Atasi Sampah dengan Kredit Komposter

Sumber:Kompas - 22 Juni 2012
Kategori:Sampah Luar Jakarta
Semarang, Kompas - Kehadiran sekitar 40.000 mahasiswa pada empat perguruan tinggi di Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah, menimbulkan masalah lingkungan, khususnya sampah. Untuk mengatasi masalah itu, kelurahan setempat meluncurkan pengelolaan sampah mandiri berskala keluarga melalui program Paket Kredit Komposter Dibayar Sampah.
 
Pengelolaan sampah mandiri ini diterapkan dengan cara setiap rumah kos diberikan paket kredit komposter atau alat pengolah sampah organik menjadi pupuk organik. Komposter itu berbentuk tabung dengan diameter 80 sentimeter dan tinggi 80 sentimeter. Di antara rumah kos yang berdekatan ditempatkan tiga drum untuk penampungan sampah anorganik.
 
Setelah diterapkan oleh sembilan keluarga, pengelolaan sampah mandiri yang dirintis Kelompok Tani Cinta Bunga di Kelurahan Tembalang itu hari Kamis (21/6) diluncurkan. Program ini secara bertahap diterapkan di tempat kos mahasiswa.
 
”Paket kredit komposter dibayar sampah artinya tiap rumah nanti akan diberikan komposter dengan cara dikreditkan. Bayarnya pakai sampah. Jika ada sampah anorganik di rumah, seperti kertas, plastik, atau logam, jangan dibuang sembarangan, tetapi dibuang ke drum yang disediakan,” papar Hartono, Ketua Kelompok Tani Cinta Bunga. Sampah ini akan dijual dan hasilnya dihitung untuk membayar komposter.
 
Pengelolaan sampah organik dilakukan secara sederhana, yakni sampah dimasukkan ke komposter, setelah dipotong kecil-kecil dan ditaburi bumbu kompos, disiram inoculen cair, serta ditutup. Dua pekan kemudian, sampah itu sudah menjadi kompos. Satu unit komposter seharga Rp 1,575 juta.
 
Lurah Tembalang Margono mengakui, jumlah mahasiswa di daerahnya lebih banyak dibandingkan dengan warga. Jumlah sampah pun meningkat. (son)


Post Date : 22 Juni 2012