Air Sumur Tercemar Tinja

Sumber:Pikiran Rakyat - 19 Juni 2009
Kategori:Sanitasi

BANDUNG, (PR).- Warga yang bermukim di sekitar Sungai Cikapundung harus semakin berhati-hati menggunakan air sumur miliknya. Berdasarkan hasil penelitian Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jawa Barat, diketahui bahwa sebagian besar (75 persen) air sumur warga di sekitar sungai tersebut telah terkontaminasi bakteri Escherichia coli (E. coli).

Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja pada acara "Sosialisasi Pemantauan Kualitas Lingkungan Melalui Pengendalian Pencemaran Air, Limbah Padat, dan B3". Kegiatan tersebut dilaksanakan di Gedung Serbaguna Bio Farma, Jln. Pasteur, Kota Bandung, Kamis (18/6).

"Kami mencoba meneliti kualitas air yang ada dengan mengambil sampel dari sumur-sumur warga. Ditemukan adanya bakteri E. coli pada sampel air tersebut," ujar Iwan.

Ia mengatakan, hasil tersebut berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 2007. Hanya, Iwan tak menampik adanya kemungkinan peningkatan nilai kontaminasi tersebut. Pasalnya, hingga saat ini, belum ada perbaikan yang signifikan dari septic tank masyarakat.

"Tidak menutup kemungkinan, saat ini, angka tersebut lebih tinggi. Sebab, kondisi yang ada saat ini pun tidak lebih baik dari sebelumnya," ujar Iwan. Ia mengungkapkan, BPLHD Jabar berencana akan melakukan penelitian serupa pada tahun ini.

Menurut Iwan, bakteri itu diduga telah mengontaminasi sumur warga melalui rembesan septic tank sebagai akibat dari pembuatan septic tank yang tidak benar. Selain itu, letak sumur yang terlalu dekat dengan septic tank pun menjadi salah satu faktor penyebabnya.

Bakteri E. coli adalah bakteri yang banyak ditemukan dalam usus besar manusia. Bakteri tersebut berfungsi untuk membusukkan sisa-sisa makanan. Artinya, dengan ditemukannya bakteri tersebut di sumur warga, dapat dikatakan air yang berada di sumur itu terkontaminasi tinja manusia sendiri yang langsung masuk ke dalam tanah.

Iwan pun mengatakan, dari sekitar empat juta penduduk yang berada di wilayah Cekungan Bandung, hanya 40 persen yang septic tank-nya berfungsi dengan baik. Sementara sisanya, diduga belum memenuhi persyaratan ideal.

Iwan mengatakan, hal ini patut mendapat perhatian karena bakteri E. coli ini ditengarai sebagai penyebab utama penyakit diare pada bayi, balita, dan anak-anak, termasuk juga orang dewasa. "Jika sumur tercemar, secara klinis, bisa menyebabkan peningkatan angka diare," ucapnya.

Selain itu, menurut dia, tidak menutup kemungkinan pula ada bakteri-bakteri patogen lain yang terkandung di dalam air tersebut.

"E. coli itu hanya indikator. Dengan ditemukannya bakteri itu, tentu juga ada bakteri patogen lainnya yang dapat memengaruhi kesehatan tubuh manusia," ujarnya.

Buang ke sungai

Sementara itu, John Abdi (39), salah seorang salah seorang warga Kel. Kebongedang, Kec. Batununggal, Kota Bandung mengakui, di wilayahnya, rumah tangga yang menggunakan septic tank semakin jarang. John bermukim sangat dekat dengan Sungai Cikapundung.

Menurut dia, dengan semakin banyaknya warga yang membuat sumur, lama kelamaan warga membuang limbah domestiknya langsung ke sungai. "Wilayah di sini padat penduduk dan jauh dari akses mobil tinja. Sementara itu, banyak pula sumur warga sehingga banyak yang membuang langsung ke sungai ataupun saluran pembuangan terbuka," ujarnya.

John mengaku terganggu setelah mengetahui kondisi pencemaran E. coli yang tinggi di Cikapundung. Apalagi, jika membayangkan air yang dikonsumsi itu terkontaminasi oleh bakteri dari tinja sendiri.

Ia mengusulkan, untuk kawasan padat penduduk seperti wilayahnya, sebaiknya pemerintah membangun septic tank komunal. Hal itu dimaksudkan untuk mengurangi pencemaran akibat pembuangan langsung.

"Kalau memang harus bayar, tidak apa-apa. Asalkan, hal itu dapat mendorong terjaganya kualitas kehidupan dan kesehatan warga di sini," ujarnya.

Saat ini, terdapat dua septic tank komunal yang berada di sekitar Sungai Cikapundung, tepatnya di Kel. Lebak Siliwangi Kec. Coblong dan Kel. Pasirluyu Kec. Regol. Penggunaan septic tank komunal itu diresmikan langsung oleh Wali Kota Bandung Dada Rosada, 6 Mei 2009, dengan bantuan ESP-USAID dan PDAM Kota Bandung. (A-188)



Post Date : 19 Juni 2009