah warga Cililitan yang tinggal di sepanjang Kalibaru mengaku, luapan sudah terjadi pada Sabtu malam dan terjadi lagi pada Senin dini hari. Luapan terjadi bersamaan dengan turunnya hujan.
 
Berdasarkan pantauan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane, tidak terjadi peningkatan debit air dari Waduk Katulampa. Ketinggian air di Sungai Ciliwung dan Waduk Katulampa di Bogor, yang menjadi hulu Kalibaru, masih dalam kondisi normal dan aman.
 
Besarnya luapan Kalibaru menyebabkan pintu air Kalibaru di Jalan Cililitan Kecil, RW 015, Cililitan, dibuka dan airnya membanjiri permukiman serta sebagian ruas Jalan Condet Raya. Saat pintu air dibuka, bermacam sampah terbawa air. Mulai dari sampah rumah tangga, kardus dan busa pengemas buah, hingga kayu gelondongan sepanjang 1 meter.
 
Tak hanya itu, pada Senin pagi, air juga meluap dari sejumlah bagian saluran penghubung sehingga menggenangi sebagian ruas Jalan Dewi Sartika dan Jalan Mayjen Sutoyo di depan PGC. Genangan di sebagian ruas jalan itu mencapai 20 sentimeter dan mengganggu pengendara yang sedang berangkat kerja.
 
Bahkan, menurut Komar (41), salah seorang warga di RW 015 yang rumahnya terendam luapan Kalibaru harus menggendong anaknya untuk diantar ke sekolah karena genangan di depan rumahnya mencapai hampir setinggi lutut orang dewasa.
 
”Sudah empat tahun terakhir ini, setiap kali hujan, Kalibaru selalu meluap. Ini cukup merepotkan,” katanya.
 
Samsuri (51), warga lainnya, juga mengungkapkan, pembukaan pintu air Kalibaru di Jalan Cililitan kecil itu semestinya tak perlu dilakukan sebab sudah ada saluran yang menyalurkan air dari Kalibaru ke Kalimalang yang bermuara di Sungai Ciliwung.
 
Menurut Teguh, Asisten Pembantu untuk Operasional dan Pemeliharaan Sungai pada Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane, selama kawasan hulu tak terjadi peningkatan volume air, aliran yang ada di kawasan hilir akan tetap aman dari luapan air. Namun, luapan itu akan tetap bisa terjadi kalau ada penyumbatan sampah pada saluran-saluran di kawasan hilir.
 
Seperti di Kalibaru, kata Teguh, itu merupakan salah satu saluran percabangan dari Sungai Ciliwung. Tepat di bawah PGC, saluran itu tak lagi terbuka, tetapi ditanam di bawah jalan berupa saluran gorong-gorong.
 
Kepala Bidang Pemeliharaan Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Rifig Abdullah mengakui, memang banyak sampah menyumbat saluran di Kalibaru. ”Saat ini, kami sedang berupaya keras agar sampah di saluran Kalibaru, termasuk yang ada di gorong-gorong, bisa ditarik,” katanya.
 
Sementara itu, di Jakarta Selatan, tumpukan sampah di aliran sungai yang menyebabkan warga khawatir juga terjadi di Kali Grogol di Jalan Lebak Bulus 3, Cilandak. Pada Senin kemarin, tumpukan sampah terlihat di jembatan di Kelurahan Pondok Labu, Cilandak. Diperkirakan sampah tersebut terbawa arus sungai dari wilayah Depok dan tersangkut di Pondok Labu.
 
Yuni, warga RW 007, Pondok Labu, mengaku khawatir air bakal meluap karena sampah memenuhi kali. Padahal, hujan deras cukup sering turun dalam beberapa hari terakhir.
 
Pengamat perkotaan dan arsitek lanskap Nirwono Joga mengatakan, penanggulangan banjir merupakan pekerjaan rumah utama gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta yang baru.
 
Kemarin, di Kampung Kojan, Jalan Warung Gantung, Kalideres, Jakarta Barat, Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air Jakarta Barat membongkar inrit beton yang menutup tetap saluran air. Saat dibongkar, tampak tumpukan sampah dan endapan lumpur hitam di beberapa titik yang menyumbat saluran.
 
Panjang saluran air yang dibongkar dan dibersihkan 2,5 kilometer. ”Mudah-mudahan dalam dua hari saluran air sepanjang 2,5 kilometer ini sudah bisa berfungsi penuh menghadapi musim hujan,” kata Kepala Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air Jakarta Barat Heryanto.(MDN/NEL/WIN)


Post Date : 09 Oktober 2012