Banjir di Kalimantan Selatan Semakin Meluas, Perlu Relokasi Rumah dari Bantaran Sungai

Sumber:Kompas, 26 Juli 2004
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
Banjarmasin, Kompas - Banjir di musim kemarau yang melanda Kalimantan Selatan dan merendam ratusan rumah di tepian Sungai Asam-Asam, Kecamatan Jorong, Kabupaten Tanah Laut, kini semakin meluas. Ribuan rumah di desa-desa di daerah aliran Sungai Satui di Kecamatan Satui, Kabupaten Tanah Bumbu, yang terletak sekitar 150 kilometer dari Banjarmasin, juga terendam banjir.Sekitar enam desa di kecamatan tersebut dengan jumlah warga lebih dari 3.000 keluarga sejak Sabtu hingga Minggu (25/7) masih terimbas banjir kiriman dari hulu Hutan Lindung Pegunungan Meratus. Mereka berbondong-bondong mengungsi ke desa lain yang lebih tinggi.

Sejumlah warga menuturkan, mereka tidak sempat menyelamatkan harta benda mereka karena banjir yang datang melalui sungai tiba begitu cepat. "Kami sudah tidak sempat menyelamatkan barang-barang di rumah," ungkap seorang warga.

Sementara itu, Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) Sjachriel Darham menyebutkan, pihaknya sudah memerintahkan jajarannya untuk mengidentifikasi kerusakan dan dampak banjir.

"Kami sudah menyiapkan keperluan untuk membantu korban banjir. Para kepala dinas juga kami bawa ke lokasi banjir agar bisa membantu korban banjir jika diperlukan warga," ujarnya.

Sjachriel menyebutkan, banjir tersebut terjadi rutin tiap tahun dan selalu menggenangi warga desa yang bermukim di sekitar sungai. Banyak warga yang mendiami bantaran sungai, akibatnya rumah mereka tenggelam hingga ke atapnya.

"Kami akan mengantisipasi banjir untuk tahun-tahun yang akan datang. Karena itu, kami menyarankan agar warga memiliki rumah panggung dengan ketinggian mencapai batas maksimal air saat banjir. Dengan demikian, nanti jika banjir tidak akan separah seperti ini," ujar Sjachriel.

Relokasi

Gubernur Kalsel bahkan mengajukan usul agar dinas terkait bersama pemerintah daerah setempat melakukan kajian tentang kemungkinan relokasi permukiman warga terutama yang tinggal di bantaran sungai. Jika tidak direlokasi, warga akan selalu terkena banjir setiap tahunnya.

"Kalau memang memungkinkan untuk direlokasi, bisa saja diprogramkan untuk relokasi permukiman bagi yang tinggal di bantaran sungai," papar Sjachriel.

Di Kalsel, banyak warga umumnya mendirikan rumah di bantaran sungai karena selama ini terbukti permukiman mereka aman dan tidak pernah terjadi banjir. Bahkan banyak warga mendirikan rumah di atas (tepian) sungai karena kehidupan warga sedikit banyak tergantung pada sungai.

Masih khawatir

Sampai kemarin, mendung tebal yang menyelimuti sebagian wilayah Kalsel membuat sejumlah warga khawatir bakal terjadi banjir susulan.

"Pada saat Banjarmasin hanya mendung hitam, di daerah kami sudah hujan deras," tutur seorang warga Desa Asam- Asam Jorong. Di bagian hulu yang merupakan Hutan Lindung Pegunungan Meratus yang kini mulai gundul juga terjadi hujan lebat sehingga membawa air kiriman bagi warga di wilayah hilir.

Warga di tepian Sungai Asam-Asam, Kecamatan Jorong, Tanah Laut, juga mengalami banjir yang mengakibatkan mereka kehilangan ternak dan tanaman banyak yang terendam.

"Banyak warga yang hanya sempat menyelamatkan barang-barang elektroniknya. Tetapi, mereka lupa menyelamatkan ternaknya. Akibatnya, sekitar 500 unggas ikut terbawa banjir," ungkap Rusli, Kepala Desa Asam-Asam. (AMR)

Post Date : 26 Juli 2004