Banjir di Jakarta Bakal Meluas

Sumber:Suara Pembaruan - 30 Januari 2007
Kategori:Banjir di Jakarta
[BOGOR] Banjir di Jakarta bakal meluas karena di Bogor, Jawa Barat, terutama di kawasan Puncak, hulu Sungai Ciliwung diguyur hujan, Selasa (30/1) pagi .

Berdasarkan pantauan Pembaruan, kawasan Puncak dan Bogor masih diliputi mendung dan sebagian hujan. Pada Senin (29/1) malam hujan lebat di sana menyebabkan ketinggian air di Bendung Katulampa mencapai 150 sentimeter dan debit air mencapai 276 meter kubik (m3) per detik. Akibatnya, beberapa kawasan di Jakarta, antara lain, Kampung Melayu, dan Kalibata, dilanda banjir Selasa pagi.

Menurut Andi, petugas Posko Banjir Katulampa, kepada Pembaruan di Bogor, ketinggian air Senin malam sudah pada posisi siaga IV. Oleh karena itu tidak heran bila mulai Selasa subuh, air Sungai Ciliwung di wilayah DKI Jakarta meluap.

Berdasarkan catatan, hujan lebat di Bogor, Senin, berlangsung sejak pukul 14.00 hingga 23.00 WIB. Namun, pada ketinggian yang sudah di posisi siaga IV, menurut Andi, pintu air belum perlu dibuka.

Air di bendungan dibiarkan mengalir secara normal, sehingga Selasa pagi ketinggiannya pada posisi normal kembali, yakni 50 cm dan debit air 35 meter kubik per detik.

Namun, dengan kondisi cuaca mendung dan masih turun hujan pada Selasa pagi bukan tidak mungkin ketinggian di bendungan tersebut kembali pada posisi siaga IV.

''Ini merupakan ketinggian air normal, seperti biasanya, namun tidak tertutup kemungkinan debit air Sungai Ciliwung akan terus bertambah bersamaan dengan curah hujan yang tinggi di kawasan Puncak,'' kata Andi.

Hasil pengamatan di Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan, menunjukkan, ketinggian air hingga Selasa siang mencapai 750 cm yang merupakan batas normal tertinggi. Dengan kondisi tersebut Pintu Air Manggarai dikategorikan siaga IV.

Kondisi tersebut membuat warga di sepanjang bantaran Sungai Ciliwung, di Kampung Melayu, ribuan rumah terendam air setinggi dua meter. Menurut warga, rumah mereka mulai terendam sejak pukul 04.00 WIB, Selasa.

Bahkan titik terdalam hampir menutupi seluruh bagian rumah. Warga mengungsi ke berbagai tempat.

Menurut staf Kelurahan Kampung Melayu, rumah yang kena banjir diperkirakan 2.000 tersebar di delapan RW dan 53 RT. Sedang yang mengungsi mencapai 2.735 keluarga atau 10.260 jiwa.

Warga langsung mengungsi ke sejumlah tempat pengungsian sementara, seperti, di bangunan SD Santa Maria, Rumah Sakit (RS) Hermina, Masjid Attawabin, dan Masjid Istihadun Ihwan.

Sedangkan warga di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, mulai mengungsi. Mereka mengangkut harta benda semisal kursi tamu, televisi, dan pakaian untuk dititipkan di rumah warga yang lokasinya lebih tinggi. Ada pula warga yang menumpuk barang-barang mereka di pinggir jalan.

Sejumlah warga terus memantau aliran Sungai Ciliwung di atas Jembatan Kalibata. Pada Selasa pagi permukaan air sungai itu sudah menjangkau badan jembatan. Selain itu, sampah menumpuk di salah satu sisi jembatan.

Sementara itu, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) memprediksi wilayah Puncak dan Bogor, Jawa Barat, Selasa, masih diguyur hujan dengan intensitas tinggi.

Kepala Sub Bidang Meteorologi Publik BMG, Ahmad Zakir, ketika dihubungi, Selasa pagi, mengatakan, kondisi cuaca di wilayah Depok, Bogor dan Cisarua mendung tipis.

Ia menjelaskan, konsentrasi curah hujan saat ini berada di sekitar Jakut dan Jaktim. Sedang wilayah Jakbar kemungkinan diguyur hujan pada siang hari.

Menurut Zakir, pihaknya telah memberikan peringatan bahwa wilayah Bogor, Puncak, Jakarta dan sekitarnya akan diguyur hujan dengan intensitas bervariasi. Curah hujan ini cenderung meningkat hingga akhir Januari.

Perahu Karet

Berkaitan dengan meningginya debit air Kali Ciliwung, Pos Penanggulangan Banjir Pemkot Jakarta Timur melibatkan Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) untuk memantau pergerakan air.

Menurut Wali Kota Jaktim Koesnan A Halim, selain menyiapkan puluhan perahu karet pihaknya memanfaatkan jaringan RAPI untuk menyebarluaskan informasi perkembangan ketinggian air kepada masyarakat secara cepat.

Informasi itu penting agar masyarakat bisa secepatnya melakukan antisipasi jika air meluap ke rumah-rumah. Hal itu dibenarkan oleh Ketua RAPI Jakarta Timur Budi Setyono yang mengerahkan anggotanya memantau debit dan ketinggian air di beberpa pintu air.

Berdasarkan pantauan RAPI Jaktim, di wilayah Cawang dan Condet, air sudah masuk ke rumah-rumah penduduk dengan ketinggian sekitar 30 cm. Luapan sungai tersebut membawa sampah, sehingga lebih merepotkan warga. [126/L-11/Ant]



Post Date : 30 Januari 2007