Air Plus Banjir Rayuan

Sumber:Majalah Gatra - 06 Mei 2006
Kategori:Air Minum
SEORANG remaja terkulai di ranjang perawatan, di sebuah rumah sakit jakarta Timur. Doni, remaja 16 tahun itu, kena demam berdarah. Sang ibu membujuk agar si bungsu dari tiga bersaudara itu menenggak minuman dalam kaleng yang mengandung isotonik.

Ibunda Doni melakukan hal itu karena mendengar cerita, minuman berisotonik bisa mengganti cairan tubuh yang hilang. Bahkan ada yang bilang, mampu menaikkan kadar trombosit dalam darah. Sedangkan trombosit Doni merosot tajam hingga 130mg perliter darah. Normalnya 140.000 450.000.

Perlahan lahan kadar trombosit Doni naik, setelah setiap hari ia mengonsumsi minuman berisotonik. Dalam tiga hari, kadar trombositnya kembali normal. "Dua hari kemudian, anak saya diperbolehkan pulang," kata ibunda Doni. Ia tak tahu pasti, apakah trombosit anaknya naik berkat minuman atau karena obat dan cairan infus.

Boleh jadi, gencarnya iklan minumanberisotonik ikut mendorong masyarakatmempercayai bahwa minuman jenis inidapat menggantikan cairan tubuh yanghilang akibat demam berdarah. Tapi takcuma itu. Ada juga penderita diare yangmenenggak minuman isotonik sebanyak-banyaknya untuk mengembalikan cairantubuhnya yang hilang.

Tidak sedikit orang yang mengonsumsi minuman isotonik setelah berolahraga. Karenanya, belakangan ini berbagai merek minuman isotonik membanjiri pasar. Selain Pocari Sweat yang sudah lebih dulu ada, kini bermunculan beberapa merek lain, seperti Mizone, Powerade, dan Optima Sweat. Produsennya, sebagian, perusahaan yang sudah terkenal memproduksi berbagai jenis minuman.

Mizone, misaInya, diproduksi PT Tirta Investama, pabrik air minum dalam kemasan merek Aqua. Lalu, Powerade dibikin PTCoca Cola Bottling Indonesia, yang sudah kesohor dengan minuman ringan bernama dagang Coca Cola, Sprite, dan Fanta. Akhir bulan ini, pabrik Coca Cola di Cibitung, Bekasi, akan meluncurkan Powerade rasa jeruk bali dan lemon.

Mereka meracik minuman dengan kandungan baru. Vitamin C ditambahkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Pabrikan menambahkan beberapa mineral lain, seperti kalium dan vitamin. "Vitamin B 12 membantu pembentukan sel darah merah dan mencegah kerusakan sel saraf, " ujar Arif Mujahidin, Media Relations Manager Coca Cola, mempromosikan produknya.

Minuman isotonik awalnya dikonsumsi para olahragawan. Sebelum masuk Indonesia, Pocari Sweat buatan PT Amerta Indah Otsuka dijual untuk konsumsi atlet. Begitu pun Powerade. Menurut Arif, Powerade dilempar ke pasar dunia untuk keperluan atlet pada 1990. Tapi, ketika masuk Indonesia, awal tahun ini, pasarnya dikembangkan pula untuk orang sakit.

Untuk pasien, minuman itu diklaim aman. Begitu menurut C.N. Yulia Kusumawardani, Asisten Manajer Sains, Promosi, dan Pelayanan Konsumen PT Amerta Indah Otsuka. "Isotonik seperti Pocari Sweat mengandung asam askorbat. Aman untuk lambung. Tak bikin perut kembung," kata Yulia. Di luar minuman isotonik, kini pasar juga digelontor berbagai jenis air minum lainnya. Ada yang dipasarkan dengan label air beroksigen, ada juga air heksagonal. Air minum beroksigen berisi air yang ditambah dengan oksigen pada tekanan dan suhu tertentu.

Air heksagonal diklaim oleh produsennya memiliki enam rangkaian molekul air. Air itu diproses melalui mesin bioresonansi yang melibatkan medan magnet dan mineral, seperti ferric ferrous salt (Fe2FeC15). Hedi Herdian, Direktur Produksi PT Artha Bio Tirta (Abiota), produsen air heksagonal, menyebutkan bahwa struktur air heksagonal lebih kecil dari air biasa.

