APTRI Jabar Mendesak Atur Manajemen Air

Sumber:Kompas - 26 Oktober 2004
Kategori:Drainase
Cirebon, Kompas - Ribuan petani tebu yang tergabung dalam Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia Provinsi Jawa Barat mendesak pemerintahan baru untuk segera mengatur manajemen air yang lebih baik, guna merealisasikan swasembada gula tahun 2008.

Demikian dikatakan Ketua Pengurus Dewan Pimpinan Daerah Badan Koordinasi Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Jabar A Marzuki, Senin (25/10) di Kantor Pabrik Gula Rajawali, Cirebon.

Salah satu kendala petani tebu Jabar adalah minimnya akses terhadap air, padahal di musim giling tebu 2004 ini PT Perkebunan Nusantara Jabar telah mencatatkan sebagai PTPN terbaik di Pulau Jawa.

"Kami menginginkan agar pemerintahan yang baru memperbaiki manajemen air, dengan fokus di Kabupaten Kuningan, Cirebon, Majalengka, dan Indramayu sebagai lumbung tebu di Jawa Barat. Perbaikan ini cukup dengan merevitalisasi Waduk Darma di Kabupaten Kuningan, Setu Patok dan Setu Sedong di Kabupaten Cirebon," kata Marzuki.

Menurut Marzuki, tanaman tebu mengonsumsi air dalam jumlah besar. Namun saat ini, sebagian besar lahan tebu di Jabar belum teraliri air dengan baik, dan masih mengandalkan pengairan dari kali maupun sumur pantek yang dibuat di lahan tebu petani. Permasalahannya selain pasokan air tidak stabil, petani pun harus membeli solar untuk menghidupkan mesin pompa.

"Di tahun 2004 ini, produktivitas tebu di Jawa Barat mencatatkan angka kenaikan yang signifikan. Kami optimistis bila manajemen air diatur baik, maka swasembada gula di tahun 2008 dapat tercapai," kata Sekretaris APTRI Jabar H Anwar Asmali.

Berdasarkan data evaluasi musim giling 2004 dari beberapa pabrik gula (PG) di Jabar, produktivitas tebu setiap hektar pada tahun 2004 meningkat sebesar 125 kuintal per hektar dibanding tahun 2003. Tahun 2004 produksi tebu sebanyak 746 kuintal per hektar, sedangkan tahun 2003 sebanyak 621 kuintal per hektar.

Di sisi lain, produksi tebu pada lahan Tebu Rakyat Indonesia (TRI) di Jabar juga mengalami peningkatan rendemen, meski hanya berkisar 0,61 persen menjadi sekitar 7,62 persen. Dalam perhitungan APTRI Jabar, peningkatan rendemen tersebut telah mampu meningkatkan perolehan gula sebesar 14.759,50 ton.

Bila harga tebu di tingkat petani sebesar Rp 3.500 per kilogram, maka peningkatan rendemen meningkatkan pendapatan Rp 51,65 miliar. (RYO)

Post Date : 26 Oktober 2004