Banjir Kiriman Makin Meluas

Sumber:Koran Sindo - 05 November 2008
Kategori:Banjir di Jakarta

JAKARTA(SINDO) – Banjir kiriman di Jakarta meluas.Kemarin,banjir kiriman menggenangi 24 RT di Kelurahan Bukit Duri dan Kebon Baru, Tebet,Jakarta Selatan, hingga 40 cm. 

Berdasarkan data Satkorlak Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi Pemprov DKI Jakarta, sebanyak 14 lokasi penampungan disiapkan menjadi tempat evakuasi di Kelurahan Bukit Duri. Sebanyak empat dapur umum didirikan di kantor lurah dan kantor sekretariat RW.Namun, hingga kemarin belum ada masyarakat yang mengungsi.

Banjir di Kelurahan Kebon Baru terdapat di RT 9,10, dan 17 dengan ketinggian air hingga 25–40 cm. Sebanyak 330 kepala keluarga menjadi korban banjir. Dua pos kesehatan serta lima dapur umum juga telah disiapkan. Sama seperti warga di Bukit Duri, masyarakat juga masih memilih tinggal di rumah daripada mengungsi di tiga sekolah dasar yang dijadikan lokasi penampungan.

Sementara itu,ketinggian air di beberapa pintu juga masih di batas normal.Di subsistem barat seperti Pintu Air Pesanggrahan,ketinggian air masih 70 cm dan Pintu Air Angke Hulu mencapai 80 cm. Sementara di subsistem tengah seperti di Pintu Air Depok, ketinggian air mencapai 125 cm, Pintu Air Manggarai 710 cm, dan Pintu Air Karet mencapai 440 cm.

Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengatakan, pihaknya terus berusaha untuk mencegah banjir agar tidak meluas.Namun untuk memenuhi target tersebut,pihaknya menghadapi banyak kendala, misalnya sampah yang setiap harinya terjaring di pintu air di Jakarta sebanyak 60–70 m3.

”Maka itu, sekarang di setiap kelurahan harus menyosialisasikan untuk membuang sampah di tempatnya,” kata Fauzi Bowo kemarin. Bahkan, pembebasan tanah untuk proyek Banjir Kanal Timur (BKT) sudah mengalami kemajuan sehingga penyelesaiannya dapat terealisasi sesuai target.

Selain itu, imbuh Fauzi, sejumlah program penanggulangan banjir yang akan ditangani Dinas Pekerjaan Umum dalam waktu dekat juga akan dikerjakan. Di bagian lain,Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemprov DKI Jakarta menambah jam operasional puskesmas kelurahan hingga Sabtu.

Penambahan waktu operasional ini dilakukan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat di sejumlah wilayah yang kerap tergenang banjir. ”Biasanya hanya sampai Jumat, tapi sekarang pelayanan ditambah hingga Sabtu,” ujar Humas Dinkes DKI Jakarta Tini Suryanti.

Meski demikian, waktu pelayanan puskesmas pada Sabtu dibatasi hanya sampai pukul 12.00 WIB.Tini menyatakan sedikitnya ada 333 puskesmas yang disiagakan untuk penanggulangan musibah banjir.

”Dengan program ini, korban banjir yang menderita sakit segera mendapat perawatan medis,”terangnya. Selain menambah jam pelayanan, Dinkes juga menyiagakan 46 posko kesehatan di sejumlah titik lokasi rawan banjir, termasuk 30 ambulans, puskesmas keliling, dan paket obat-obatan seperti obat diare dan analgetik. Tini menambahkan, pihaknya telah mengajukan anggaran sebesar Rp4 miliar.

Dana operasional itu untuk mengantisipasi jika sewaktuwaktu terjadi kejadian luar biasa di Jakarta. ”Sampai saat ini, dana operasional itu belum turun, kami masih menunggu,”tandasnya.

Kabid Perawatan RSUD Tarakan Jakarta Pusat Zuraidah meminta masyarakat waspada terhadap penyakit saat banjir seperti leptospirosis, demam berdarah dengue (DBD), dan diare. ”Jumlah penderita penyakit ini cenderung meningkat saat banjir maupun pascabanjir,” terangnya.

Berdasarkan data banjir pada Januari–Februari 2008 lalu, jumlah penderita DBD yang dirawat mencapai 507 pasien, diare 531 pasien, dan leptospirosis 90 pasien. ”Sebanyak 11 orang di antaranya meninggal dunia,”tandasnya. (neneng z/sucipto)



Post Date : 05 November 2008