Banjir di Lampung Meluas

Sumber:Kompas - 30 Januari 2013
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

Bandar Lampung, Kompas - Banjir meluas di sejumlah daerah di Lampung, termasuk Mesuji. Selasa (29/1), banjir melebar di empat kecamatan, yaitu Way Serdang, Simpang Pematang, Mesuji Timur, dan Rawajitu Utara. Pekan lalu, banjir baru melanda Way Serdang dan Mesuji Timur.

Bupati Mesuji Khamamik memerintahkan pejabat untuk siaga dan turun langsung mengatasi banjir. Petugas diminta mempersiapkan evakuasi korban banjir dan menyalurkan bantuan makanan, air, dan obat-obatan.

Berdasarkan data Pemerintah Kabupaten Mesuji, sebanyak 2.475 orang dari 617 keluarga di Dusun Tebing, Talang Gunung, dan Setajim di Kecamatan Mesuji Timur terpaksa melakukan aktivitas keseharian di tengah genangan air. Hujan deras yang turun sepanjang hari membuat ketinggian air di ketiga dusun tersebut mencapai 130 cm.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandar Lampung Eddy Heryanto mengatakan, banjir besar pada Kamis-Jumat pekan lalu mengakibatkan 6.000 rumah rusak, baik berat, sedang, maupun ringan. Banjir juga merusak infrastruktur macam tanggul, siring, dan jalan.

”Banjir merata di seluruh 20 kecamatan (di Bandar Lampung). Daerah yang terparah ada di 16 titik, antara lain Tanjungkarang Pusat, Kedaton, Pasir Gintung, Bumi Waras, dan Teluk Betung Barat. Pada 2008, banjir tidak seluas ini,” tuturnya. Total korban tewas akibat banjir itu hingga kini empat orang.

Dampak kerugian akibat banjir di setiap kecamatan diperkirakan Rp 2 miliar. Kerusakan infrastruktur yang ditangani Dinas Pekerjaan Umum mencapai Rp 18 miliar.

Untuk kegiatan tanggap darurat dan penanggulangan, Pemerintah Kota Bandar Lampung menganggarkan dana taktis Rp 15 miliar yang diperkirakan cair mulai lusa. Pemkot Bandar Lampung juga tengah mengajukan dana rehabilitasi dan rekonstruksi senilai Rp 27 miliar kepada pemerintah pusat.

Meskipun banjir kini telah surut, Pemkot Bandar Lampung menetapkan status tanggap darurat hingga 28 Februari.

Terseret arus

Hujan deras yang melanda Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Senin sore, mengakibatkan air di Sungai Piring meluap. Seorang warga dilaporkan hilang. Koban hanyut terseret arus.

Korban adalah Surip Karto Dikromo (74), warga Desa Tempursari, Kecamatan Wungu. Saat kejadian, korban tengah memperbaiki jembatan bambu yang melintasi Sungai Piring.

Komandan Peleton Brigade Mobil Polda Jawa Timur Kompi C Madiun Inspektur Dua Eko Susanto mengatakan, pencarian korban masih terus dilakukan.

Adapun Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya berupaya mengatasi genangan air. Selain menormalisasi sungai dan saluran air, seluruh rumah pompa di 47 titik rutin diperiksa kemampuannya sehingga ketika musim hujan genangan air cepat surut.

Kepala Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Surabaya Erna Purnawati di Surabaya mengatakan, normalisasi saluran termasuk yang dibangun pada zaman Belanda dengan diameter rata-rata 2 meter. Saluran air di bawah tanah itu hampir 30 tahun tak berfungsi.

Kondisi daerah aliran Sungai Benanain di Kecamatan Malaka dan Kecamatan Weliman, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, terus melebar sampai 500 meter. Banjir itu terjadi persis di dataran rendah Malaka dan sekitarnya.

”Masyarakat 12 desa yang selama ini menjadi langganan tetap banjir sebaiknya dipindahkan,” kata Pelaksana Tugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Nusa Tenggara Timur Tadeus Tini.(JON/NIK/HEN/KOR/ETA/ACI)



Post Date : 30 Januari 2013