Anggaran Banjir Tidak Optimal

Sumber:Kompas - 28 Oktober 2006
Kategori:Banjir di Jakarta
Jakarta, Kompas - Anggaran untuk pengendalian banjir dari APBD 2006 belum terserap optimal. Akibatnya, sungai-sungai yang dangkal karena timbunan sampah belum dikeruk sehingga rawan banjir. Padahal, musim hujan sudah semakin dekat. Jumat (27/10) kemarin bahkan sudah turun hujan.

"Proyek pengendalian banjir sudah menjadi agenda tahunan, seharusnya penyerapan anggaran untuk realisasinya tidak perlu tersendat," kata Poltak Situmorang dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi DKI.

Situmorang menyampaikan, data rekapitulasi penyerapan anggaran untuk pengendalian banjir masih sangat jauh dari yang diinginkan. Sesuai data terakhir pada 31 Agustus 2006, pembangunan sarana pengendalian banjir dan penunjang pengendalian banjir masih di bawah tiga persen.

"Terhitung dari awal September hingga akhir Oktober sekarang belum banyak perubahan. Pengerjaan di lapangan juga belum tampak, lagi pula masa antara September hingga Oktober untuk pembahasan perubahan APBD 2006, serta banyak pula hari libur di bulan puasa dan hari raya Idul Fitri," katanya.

Data yang disampaikan Situmorang merujuk pada proyek Dinas Pekerjaan Umum DKI. Untuk proyek penunjang pengendalian banjir meliputi pengadaan peralatan kerja operasional di pintu-pintu air serta alat pengisap dan penyemprot saluran tertutup dengan total anggaran sebesar Rp 31,78 miliar.

Dari total anggaran tersebut, realisasi pelaksanaannya baru Rp 759 juta (2,39 persen), terbagi atas anggaran piket banjir Rp 518 juta serta peralatan pengisap dan penyemprot saluran tertutup Rp 241 juta.

Untuk pembangunan sarana pengendali banjir sebesar Rp 77,112 miliar juga baru terserap untuk realisasi pelaksanaannya sebesar Rp 1,735 miliar (2,25 persen). Anggaran itu mestinya untuk proyek penyaringan sampah maupun pengadaan pompa.

Penyerapan untuk anggaran prioritas pengendalian banjir yang dianggarkan Rp 161,199 miliar juga masih di bawah 10 persen, yaitu Rp 14,9 miliar. Di antaranya untuk berbagai proyek normalisasi sungai maupun penurapannya.

Antisipasi

Di lapangan, antisipasi banjir hingga kini juga belum terlihat. Di wilayah Jakarta Utara yang paling rawan banjir dan genangan, sebagian besar saluran air atau drainase masih dipenuhi sampah. Pembersihan sampah saluran air memang terlihat di beberapa tempat, seperti di Jalan RE Martadinata, tetapi hanya sampah permukaan. Sementara di tempat-tempat lain masih banyak saluran tersumbat sampah.(CAL/NAW)



Post Date : 28 Oktober 2006