Ancaman Kekeringan Meluas

Sumber:Suara Merdeka - 09 Juni 2005
Kategori:Drainase
SUKOHARJO - Ancaman kekeringan tidak hanya merambah pada areal pertanian tadah hujan. Kini ancaman serupa juga mulai melanda areal pertanian di sejumlah wilayah berpengairan teknis karena sumber air tak lagi mencukupi.

Wilayah pertanian yang mulai merasakan dampaknya adalah Kacamatan Weru. Areal pertanian seluas 117 ha sudah mulai kekurangan air, bahkan ada yang sudah mengering. Bila tidak ada hujan kiriman dikhawatirkan ancaman puso semakin meluas. Apalagi pasokan air dari Bendung Siluwur mulai berkurang.

''Biasanya kami masih bisa panen dua kali, namun tahun ini sepertinya sulit. Mudah-mudahan masih bisa panen untuk sekadar menutup biaya tanam,'' kata Atmo (53), petani di Desa Tegalsari, kemarin.

Lahan berpengairan teknis yang terancam gagal panen terjadi di wilayah Kecamatan Bendosari dan Gatak serta Baki. Seperti yang diungkapkan Waluyo (51), petani di Desa Pandeyan Kecamatan Baki yang mengaku sawahnya mulai kekeringan air. Ancaman kekeringan sudah mulai dirasakan sejak April lalu.

Saat itu para petani nekat menanam padi karena biasanya hujan masih turun hingga Juni. Ternyata harapan tersebut sia-sia, terbukti hujan tidak turun lagi.

Untuk mengatasi kekeringan, dia dan petani lain memanfaatkan sumur tancap yang disedot dengan pompa air. ''Sebenarnya berat. Sekali mengairi paling tidak harus mengeluarkan Rp 40.000, tetapi bagaimana lagi? Kalau tidak diairi tentu tidak panen karena air irigasi sudah kering. Lihat saja di sepanjang jalan Gatak hingga Baki, setiap hari ada belasan diesel yang dipakai untuk memompa air dari sumur tancap.'' katanya.

Kepala Dinas Pertanian Sri Sutarni mengaku sudah melakukan pendataan lokasi pertanian yang terancam puso. Dikatakan, kondisi tersebut terjadi karena faktor alam, yaitu kurangnya pasokan air pada musim kemarau. Pihaknya sudah memerintahkan semua (penyuluh pertanian lapangan) PPL agar aktif melakukan pemantauan untuk mendata kawasan yang terancam gagal panen.

Dia menjelaskan, pihaknya telah mengingatkan para petani untuk tidak menanam padi menjelang musim kemarau.

''Setiap musim kemarau memang sumber air berkurang sehingga banyak sawah yang tidak terairi. Kami menganjurkan petani untuk menanam palawija. Namun banyak petani yang tetap menanam padi dan mengairi tanamannya dengan sumur tancap yang disedot dengan pompa diesel,'' ujarnya. (G10-51n)

Post Date : 09 Juni 2005