Banjir Hanyutkan 30 Rumah, 1 Tewas

Sumber:Koran Sindo - 29 Februari 2012
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
MANDAILING NATAL – Banjir bandang yang menerjang 10 desa di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Minggu (26/2) malam, hingga memutus jalur Medan-Padang, juga menewaskan seorang warga dan menghanyutkan puluhan rumah. 
 
Wakil Bupati Madina Dahlan Hasan Nasution mengatakan, tidak mengetahui identitas korban tewas tersebut. Namun,me- -nurut warga, jenazah pria yang ditemukan di Sungai Aek Ranto Puran, Gunung Tua, Penyabungan, semasa hidupnya berprofesi sebagai penarik becak. “Korban adalah warga Desa Mompang. Jenazahnya ditemukan di Sungai Aek Ranto Puran sekitar 100 meter dari jembatan yang runtuh, dan sekarang telah diserahkan ke pihak keluarga,” katanya kemarin. 
 
Banjir ini juga menghanyutkan 30 rumah di sejumlah desa. Sedangkan rumah yang terendam cukup banyak dan diperkirakan mencapai ratusan unit.Dahlan mengaku terus berkeliling untuk mendata dan memantau kondisi warga yang mengalami kerugian akibat banjir tersebut. Selain pendataan,Wakil Bupati Madina itu juga berupaya membangkitkan semangat warga dengan mendatanginya meski berada di daerah pedalaman. 
 
“Kami naik sepeda motor hingga daerah Sopo Batu,”katanya. Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Utara (Sumut) Ahmad Hidayat mengatakan, jembatan yang rusak akibat banjir di Madina itu merupakan jalan nasional yang banyak dilintasi warga. Karena itu,pembangunan kembali jembatan di Desa Gunung Tua, Kecamatan Penyabungan tersebut merupakan penanganan yang menjadi prioritas agar tidak mengganggu transportasi masyarakat. 
 
Perbaikan kembali jembatan tersebut membutuhkan waktu lama dan biaya yang cukup besar,BPBD dan Balai Jalan Nasional I Medan berupaya menyiapkan jalan darurat.Mereka telah melakukan survei ke lokasi bencana,termasuk mempelajari struktur tanah untuk mempersiapkan jembatan darurat tersebut. 
 
Untuk mempercepat pembangunan jembatan darurat itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madina bersedia menyediakan kayu untuk menjadi bantalan jembatan seperti yang diminta Balai Jalan Nasional I Medan.Sedangkan untuk jangka panjang,Balai Jalan Nasional I Medan akan mengajukan anggaran pembangunan jembatan tersebut ke Kementerian Pekerjaan Umum (PU). “Dikarenakan bagian jalan negara, perbaikannya menjadi kewenangan Kementerian PU,”katanya. 
 
Hidayat mengaku belum mendapatkan data pasti mengenai jumlah kerusakan dan kerugian akibat banjir.Mereka telah mengirimkan tim dan peralatan, seperti mobil penyedia air bersih (water treatment) dan armada dapur umum ke lokasi bencana. Sementara itu,Pemkab Madina telah menyiagakan posko kesehatan di seluruh desa yang terendam banjir sekaligus membersihkan badan sungai. 
 
“Jadi, apabila ada masyarakat yang terkena penyakit pascabanjir, segera mendatangi posko- posko kesehatan yang sudah dibuat,” ujar Dahlan Hasan Nasution. Selain itu, pemerintah setempat bersama masyarakat menurut rencana akan membersihkan bantaran dan Sungai Aek Ranto Puran karena banyak kayu yang dibawa arus.“Kami takut,apabila itu tidak segera dibersihkan, maka akan mengancam rumah warga jika kapasitas air naik lagi,”urainya. 
 
Di tempat terpisah, anggota DPRD Madina Ali Hanafiah mendesak pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut segera memperbaiki jembatan yang ambruk karena dihantam banjir. “Kita berharap pemprov tidak terlalu lama memperbaiki jembatan itu karena jembatan itu urat nadi perekonomian masyarakat Madina,”ujarnya. 
 
BBM Dikirim lewat Padang 
 
Pertamina Region I Medan mengalihkan suplai distribusi bahan bakar minyak (BBM) untuk kebutuhan beberapa stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Madina. Biasanya BBM dikirim dari Sibolga,kini dialihkan melalui Padang,Sumatera Barat (Sumbar). “Demi tetap menjaga ketersediaan BBM,Pertamina melaksanakan tindakan cepat untuk melakukan alternatif suplai ke Terminal BBM Teluk Kabung, Sumbar,” ujar Assistant Manager External Relation PT Pertamina Region I Fitri Erika . 
 
Saat ini ada empat SPBU yang tak bisa dilayani secara reguler akibat putusnya jembatan tersebut, yakni dua unit di Penyabungan, satu di Kecamatan Natal dan satu lagi di Kecamatan Kotanopan.Kemudian, satu Agen Premium Minyak Solar (APMS) dan satu Solar Packed Dealer Nelayan (SPDN) juga tak terjangkau. Total kebutuhan premium dan solar di keempat SPBU itu sekitar 60-70 kiloliter per hari. 
 
Pengalihan suplai ini juga berpengaruh terhadap durasi dan jarak tempuh distribusi BBM yang menggunakan mobil tangki. Jarak tempuh normal selama ini dari Sibolga menuju Madina rata-rata sekitar enam jam, sementara dari Teluk Kabung, Sumbar,Sumbar menuju Madina menghabiskan waktu 14 jam. Tak hanya jalur distribusi BBM, jalur distribusi komoditas perdagangan Medan ke Madina juga beralih.
 
Kepala Dinas Perdagangan dan Industri (Disperindag) Sumut Darwinsyah mengatakan, pemerintah tentu akan mencari jalan keluar untuk distribusi barang-barang yang dibutuhkan masyarakat Madina. “Jika Pemkab Madina melaporkan perlu distribusi barang yang lebih banyak karena kekurangan pasokan, mungkin saja pemerintah akan mencari solusi dengan pengiriman,baik melalui Sumbar atau bisa juga melalui helikopter dari Medan,”ujarnya. 
 
Humas PT Antar Lintas Sumatera (ALS), Medan Alwi Matondang mengatakan,sejak dikabarkan jembatan lintas barat putus, mereka langsung mengalihkan perjalanan semua bus ALS tujuan Padang dan Pulau Jawa melalui lintas timur.“Kami segera sampaikan kepada perwakilan di Padangsidempuan. Bus yang dari Medan transit di Kotanopan lalu diantar ke Sidempuan menggunakan L 300 untuk tujuan Jakarta. Sedangkan,bus yang dari Jakarta tujuan ke Kotanopan transit di Bukittinggi,”katanya. 
 
Meski tidak merugi, kata Alwi,mereka menambah biaya operasional 10%.Sedangkan jarak juga tidak ada perbedan dan relatif sama.“Penumpang pun tidak berkurang. Soal penambahan biaya, itu untuk biaya bensin penjemputan,”ujarnya. eko agustyo fb,siti amelia,zia ul haq nasution,ant 


Post Date : 29 Februari 2012