Banjir Bangkok Memburuk

Sumber:Koran Sindo - 26 Oktober 2011
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
BANGKOK – Banjir di ibu kota Thailand semakin buruk sehingga bandara terbesar kedua di Bangkok, Don Muang Airport, ditutup sementara sejak kemarin pukul 17.00 waktu setempat. 
 
Penutupan dilakukan lantaran penumpang pesawat dan pegawai mengalami kesulitan mencapai bandara itu akibat banjir. Bandara itu diperkirakan baru akan dibuka lagi pada 1 November mendatang. Adapun Bandara Internasional Suvarnabhumi beroperasi normal. Ratusan turis dari berbagai negara tetap terlihat datang melalui Bandara Internasional Suvarnabhumi. 
 
”Bandara Don Muang ditutup sementara, tapi Bandara Suvarnabhumi tidak terpengaruh karena lokasinya lebih tinggi,”papar otoritas Bandara Thailand kemarin. Suvarnabhumi merupakan bandara terbesar di Thailand yang melayani rute domestik dan internasional. Maskapai Nok Air menghentikan penerbangan domestik dari Bandara Don Muang hingga 1 November. 
 
Nok Air merupakan maskapai yang mayoritas sahamnya dimiliki Thai Airways International Pcl. Sebagian wilayah Don Muang,Lak Si dan Sai Mai, sudah terkena banjir sejak Sabtu (22/10). Pusat krisis banjir di Don Muang dan Perdana Menteri (PM) Thailand Yingluck Shinawatra menyatakan warga di wilayah tersebut sudah dievakuasi. 
 
Sebanyak 4.000 orang yang telah mengungsi di sebuah bandara di utara Bangkok diminta untuk mengungsi lagi ke Provinsi Chon Buri. Ratusan orang dievakuasi pada akhir pekan saat air di Lak Si dan Don Muang mencapai ketinggian hingga dua meter, meluap dari kanal-kanal dan sungai-sungai.Beberapa buaya berhasil ditangkap atau dibunuh karena muncul di lokasi penduduk yang terkena banjir di Ayutthaya. 
 
Buaya-buaya itu berasal dari penangkaran lokal yang banyak tersebar di Thailand. Banjir telah menewaskan sedikitnya 366 orang sejak pertengahan Juli dan mengacaukan kehidupan hampir 2,5 juta jiwa. Lebih dari 113.000 orang tinggal di tempat pengungsian dan 720.000 warga memerlukan bantuan medis. 
 
”Masih sulit untuk mengatakan apakah air akan meluapi tanggul Sungai Chao Phraya,tapi situasi berubah setiap saat. Berbagai hal yang tidak kami perkirakan bisa saja terjadi,” papar Seri Supharatid, direktur Pusat Bencana dan Perubahan Iklim Universitas Rangsit, kemarin.
 
”Dalam skenario terburuk, jika semua tanggul roboh, semua wilayah Bangkok akan mengalami banjir.” ”Saat ini seluruh mesin pompa bekerja melebihi kapasitas. Masalahnya, air dalam jumlah besar mengalir melintasi Bangkok,bagaimana pemerintah mencari mesin yang cukup kuat untuk mengeringkan air?”kata Seri Supharatid. 
 
Pemerintah Thailand mengumumkan libur lima hari kemarin untuk memberi kesempatan kepada warga mengungsi dari banjir yang mendekati pusat ibu kota.Kabinet Thailand mendeklarasikan hari libur 27–31 Oktober di Bangkok dan 20 provinsi lain yang terkena banjir. 
 
”Hari libur itu ditetapkan karena gelombang tinggi laut dan untuk memberi warga kesempatan meninggalkan Bangkok,” papar Juru Bicara Pemerintah Thailand Thitima Chaisang kepada Reuters. Banjir terburuk di Thailand sulit diatasi karena bertepatan dengan gelombang tinggi laut sehingga air dari daratan yang seharusnya mengalir ke laut terhalang gelombang tinggi. 
 
Otoritas sudah memerintahkan evakuasi sebuah kompleks perumahan di pinggiran Kota Bangkok setelah dinding penghalang tidak mampu menahan banjir. Sebanyak tujuh kawasan industri di Provinsi Ayutthaya, Nonthaburi, dan Pathum Thani ditutup hingga menyebabkan kerugian mencapai USD3,2 miliar.
 
Sebanyak 650.000 pekerja juga harus diliburkan. Seiring terus tingginya banjir, kawasan industri Lat Krabang dan Bangchan di utara dan timur Bangkok akan tergenang air.Padahal di sana ada 344 pabrik yang 49 pabriknya dioperasikan perusahaan-perusahaan Jepang, termasuk Honda Motor Co dan Isuzu Motors Ltd. 
 
”Kondisi yang mengancam itu tidak bagus. Tembok penghalang banjir terlalu rendah, tapi pengelola kawasan industri tidak melakukan apa pun,” kata Tanapon Karakasikum, pejabat di pabrik komponen automotif di Lat Krabang. Kabinet Thailand mengumumkan anggaran USD10,6 miliar untuk membantu pemulihan pascabencana. 
 
Dana tersebut untuk sebagian besar dialokasikan untuk usaha kecil dan menengah, pedagang kecil, dan individu.”Jika mereka dapat kembali normal segera, itu akan membantu mendorong pertumbuhan ekonomi,” papar Menteri Keuangan Thailand Thirachai Phuvanatnaranubala. 
 