Dengan begitu, menurut Herdian, air heksagonal bisa cepat menembus membran sel, sehingga gampang diserap tubuh. "Kalau minum banyak air biasa, orang akan kembung, tapi airheksagonal tidak," tutur juragan air heksagonal itu. Disebutkan pula bahwa air heksagonal dapat mempercepat proses metabolisme tubuh.

Berdasarkan data Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), hingga awal januari lalu, tercatat 51 produk air minum beroksigen dan heksagonal. Empat di antaranya produk impor. Bila dibandingkan dengan minuman biasa, angkanya masih kecil. Jumlah air minum dalam kemasan yang terdaftar sudah mencapai 1.153 merek. "Tapi produsen yang mendaftarkan minuman oksigen terus bertambah," ujarTien Gartini Budhianto, Direktur Penilaian Keamanan Pangan BPOM.

Produk minuman lainnya yang tengah naik daun adalah teh hijau. Puluhan pabrik yang sudah populer pun ikut membuat minuman ini, antara lain Sosro. Perusahaan yang populer karena Teh Botol Sosro nya ini ikut terjun menjual minuman teh hijau bermerek Green t.

Coca Cola juga membuat teh hijau, tapi menolaknya sebagai minuman kesehatan. "Ini cuma minuman teh siap saji," kata Arif Seperti isotonik dan minuman oksigen atau heksagonal, teh hijau juga menjanjikan bisa membantu mengembalikan kesehatan si peminum.

Air beroksigen dan heksagonal diiklankan dapat meningkatkan kadar oksigen di dalam tubuh. Sehingga si peminum, katanya, akan lebih segar dan bebas dari penyakit anemia, obesitas, rematik, dan lain lain. Bahkan, salah satu iklan minuman beroksigen mengumbar rayuan, kadar oksigen dalam air produksinya tak akan berkurang meskipun tutup kemasannya dibuka.

Iklan itu kemungkinan dimaksudkan untuk menjawab keraguan, kadar oksigen dalam minuman beroksigen akan berkurang bila tutup kemasan dibuka. Ahli biokimia dari InstitutTeknologi Bandung, Dr. Zeily Nurachman, menyatakan bahwa minuman beroksigen bisa menambah jumlah oksigen di dalam tubuh.

Artinya, menambah jumlah oksigen yang sudah dihirup paru paru. Meski sedikit kandungannya di dalam air minum, ia tetap berguna bagi tubuh. Umpamanya, untuk memicu pertumbuhan bakteri-bakteri yang menguntungkan tubuh. "la bisa memperlancar metabolisme tubuh, " kata Zeily Nurachman kepada Endah Asih Lestari dari GATRA.

Hanya saja, Zeily mengingatkan, oksigen yang ditambahkan ke air itu sifatnya hidropobik. Sebab oksigen tak mudah larut dalam air, kecuali air itu berada pada suhu rendah dan dimasukkan dalam botol yang terisi penuh serta tertutup rapat. Memang molekul air dingin berwujud es atau salju akan tersusun rapi dan tertib.

Molekul molekul itu bergandengan dan membentuk susunan heksagonal. Susunan ini bisa menangkap oksigen lain dan molekul lain. Maka, volume es akan lebih besar ketimbang air berbentuk cair. Kandungan oksigennya pun lebih banyak ketimbangyang cair. Tak mengherankan, bila seseorang minum air dingin atau es akan merasa lebih segar.

Tetapi, jika oksigen berada di dalam air minum yang cair, ia akan cepat menguap. "Bila air oksigen itu dimasukkan dalam botol, oksigen akan menguap jika tutup botol dibuka. Kadar oksigennya akan berkurang," Zeily Nurachman menegaskan.

Apalagi bila tutup air oksigen dibiarkan terbuka selama 30 menit, menurut Zeily, kandungan oksigen dalam air itu sama dengan air biasa. Oksigen akan mudah lepas, dan gerakan molekul air lebih cepat serta menghancurkan struktur heksagonal. Selanjutnya oksigen yang terperangkap pun lepas.

