Air Selokan untuk MCK

Sumber:Pikiran Rakyat - 21 Juli 2008
Kategori:Sanitasi

GARUT, (PR).- Ratusan warga Desa Wanakerta Kec. Cibatu Kab. Garut, sejak sebulan terakhir terpaksa memanfaatkan air kotor yang berasal dari selokan Cipacing untuk keperluan mandi cuci dan kakus (MCK). Hal itu biasa dilakukan warga setempat setiap musim kemarau karena tak ada sumber air bersih lainnya.

Berdasarkan pantauan Priangan di lapangan, Minggu (20/7), sedikitnya ada enam lokasi di sepanjang selokan Cipacing yang airnya digunakan warga untuk sarana MCK. Air selokan itu pun langsung digunakan tanpa pengolahan lebih dulu.

Ratusan warga yang menggunakan air kotor dari selokan Cipacing tersebut berasal dari Kampung Sirnagalih, Wanakerta, Margaluyu, Gunung Limbangan, Loji, dan Panyosogan. Sementara itu, warga dari Kampung Pabrik, menggunakan air kolam milik salah seorang warga asal Desa Keresek, yaitu H. Bulloh.

Keenam sarana MCK yang digunakan ratusan warga di sepanjang jalur selokan Cipacing itu dibangun seadanya, tidak tertutup seperti layaknya sebuah sarana tempat mandi.

Krisis air bersih itu diakui Sudarman, warga Kampung Margaluyu yang juga Sekdes Wanakerta. Menurut dia, warga Desa Wanakerta sudah biasa setiap musim kemarau pergi ke selokan Cipacing untuk keperluan MCK. "Habis harus ke mana lagi selain ke selokan Cipacing. Sementara itu, air dari PDAM, tak semua warga mampu memasangnya," katanya.

Sudarman mengungkapkan, sejumlah pejabat dari Pemkab Garut sebelumnya juga pernah meninjau selokan Cipacing yang digunakan warga untuk keperluan MCK. Namun hingga saat ini, belum ada realisasi apa-apa dari hasil peninjauan itu.

Padahal, ketika para pejabat itu datang, warga berharap bisa segera memperoleh air bersih. Pemkab Garut akan membangun saluran air bersih untuk memenuhi kebutuhan warga Desa Wanakerta. Namun, karena tidak ada perubahan apa-apa, akhirnya warga kembali lagi ke Cipacing, tak peduli airnya kotor dan menimbulkan gatal pada kulit setelah selesai mandi.

Pendapat yang sama juga dikemukakan Mak Aah. Menurut dia, sekalipun jarak dari rumahnya di Kampung Panyosogan ke selokan Cipacing cukup jauh, karena terdesak kebutuhan untuk MCK, Mak Aah setiap pagi dan sore hari terpaksa mendatangi selokan itu. "Ya, daripada tidak ada sama sekali, air kotor pun terpaksa saya manfaatkan untuk keperluan sehari-hari," kata Mak Aah. (E-35)



Post Date : 21 Juli 2008