Air Menyusut, Pinggiran Danau Singkarak Dipadati Bangunan Liar

Sumber:Kompas - 26 Oktober 2004
Kategori:Drainase
Solok, Kompas - Keindahan Danau Singkarak, Sumatera Barat, sejak lima tahun terakhir mulai berkurang, menyusul terus tumbuh dan berkembangnya bangunan liar yang didirikan masyarakat di kawasan terlarang, sempadan danau.

Bahkan, sejak air permukaan danau terluas di Sumatera Barat itu menyusut drastis sejak enam bulan terakhir-karena kemarau, sementara air terus dikuras untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Singkarak-puluhan bangunan baru di sekeliling danau terlihat tengah dikerjakan pemiliknya.

"Dulu sulit membangun fondasi rumah dan kedai, karena tergenang. Sekarang, air danau terus menyusut sehingga memudahkan untuk memasang fondasi/tiang rumah di badan danau," kata seorang warga, ketika tengah mengecor bagian tiang rumahnya, Senin (25/10) di Ombilin, Kabupaten Tanah Datar.

Menurut pengamatan Kompas, bangunan baru di kawasan terlarang tersebut tidak saja di- dirikan warga di pinggiran Danau Singkarak di wilayah Kabupaten Tanah Datar, tetapi juga di pinggir danau wilayah Kabupaten Solok.

Masyarakat membangun dengan memanfaatkan pasir dan kerikil yang ada di Danau Singkarak.

Menurut Gani, warga Ombilin lainnya, sebelum PLTA beroperasi tahun 1998, Danau Singkarak nyaris tak berpantai. Air danau yang jernih berbatasan langsung dengan dam yang dibangun di pinggir jalan. Dengan menyusutnya air permukaan danau, sekeliling danau kini terdapat pantai selebar 10 sampai 50 meter.

"Bagian pantai inilah yang digunakan warga untuk membangun kedai, restoran/rumah makan, dan rumah tempat tinggal. Sebegitu jauh, tidak ada larangan dari Pemerintah Kabupaten Tanah Datar maupun Kabupaten Solok," tambah Gani.

Bupati Solok Gamawan Fauzi ketika dicoba dihubungi Kompas sedang tidak berada di Solok. Dia belum pulang dari kunjungannya ke Amerika Serikat.

Akan tetapi, sebelumnya dia pernah menegaskan bahwa masyarakat tidak dibenarkan membangun apa pun di pinggiran danau yang masih sempadan danau.

"Sebab, selain menghalangi pandangan ke arah danau, juga memperburuk kondisi Danau Singkarak, karena pada akhirnya akan menjadi tempat pembuangan limbah rumah tangga. Kondisi seperti ini jelas mencemari Danau Singkarak," katanya.

Senada dengan itu, Kepala Kantor Informasi dan Komunikasi Kabupaten Tanah Datar, Alfian Jamrah, menegaskan, sama sekali tidak dapat dibenarkan warga mendirikan bangunan di pinggiran Danau Singkarak, yang terang-terangan merupakan sempadan danau. "Kita akan cek ke lapangan untuk ditindaklanjuti. Yang pasti, membangun di pinggiran Singkarak tak dibenarkan," tuturnya.

Soal limbah, menurut pengamatan Kompas di sejumlah rumah makan, sampah-sampah plastik dan sisa-sisa makanan dibuang ke danau, sehingga di sekitar areal rumah makan di tepian danau tersebut terlihat sampah berserakan.

Sampah-sampah itu mengapung di permukaan danau. Air danau pun tampak berminyak. Lebih dari itu, danau juga menjadi tempat pembuangan limbah manusia, berupa tinja. (NAL)

Post Date : 26 Oktober 2004