Air Sumur Tidak Layak Minum

Sumber:Koran Sindo - 20 September 2007
Kategori:Sanitasi
SURABAYA(SINDO) Air sumur di Surabaya Utara tidak layak dijadikan air minum.Bahkan, untuk mandi dan mencuci saja, kualitas air di wilayah itu masih di bawah standar kesehatan.

Dari tiga contoh kecamatan di Surabaya Utara, yakni Kec Tambahrejo, Wonokusumo, dan Sidotopo, Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya mendapati sumur di kecamatan itu mengandung bakteri koliform atau bakteri penyebab diare, kolera, dan muntaber, di atas 300/100 mililiter. Bahkan,sumur salah satu warga di Kel Tambahrejo mengandung koliform hingga 1.600/100 mililiter.

Sebenarnya standar air bersih untuk cuci dan mandi sekitar 50/100 mililiter. Jadi untuk mencuci saja, air sumur di sini tidak layak,ujar Suryadi,Kepala Seksi Higiene dan Sanitasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, kemarin. Selain itu, sumur di kawasan itu terlalu dangkal,yang menyebabkan kandungan air bersih hilang.Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan (Menkes) No 416.Per/IX/1990 tentang Standar Air Bersih, kedalaman air sumur harus lebih dari 10 meter.

Sementara kedalaman sumur di ketiga kecamatan itu tak sampai 10 meter. Jarak sumur dengan pembuangan tinja juga tidak normal. Bahkan tidak sampai 10 meter. Idealnya kan tidak segitu,ujarnya. Suryadi menambahkan, bakteri koliform menyerang melalui air dan menyebar dengan cepat dan itu akan memengaruhi daya tahan tubuh masyarakat. Pihak Dinkes membaui dan melihat kejernihan air, serta melakukan tes biologi untuk mengetahui kandungan organisme dalam air.

Selain itu, juga melakukan tes kimia untuk mengetahui apakah air mengandung senyawa berbahaya, seperti logam berat.Setelah melakukan pemeriksaan bakteriologi terhadap sumur-sumur itu, Dinkes menemukan banyak kandungan bakteri koliform. Salah satu sumur yang tercemar koliform berat adalah sumur milik Margan, 45, warga Jalan Wonosari Lor No 33.

Air sumur tersebut mengandung 1.600 bakteri koliform. Jumlah itu melebihi bakteri yang ada di air kolam renang,yang hanya 200. Hasil yang lebih tragis didapati pada air sumur milik Barra, 35, warga Jalan Sidotopo Sekolahan VII/24. Kandungan perkiraan bakteri di dalam sumurnya mencapai 2.400.

Kalau dipakai untuk minum, tentu berbahaya, ujarnya. Padahal, batas bersih air sumur adalah 50 bakteri, dan air PDAM 10 bakteri. Sedangkan jumlah bakteri yang didapat dari sumur warga melebihi ambang batas bakteri untuk air bersih.

Untungnya, lanjut Suryadi, sumur warga tidak sampai terkena bakteri kolitinja. Kalau sampai terkena, maka sumur itu harus ditutup. Pasalnya, bakteri yang mengandung kolitinja bisa berakibat sangat fatal bagi kesehatan. Kepala Dinkes dr Esty Martiana Rahmie mengakui kalau sumur di Surabaya Utara mengandung bakteri yang membahayakan kesehatan.(aan haryono)



Post Date : 20 September 2007