Pendapat senada diungkapkan Dokter Septelia Inawati Wanandi, ahli biokimia dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. la menyatakan, oksigen yang terdapat pada air minum kemasan beroksigen dan heksagonal itu akan mudah lepas saat diminum. Sebab tubuh manusia bersuhu 37 derajat celsius. Padahal, suhu maksimal oksigen stabil dalam air cuma 4 derajat celsius.

Oleh sebab itu, Septelia Inawati meragukan klaim produsen air oksigen yang menyebutkan, air produksinya lebih gampang terserap kapiler dalam mukosa usus. "Apakah daya serapnya lebih hebat dari alveoli di paru paru? Setahu saya, organ yang didesain Tuhan menyerap oksigen hanya paru paru," tutur Septelia.

Selainitu, oksigentermasukunsuryang berperan dalamproses oksidasi yang bisa menghasilkan radikal bebas. Radikal bebas inilah yang dianggap sebagai pemicu sejumlah penyakit. Kalau radikal bebas berlebihan, akan membuat sel sel tubuh ikut rusak.

Doter Rachmat Soegih, ahli gizi pada Fakultas Kedokteran Universitas Indoesia, mengatakan bahwa minuman beroksigen dan heksagonal hanya cocok untuk orang sakit. Oksigen, meski kadarnya kecil, mempercepat penyerapan di dalam tubuh. "Tapi, kalau untuk orang sehat, tak ada bedanya dengan air biasa," Rachmat Soegih meyakinkan.

Namun, jika air isotonik digunakan sebagai pengganti cairan pada penderita penyakit tertentu, menurut Dokter Ari Fahrial gastroenterolog dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, itu sudah berlebihan. la menegaskan, untuk menangani penyakit kekurangan cairan, seperti demam berdarah dan diare, tak perlu mengonsumsi minuman isotonik.

"Yang penting, minum air yang banyak. Cukup air biasa," kata Ari Fahrial. Sedangkan Ida Marlinda, staf peneliti yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, malah tak percaya pada klaim klaim pembuat minuman beroksigen itu. Menurut dia, air minum oksigen sama dengan air biasa.

Berbeda dengan minuman isotonik. "Isotonik lebih mudah diserap tubuh karena mengandung mineral lebih banyak, " ujar Ida Marlinda. Tapi minuman isotonik hanya bagus untuk orang yang kekurangan cairan karena sakit. Orang sehat tak perlu meminumnya.

Benar tidaknya klaim para produsen minuman itu, BPOM tidak bisa mengeceknva. "BPOM bukan lembaga penelitian.Yang mengerjakan studi itu lembaga lain. BPOM cuma merujuk pada referensi tersebut," kata Tien Gartini. Sejauh ini, belum ada penelitian yang membahas soal manfaat berbagai jenis air minum plus dalam kemasan itu.

Walaupun begitu, menurut Tien Gartini, BPOM selalu memperhatikan mutu produk yang dipasarkan para produsen air kemasan. Setiap kali mendaftarkan produknya, katanya, produsen harus memeriksanya terlebih dulu di laboratorium. Setelah memenuhi syarat, mereka melapor ke BPOM.

Selanjutnya, produsen membawa contoh produk yang bakal dijual berikut label, merek, dan kandungannya. MisaInya untuk minuman beroksigen berlabel 20 mg atau 80 mg. "Itu harus dicantumkan, agar konsumen tahu bahwa minuman itu mengandung apa," kata Tien Gartini. Untuk minuman isotonik, katanya, harus mengandung mineral tertentu dengan kadar tertentu pula.

Sejauh ini, penelitian tentang manfaat air nunum beroksigen baru dilakukan pada binatang. Pemberian minuman beroksigen sebesar 80 parts per million pada hewan percobaan bisa meningkatkan oksigen di dalam darahnya. Belum ada studi pada manusia.

Walau begitu, banyak orang terpengaruh oleh gencarnya iklan yang dilancarkan produsen. Tak hanya orang sakit. Mereka yang bugar pun mengonsurnsinya. Apa gunanya?

ARIES KELANA, AJENG RITZKI PITAKASARI, DAN ELMY DIAH LARASATI

Post Date : 06 Mei 2006