Banjir di Bantaran Ciliwung

Sumber:Suara Pembaruan - 16 Mei 2005
Kategori:Banjir di Jakarta
Jakarta - Hujan lebat yang turun di daerah hulu, seperti Bogor dan Depok, Minggu (15/5) sore, mengakibatkan permukiman warga di bantaran Sungai Ciliwung kembali dilanda banjir. Ketinggian air mulai meningkat sekitar pukul 18.00 WIB. Menurut Rahmat, seorang warga di Kampung Pulo, Kelurahan Kampung Melayu menuturkan, hujan lebat yang melanda Bogor kembali menghantui warga yang tinggal di sekitar bantaran sungai Ciliwung. "Terus terang, sejak sore kami tinggal menunggu pengumuman melalui pengeras suara masjid kalau air bakal datang lagi," katanya. Namun banjir kali ini tidak separah beberapa waktu lalu yang nyaris menenggelamkan pemukiman di sana. Ketinggian air kali, menurut warga, mencapai sekitar 1,5 meter. Kekhawatiran yang sama juga dialami warga Kelurahan Bukit Duri yang juga sering terkena limpahan air dari Sungai Ciliwung. Meski tidak terlalu tinggi, air deras dari Sungai Ciliwung sempat membuat sebagian rumah-rumah warga tergenang.

Anggota DPRD DKI Jakarta Arkeno mengatakan, masih terjadinya banjir di Ibukota menunjukkan mendesaknya pembangunan Banjir Kanal Timur (BKT). Karena itu, dia meminta pihak-pihak terkait untuk membantu penyelesaian BKT yang berlarut-larut. "Saya harap tim 9 yang diketuai Wali kota Jakarta Timur agar secara serius menyelesaikan persoalan yang berkait dengan pembangunan BKT," ujarnya. Hujan lebat, kemarin, di Depok membuat beberapa tempat di sana mengalami banjir lagi, dan bahkan hingga pagi tadi air masih menggenangi perumahan Taman Duta dan Bukit Cengkeh. Menurut Kasubdit Pengairan Pemkot Depok Latief Januarso, hujan kemarin memang di luar batas kendali yang datangnya dari arah selatan atau Bogor, sehingga beberapa daerah lain juga ikut tergenang, seperti Jalan Margonda dan Sawangan.

Sementara itu, fluktuasi cuaca dalam musim pancaroba akan terus terjadi hingga akhir Juli nanti dan baru stabil memasuki musim kemarau pada Agustus. Menurut Kepala Pusat Sistem Data Informasi Badan Meteorologi dan Geofisika Wasito Hadi, saat ini terjadi fluktuasi cuaca yang berbeda antara kemarau dan hujan. "Sekarang masih tetap masa pancaroba, bukan musimnya yang berubah. Kalaupun hujan turun pada musim kemarau karena masih ada fluktuasi dalam masa tersebut," ujarnya. (K-11/L-11/R-8)

Post Date : 16 Mei 2005