Banjir Hanya Bisa Dikurangi

Sumber:Koran Sindo - 17 November 2008
Kategori:Banjir di Jakarta

JAKARTA(SINDO) – Pemprov DKI Jakarta tidak mampu mengatasi persoalan banjir yang hampir setiap tahun datang,tetapi hanya bisa mengurangi secara bertahap.

Wakil Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Budi Widiantoro mengakui, persoalan banjir memang tidak mudah untuk ditangani. Sebab, persoalan banjir menyangkut berbagaiaspek.”Kitamemang tidak bisa menghilangkan banjir, tetapi hanya menguranginya sedikit demi sedikit,” kata Budi kemarin.

Ada beberapa hal yang menyebabkan banjir sulit diatasi adalah adanya perubahan keadaan di hulu dan hilir sungai, tidak adanya tempat resapan air, dan banyaknya bangunan rumah di sepanjang bantaran kali.Tidak hanya itu,naiknya permukaan air laut serta budaya masyarakat yang membuang sampah di sungai, berdampak pada pendangkalan dasar sungai.

”Akibatnya, sungai tidak berfungsi dengan optimal,”lanjutnya. Menurut dia, saat ini Pemprov DKI Jakarta telah melakukan berbagai upaya untuk menangani persoalan banjir, salah satunya dengan pengerukan dan pendalaman dasar sungai termasuk pembersihan sampah.

”Upaya yang dilakukan masih sebatas pengurangan tinggi dan lamanya genangan, belum pada menghilangkan banjir. Itu program jangka panjang,”terangnya. Dia menilai upaya efektif untuk mengatasi persoalan ini adalah mewujudkan kembali pembangunan Waduk Ciawi, Bogor yang tertunda. Jika waduk ini bisa direalisasikan, aliran air dari Puncak dapat dikendalikan.

”Ini bisa mengurangi banjir secara signifikan karena air dialirkan tidak sekaligus seperti yang terjadi sekarang ini,”tuturnya. Belum terwujudnya pembangunan waduk tersebut disebabkan faktor sosial, anggaran, dan lahan yang belum tersedia.Padahal jika terwujud, Jakarta hanya menangani persoalan drainase untuk mengatasi tingginya curah hujan.

Terkait banjir air laut pasang (rob) yang melanda permukiman warga di pantai utara Jakarta,Budi mengaku sudah berulang kali meninggikan tanggul penahan banjir. Namun, upaya tersebut tidak maksimal karena ada sejumlah lokasi yang perbaikannya menjadi tanggung jawab PT Pelindo II.”Ada beberapa tanggul yang belum diperbaiki. Dalam waktu dekat, kami akan menyurati mereka kembali,”ujarnya.

Sementara itu, Kahumas PT Pelindo II Hendra Budi menyangkal pihaknya belum memperbaiki tanggul. Menurut dia, rob yang terjadi saat ini memang lebih besar dibandingkan sebelumnya. ”Rob yang sekarang memang tinggi sekali dibandingkan biasanya.Pelabuhan Tanjung Priok yang lebih bagus saja masih tergenang,”tuturnya. Menurut dia,tidak mudah membangun tanggul sepanjang 11 km dengan luas 604 ha ini.

Selain tingkat kesulitannya tinggi, juga membutuhkan biaya yang mahal.”Kami akan meninggikan tanggul secara permanen jika rob terjadi terus-menerus dan bukan insidental seperti sekarang ini,”tandasnya. Dari pantauan di lapangan, hingga kemarin banjir rob masih melanda permukiman warga di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara dengan ketinggian 120 cm.

Belum ada kepastian sampai kapan rob tersebut akan surut, mengingat tanggul penahan air laut yang berada di bagian barat Muara Baru jebol karena tidak kuat menahan terjangan ombak.” Rob kali ini lebih tinggi dibanding sebelumnya,”ucap Sutaryo,warga setempat. Sementara itu di Kampung Melayu, Jakarta Timur, sebagian warga sudah mulai kembali ke rumahnya masing- masing. Banjir kiriman yang menggenangi rumah warga sejak dua hari lalu sudah mulai surut.

”Sebagian sudah pulang, tinggal 10 KK lagi yang masih bertahan di tempat pengungsian,” ujar Ketua RW 01 M Haris. Sementara itu,Pemkot Bekasi menerapkan status siaga selama musim penghujan ini. Status ini diterapkan agar seluruh masyarakat siaga menghadapi banjir yang kemungkinan terjadi di Kota Bekasi. ”Beberapa wilayah di DKI Jakarta sudah tergenang banjir kiriman.

Melihat kondisi ini, Kota Bekasi harus siaga menghadapi kemungkinan banjir,” ujar Wali Kota Bekasi Mochtar Mohamad. Selain itu, pemkot juga sudah menyiapkan logistik berupa selimut, tenda, dapur umum,perahu karet,dan beberapa unit pompa untuk mengurangi genangan air.

Komandan Kodim 0507 Bekasi Muhammad Affandi mengatakan,tujuh satuan setingkat kompi atau setara dengan 700 personel TNI,siap diterjunkan bila terjadimusibahbanjir.”Setiap personel akan kami lengkapi dengan tali jiwa,”ujarnya. (sucipto/wahab f)



Post Date : 17 November 2008