|
Mojokerto, Kompas - Banjir bandang menerjang sebagian Pulau Jawa sejak Selasa (3/2) malam hingga Rabu kemarin. Selain merusak sejumlah infrastruktur, banjir di Jawa Timur juga menyebabkan tiga orang tewas dan satu hilang. Sedangkan di Jawa Tengah mengakibatkan hubungan lalu lintas Semarang-Purwodadi, Kabupaten Grobogan, terputus. Ratusan rumah di Kecamatan Gubug, Grobogan, tergenang air setinggi 30 sentimeter hingga satu meter. Di Jawa Timur (Jatim), kawasan yang dilalui aliran Kali Brantas, mulai dari Kota Batu, Kota Malang, hingga Kota Mojokerto mengalami kerusakan infrastruktur. Pasuruan pun mengalami hal serupa akibat luapan sungai lainnya. Banjir bandang telah membuat jalan tertutup longsoran dan sedikitnya 15 jembatan hanyut. Selain seorang tewas, kerusakan fisik di wilayah Pasuruan tidak kurang terjadi pada lima kecamatan, yakni Kecamatan Bangil, Kecamatan Kraton, Kecamatan Beji, Kecamatan Pohjentrek, dan Kecamatan Rejoso. Banjir ini juga menyebabkan ruas jalan Probolinggo-Surabaya, Surabaya-Malang, dan Probolinggo-Malang lumpuh total. Hingga pukul 18.00 kemarin, arus lalu lintas dari tiga jurusan itu terpaksa dialihkan melewati Tosari, Banyubiru, dan Winongan. Tanah longsor yang terjadi di tujuh desa di dua kecamatan kawasan Kota Batu telah mengakibatkan tiga jembatan rusak total, di samping puluhan rumah dan puluhan hektar sawah rusak berat. Bahkan saluran distribusi Perusahaan Daerah Air Minum Batu sepanjang dua kilometer putus diterjang air dan lumpur yang mengancam sekitar 4.000 pelanggannya. Di kawasan Kota Malang yang dilintasi Kali Brantas ada lima jembatan terbawa air, selain 150 rumah rusak. Korban tewas Korban tewas akibat banjir di Jatim adalah Ngatemi (50), warga Desa Garing, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan. Ia terhanyut saat angin kencang dan banjir menerjang rumahnya. Di Mojokerto korban tewas dua orang, yakni Rizki (2), warga Desa Wonoploso, Kecamatan Gondang, dan Muchrozi (17), warga Desa Prajurit Kulon Gang II. Muchrozi terpeleset dan tenggelam saat berupaya mengambil kayu gelondongan yang hanyut di sungai. Hingga kini aparat Kepolisian Resor (Polres) Mojokerto masih berupaya mencari korban yang diperkirakan hilang, yang identitasnya hingga kini belum diketahui. Kepala Seksi Penularan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Jatim A Ratgono mengatakan telah mengirim bantuan dua mobil ambulans milik Rumah Sakit Umum (RSU) Dr Soetomo Surabaya dan Dinas Kesehatan Jatim ke Mojokerto, guna membantu evakuasi korban banjir. Terputus Hubungan lalu lintas Semarang-Purwodadi (Kabupaten Grobogan), Jawa Tengah (Jateng), sejak kemarin terputus, setelah jalan utama di dekat jembatan Gubug, Grobogan, dari arah Purwodadi jebol dihantam banjir. Selain itu, ribuan hektar sawah dan ratusan rumah penduduk yang tersebar di 11 desa dalam wilayah Kecamatan Gubug tergenang air. Tiga rumah roboh dan seorang tersengat aliran listrik hingga luka serius. Lebih dari 1.000 penduduk mengungsi ke eks Kantor Kawedanan Gubug serta rumah penduduk yang tidak tergenang. Puluhan dapur umum bermunculan dan memperoleh bantuan beras, mi, gula, kopi, serta obat-obatan. Ruas jalan Semarang-Purwodadi putus total setelah jalan utama sepanjang 200 meter di Desa Gubuk, Kecamatan Gubuk, ambrol sedalam enam meter. Jalan itu putus Selasa malam sekitar pukul 21.00. Akibatnya, semua kendaraan dari Semarang yang hendak menuju Purwodadi, sejak di Karangawen, dialihkan melalui jalan ke arah Demak. Sejumlah penduduk yang ditemui mengemukakan, putusnya jalan itu akibat derasnya luapan Kali Tuntang di bagian selatan. Air deras yang melimpah ke jalan itu menyebabkan badan jalan di sebelah utara yang merupakan tebing cukup dalam tergerus. "Air itu deras mengalir, tidak hanya luber ke jalan, tapi juga menggenangi rumah penduduk maupun sawah yang tanaman padinya masih muda," ujar Pardoyo, warga Gubuk. Dilaporkan pula, banjir bandang melanda Reo, kota pelabuhan di utara Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur, hari Selasa pukul 23.30. Tiga orang ditemukan tewas dan enam orang lainnya hilang. Sejumlah rumah penduduk hanyut. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Pius Kandar dan Asisten I Sekretaris Pemerintah Kabupaten Manggarai Rofinus Mbon menjelaskan, hujan deras telah mengguyur Manggarai terutama wilayah Ruteng dan Reo sejak sepekan silam. Puncaknya terjadi Selasa malam hingga Rabu petang. Hujan tidak pernah reda dan turun dengan derasnya. (CAL/L13/L11/L03/TAV/ L05/L15/SUP/WHO)M Post Date : 05 Februari 2004 |