Penduduk di kompleks perumahan Muang Ake, utara Bangkok, sudah dievakuasi kemarin setelah dinding penahan banjir di dekat Provinsi Pathum Thani roboh. Kondisi ini semakin meningkatkan risiko banjir di Ibu Kota. Gubernur Bangkok Sukhumbhand Paribatra mengeluarkan peringatan banjir baru untuk Distrik Bang Phlad, barat Sungai Chao Phraya dan dekat dengan pusat perdagangan Bangkok. 
 
Bang Phlad merupakan lokasi sejumlah pusat perbelanjaan, universitas, dan rumah sakit. Rumah Sakit Siriraj tempat Raja Thailand dirawat jika sakit berada dekat lokasi itu. ”Hari libur akan memberi kesempatan otoritas menangani krisis dengan lebih baik,” ujar Sukhumbhand kepada Reuters. 
 
Otoritas membuka sebagian besar pintu air di Bangkok pekan lalu sehingga meningkatkan tekanan air pada dinding penahan banjir di utara.Otoritas mengalirkan air ke sekitar wilayah timur dan barat Ibu Kota menuju ke laut, tapi meningkatkan risiko banjir di pusat kota. Sedikitnya 8 juta meter kubik air dipompa, tapi risiko banjir di pusat Bangkok tetap tinggi. 
 
Apalagi saat ini ketinggian air di Sungai Chao Phraya semakin meningkat saat gelombang laut tinggi. Departemen Meteorologi Thailand memperkirakan hujan terjadi di beberapa wilayah Ibu Kota pada Selasa (25/10) dan Rabu (26/10) setelah tiga hari tidak ada hujan. Kondisi ini akan meningkatkan risiko banjir di Bangkok. 
 
Kementerian Perdagangan Thailand menyatakan akan melunakkan tarif dan regulasi impor untuk makanan,air,dan barang kebutuhan pokok akibat sedikitnya suplai dalam negeri akibat banjir. Banjir juga memaksa 227 kantor cabang bank tutup, sebagian besar di provinsi-provinsi utara Bangkok.Jika Bangkok banjir, sektor perbankan akan menghadapi pukulan telak. 
 
Bank sentral Jepang dan Thailand menyatakan mereka sedang mencari mekanisme untuk menawarkan dana dari dana Pemerintah Jepang untuk membantu perusahaanperusahaan Jepang yang terkena dampak banjir di Thailand. Bank sentral Thailand juga sedang mendiskusikan rencana serupa dengan negara-negara lain. Perusahaan-perusahaan Jepang seperti Toyota Motor Corp, Sony Corp, dan Nikon Corp sudah menghentikan operasi mereka di Thailand. 
 
Belum Ganggu Pariwisata 
 
Banjir Thailand yang meluas ke sejumlah wilayah di Kota Bangkok belum mengganggu aktivitas pariwisata di Negeri Gajah Putih ini. Ratusan turis tetap terlihat datang ke Bangkok. Saat SINDO mendarat di Bandara Suvarnabhumi,Senin (24/10) siang, turis dari Eropa, Amerika, dan Asia antre di loket Imigrasi. 
 
Meski jumlah loketnya banyak, semua baris antrean cukup panjang. Butuh lebih dari setengah jam untuk menghabiskan satu baris antrean. Namun, saat keluar dari bandara terbesar di negeri yang dipimpin Perdana Menteri Yingluck Shinawatra ini, ada pemandangan yang cukup aneh.Hampir di semua ruas kiri jalan bandara dan tempat parkir dipenuhi mobil. 
 
Berdasarkan keterangan petugas bandara, mobil-mobil itu merupakan milik warga yang memang sengaja diungsikan dari wilayah- wilayah terendam banjir. Dari dalam negeri, Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Firmansyah Rahim berpandangan, banjir di Thailand tidak akan berpengaruh besar terhadap kunjungan wisatawan mancanegara di Negeri Gajah Putih ini.
 
Demikian pula soal kemungkinan pengalihan tujuan wisata turis dari Thailand ke Indonesia.Banjir hanya berpengaruh jangka pendek sehingga pemulihannya juga cepat. ”Secara ekonomi mungkin dampaknya besar, tapi kalau pariwisata cenderung cepat pulih. Begitu banjir reda, mereka bisa membenahi objekobjek wisatanya dan langsung bisa dikembangkan lagi,”ucapnya saat dihubungi SINDO di Jakarta kemarin. 
 
Kendati produk wisata Indonesia memiliki kemiripan dengan Thailand, terutama dalam hal kuliner,Firmansyah meragukan kemungkinan adanya pengalihan wisatawan mancanegara (wisman) dari Thailand ke Indonesia. Pasalnya, para pelancong umumnya sudah merencanakan kunjungan wisatanya jauh-jauh hari sebelumnya. 
 
Kalaupun ada wisman yang telanjur datang di Thailand saat banjir, biasanya pihak biro perjalanan akan mengganti dengan mengalihkannya ke daerah lain, bukan ke negara lain. ”Berdasar pengalaman, kalau yang begitu (banjir) enggak akan terlalu besar pengaruhnya untuk pengalihan wisman,” ujarnya. syarifudin/inda Laporan Wartawan SINDO ABDUL MALIK MUBARAK BANGKOK 


Post Date : 26 Oktober 2011