Antisipasi Banjir Terhambat

Sumber:Kompas - 24 September 2007
Kategori:Drainase
Jakarta, kompas - Banjir yang akan datang bisa menjadi kado terburuk di awal jabatan Gubernur Fauzi Bowo alias Foke. Sebab, perbaikan dan pembangunan saluran air di permukiman kumuh Jakarta belum juga dilakukan akibat terhambat administrasi anggaran. Pekerjaan yang seharusnya sudah dimulai kini tertunda.

Padahal, awal musim hujan tinggal sekitar dua bulan lagi. Dari pantauan hingga Minggu (23/9), jaringan saluran air atau drainase di sebagian besar permukiman dan daerah langganan banjir di Jakarta tidak berfungsi. Di Jakarta Utara, misalnya, belum ada pembersihan sampah atau lumpur dari saluran serta belum ada perbaikan dan pembangunan saluran di permukiman padat penduduk.

Saluran air di sekitar Kampung Bandan, misalnya, tak berfungsi. Bahkan, akibat dipenuhi sampah dan lumpur, air tidak mengalir. Masalah serupa terjadi di Pademangan, Kalibaru, Papanggo dan Warakas, Lago, Tugu dan Semper, serta Rawa Badak.

"Pada musim kemarau inilah sebenarnya saat yang paling tepat untuk membersihkan, memperbaiki, atau membangun drainase di permukiman kumuh itu. Pekerjaan belum bisa dijalankan karena ada kendala administrasi keuangan dan anggaran," kata Kepala Suku Dinas Tata Air Jakarta Utara Irvan Amtha.

Dia tidak merinci apa yang dimaksud dengan kendala administrasi keuangan itu. Hanya dikatakan, uangnya masih ada di Biro Keuangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Irvan mengakui, kendala administrasi anggaran tidak hanya terjadi di Jakarta Utara, tetapi juga di wilayah lain, misalnya Jakarta Barat dan Jakarta Timur.

Masalah drainase ini juga ditemukan di Cipinang Muara dan Cipinang Cempedak, Jakarta Timur, juga di Grogol Utara dan Slipi di Jakarta Barat. Saluran air terlambat dibenahi dan itu berarti, tidak bisa tidak, banjir bisa menjadi "kado" terburuk di awal masa jabatan Fauzi Bowo, yang segera dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta 2007-2012 pada Oktober mendatang.

Persiapan tanggap darurat

Dihubungi secara terpisah, Direktur Walhi Jakarta Slamet Daroyni menegaskan memang belum ada persiapan mengantisipasi banjir dan musim hujan.

"Tujuh puluh persen aliran sungai yang ada belum disentuh setidaknya dengan pengerukan. Di kawasan hulu di Bogor, Depok, Tangerang, dan Cianjur pun belum ada penanganan untuk memperluas kawasan resapan, tangkapan air, serta perbaikan drainase sesuai rekomendasi pascabanjir Februari 2007. Sama sekali belum ada keseriusan," kata Slamet dengan nada prihatin. (CAL/ONG)



Post Date : 24 September 2007