Bandung Barat Banyak Menyumbang Sampah

Sumber:Kompas - 01 Februari 2005
Kategori:Sampah Luar Jakarta
Bandung, Kompas - Bandung Barat merupakan wilayah paling banyak menyumbang sampah untuk Kota Bandung. Demikian dikatakan Sefrianus Yosep, Kepala Bagian Hukum dan Hubungan Masyarakat Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung, Senin (31/1).

Wilayah ini meliputi sembilan kecamatan yaitu Sukasari, Sukajadi, Cicendo, Andir, Astana Anyar, Bojongloa Kaler, Bojongloa Kidul, Babakan Ciparay, dan Bandung Kulon.

Pernyataan ini dibenarkan oleh Jemarun, Kepala Seksi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kota Bandung.

Menurut data yang ia berikan, volume sampah dari Bandung Barat mencapai lebih dari 40.000 meter kubik per bulan. Padahal, volume sampah di Bandung Tengah hanya setengah dari Bandung Barat.

Sementara volume sampah di Bandung Timur tidak pernah lebih dari 10.000 meter kubik per bulan.

Pada bulan November 2004, sampah di Bandung Timur mencapai 9.423 meter kubik, Bandung Tengah 23.429 meter kubik, dan Bandung Barat sebanyak 40.711 meter kubik.

Menurut Djatmika, Kepala Seksi Operasional Kebersihan Wilayah Bandung Barat, daerah Andir merupakan daerah yang paling banyak menghasilkan sampah di Kota Bandung, sebab di daerah tersebut terdapat pasar tumpah.

Pasar tumpah berada di sepanjang Jalan Sudirman hingga Jalan Rajawali dan beraktivitas hingga lebih dari pukul 07.00.

"Sampah dari pasar tumpah bisa mencapai 40 meter kubik per hari," kata Djatmika. Padahal, Pasar Sederhana menyumbang 20 meter kubik sampah per hari.

Sementara, Pasar Baru menyumbang 18 meter kubik sampah per hari. Untuk mengurangi sampah akibat aktivitas pasar tumpah, tutur Djatmika, Pemkot Bandung akan memindahkan pedagang di pasar tumpah tersebut ke Pasar Ciroyom yang sedang dibangun.

"Mungkin akhir tahun 2005, mereka sudah bisa dipindahkan," kata Djatmika.

Sementara itu, Sefrianus Yosep menyatakan banyaknya volume sampah dari Bandung Barat disebabkan wilayah tersebut paling luas dibandingkan Bandung tengah dan Bandung Timur.

Truk dari Jepang

Untuk itu, tahun 2005 ini, PD Kebersihan Kota Bandung akan memecah wilayah kerjanya dari tiga pembagian wilayah menjadi empat wilayah, yaitu Bandung Barat, Bandung Timur, Bandung Selatan, dan Bandung Utara.

Daerah-daerah yang akan menjadi wilayah kerja tersebut, masih dikaji oleh perusahaan BUMD.

Saat ini wilayah Bandung Barat meliputi daerah Kota Bandung di dekat batas Kota Cimahi, Batas Kabupaten Bandung, Alun-Alun Bandung hingga Jalan Setiabudi.

Sementara Bandung Tengah meliputi wilayah di sepanjang Jalan Otto Iskandardinata- Alun-Alun-Kiaracondong. Sedang Bandung Timur meliputi sebagian Kiaracondong bagian Timur hingga Cibiru.

Pemerintah Kota Bandung juga berencana akan mengambil 50 truk sampah bekas dari Jepang.

Menurut Sefrianus Yosep, di Jepang, truk tersebut sudah tidak dipakai lagi. "Untuk mendatangkan ke Kota Bandung ongkos pengiriman dari Jepang ke Kota Bandung kemungkinan akan ditanggung PD Kebersihan dan Pemerintah Kota Bandung," kata Sefrianus.

Namun, sebelum dibawa ke Bandung, Sefrianus mengatakan ada kemungkinan pihak PD Kebersihan akan meninjau kondisi truk bekas tersebut di Jepang.

"Apakah truk itu masih bisa difungsikan atau benar-benar truk itu sudah menjadi sampah karena sudah tidak dapat beroperasi lagi," ujar Sefrianus.

Jika ternyata kondisinya sudah parah, lanjut Sefrianus, ongkos pemeliharaan truk akan sangat mahal.

"Sementara truk yang sudah kami miliki pun truk yang sudah tua. Ongkos pemeliharaannya sangat mahal," kata Sefrianus.

Menurut Sefrianus, PD Kebersihan mendapatkan omzet Rp 1,1 miliar per bulan. Sebanyak Rp 700 juta dianggarkan untuk membayar karyawan, sedangkan sisanya digunakan untuk membiayai kegiatan operasional, termasuk pemeliharaan truk pengangkut sampah.

Selama ini PD Kebersihan Kota Bandung hanya memiliki 77 truk pengangkut sampah. Jumlah ini masih kurang untuk mengangkut sampah setiap harinya.

Akibatnya, dalam sehari dari 7.500 meter kubik sampah di Kota Bandung, sekitar 2.500 meter kubik sampah tidak dapat terangkut.

Menjelang tamu negara yang akan mengikuti peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-50, PD Kebersihan juga telah melakukan berbagai persiapan dan upaya agar Kota Bandung benar-benar bersih.

PD Kebersihan telah menyiapkan petugas khusus kebersihan yang terlatih. "Kami sudah memberi pendidikan kilat pada penyapu jalanan terbaik dari berbagai wilayah di Kota Bandung," kata Sefrianus.

Pendidikan kilat sudah dilakukan dua kali pada November 2004 dan Januari 2005, masing-masing selama seminggu. Petugas kebersihan yang sudah dididik pada angkatan pertama berjumlah 40 orang dan sudah ditempatkan di tujuh titik di pusat kota Bandung.

Tujuh titik itu adalah Jalan Otto Iskandardinata, Dalem kaum, Kepatihan, Dewi Sartika, Asia Afrika, Alun-Alun Kota Bandung, dan Jalan Merdeka.

Sementara itu, angkatan kedua yang berjumlah 44 orang antara lain akan ditempatkan di Jalan Cibadak, Suniaraja, Tamblong, Lembong, dan Pungkur. Petugas khusus itu diberi gaji lebih besar dibandingkan petugas kebersihan biasa.

Gaji petugas khusus kebersihan terlatih Rp 600.000 per bulan. Sementara petugas kebersihan biasa Rp 300.000-Rp 400.000 per bulan. Semua petugas kebersihan itu bekerja selama enam jam per hari. (Y09)

Post Date : 01 Februari 2005