Banjir di Kawasan Langganan

Sumber:Kompas - 19 September 2010
Kategori:Banjir di Jakarta

Jakarta, Kompas - Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur, serta Petogogan, Kebon Baru, dan Bukit Duri di Jakarta Selatan, yang dikenal sebagai kawasan rawan banjir, tergenang air setinggi maksimal 1 meter, Sabtu (18/9) pukul 03.30. Warga mempertanyakan rencana pengerukan kali.

Semua kawasan itu terendam luapan air Sungai Ciliwung. Genangan air surut pukul 09.00. Sebagian warga yang baru saja datang dari kampung halamannya kerepotan membersihkan lumpur dari rumah mereka.

Di Kampung Pulo, Kampung Melayu, Jatinegara, Jaktim, air setinggi 1 meter menggenangi RW 3, terutama di RT 3 dan RT 4.

Wakil Camat Jatinegara Ali Murtado kemarin mengatakan, banjir kiriman dari Katulampa, Bogor, ini datang pukul 03.30 dan mulai menggenangi Kampung Pulo setengah jam kemudian. Pukul 09.00, genangan air surut.

”Genangan air yang mencapai 70-100 sentimeter ini menggenangi ratusan rumah di Kampung Pulo,” kata Ali Murtado. Pukul 08.00, air surut. Setengah jam kemudian, air tinggal setinggi 50 sentimeter dan pukul 09.00 genangan air menghilang dari rumah-rumah warga.

Bagi warga di bantaran Sungai Ciliwung, banjir adalah soal biasa, terutama kala musim hujan. Mereka mendapat informasi air akan datang dari Katulampa pada Jumat pukul 20.00. Warga pun mengamankan perabot dan barang-barang mereka ke lantai dua. Mereka kemudian kembali tidur seperti biasa.

Fahrudin, warga Kebon Baru, mengatakan, walau dapat menyelamatkan harta benda, banjir selalu membuatnya rugi. Dia harus menunggu rumah selama banjir sehingga tidak dapat mencari uang sebagai tukang ojek

Pengerukan sungai

”Pemerintah menyiapkan peringatan dini agar warga dapat mengantisipasi banjir. Namun, kapan pemerintah akan bergerak untuk mencegah terjadinya banjir?” tanya Fahrudin.

Suharyadi, warga Bukit Duri, mengaku bosan mengalami banjir yang terjadi berulang kali sepanjang tahun. Bapak tiga anak itu mempertanyakan rencana pemerintah mengeruk 13 sungai, termasuk Sungai Ciliwung.

”Kapan pemerintah mengeruk Sungai Ciliwung? Setiap Bogor hujan deras, kami selalu disuruh bersiap-siap menghadapi banjir. Namun, pemerintah tidak pernah melakukan apa pun untuk mencegah banjir itu,” ujar Suharyadi prihatin.

Sungai Ciliwung mudah meluap karena kini terlalu dangkal dan sempit. Pengerukan akan meningkatkan daya tampung air sehingga kawasan-kawasan tepi sungai tidak mudah terendam banjir jika hujan deras melanda kawasan hulu. (ECA/WIN)



Post Date : 19 September 2010