Banjir Landa Dua Daerah (26 Juli 2012)

Sumber:Jurnal Nasional - 26 Juli 2012
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
Jurnal Nasional - Dua daerah yaitu Sumatera Barat dan Sulawesi Utara dilanda banjir besar. Bahkan banjir besar di Kepulauan Sangihe menyebabkan tewasnya satu warga. Dari Padang dilaporkan Wali Kota Padang Fauzi Bahar mengecam para pelaku illegal logging sebagai penyebab air bah yang menerjang Batubusuak Limaumanis Kecamatan Pauh dan beberapa kawasan lain di Padang.
 
"Saya tegaskan ini penyebabnya pasti illegal logging. Banjir bandang atau air bah maupun galodo namanya itu ulah kegiatan pembalakan liar," tegas Fauzi Bahar, Rabu (25/7) saat turun langsung mengoordinasi upaya pertolongan kepada 500-an kepala keluarga yang menjadi korban bencana air bah saat berbuka puasa Selasa (24/7) lalu.
 
Fauzi berani menyebutkan ulah pembalak liar, karena dia pernah melihat kerusakan hutan di sepanjang bukit barisan bagian timur Padang dari udara. "Saya pernah lihat kawasan itu dengan helikopter. Selain melihat kondisi hutan, terpantau ada jalan tanah yang bisa dilalui kendaraan menuju bukit di atas hulu sungai tersebut," kata Fauzi.
 
Bahkan Fauzi menegaskan akan menggelar sayembara dengan metode SMS kepada siapa saja yang memberikan informasi terjadi illegal logging di Kota Padang. "Silakan SMS saya dengan lokasi dan pelaku jelas. Sang informan indetitasnya saya rahasiakan dan atas informasi itu saya hargai Rp500 juta," ujar Fauzi.
 
Menurut Fauzi dampak terjangan air bah dan meluapnya semua sungai yang mengalir di Padang sudah dirasakan pedihnya oleh warga. Sekarang ini saatnya perang terhadap para pelaku illegal logging. "Warga yang tak bersalah yang terkena dampak akibat ulah pembalakan liar itu," sebut mantan anggota Pasukan Elite TNI AL itu.
 
Sebagaimana diketahui, air bah mendadak menerjang Kota Padang saat umat muslim sedang melakukan buka puasa. "Air besar itu tiba-tiba datangnya, seperti menderu. Banyak potongan kayu yang dihanyutkan termasuk lumpur. Kami saat itu juga langsung menyelamatkan diri lari ke atas bukit, sementara jembatan di Batubusuak putus," ujar Edo warga setempat, Selasa malam lalu.
 
Tak hanya itu berbagai lokasi juga dihajar banjir, sekitar 500 lebih rumah warga terendam air bercampur lumpur, satu Mushala hanyut. "Saat ini tim asssement kita sedang turun mendata kerusakan akibat bencana semalam,"sebut Kepala BPBD Padang Dedi Hanidal.
 
Rabu siang, warga yang semalam mengungsi dan tingal di tenda-tenda darurat mulai melakukan aksi bersih-bersih. "Terutama warga di Batua Busuk dan Labuan Bukik sejak tadi sudah melihat kondisi rumah, lumpur tebal menutupi lantai rumah warga,"ujar Branch Manager Dompet Dhuafa Singgalang Musfi Yendra.
 
Sedangkan terkait simpang siur korban hilang atau tewas akibat bencana tersebut, Dedi memastikan tidak ada korban tewas akibat musibah tersebut. "Tidak ada korban jiwa. Memang semula ada yang dilaporkan hilang tetapi sudah ditemukan dalam keadaan selamat. Termasuk dua nelayan yang sempat terseret arus. Mereka terdampar di Pulau Pandan dalam keadaan selamat," kata Dedi.
 
Dari Sulawesi Utara dilaporkan banjir dan longsor yang terjadi Senin (23/7) lalu di Kecamatan Tamako dan Manganitu Selatan, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara (Sulut) menelan korban jiwa. Warga bernama Doyana Sahiu (76) dilaporkan tewas dan ratusan rumah jadi korban setelah hujan lebat mengguyur selama tiga jam.
 
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sangihe, menyebutkan banjir terjadi di Desa Lapango, Kecamatan Tamako tercatat empat rumah hanyut. Hal yang sama terjadi di Desa Laine, ratusan rumah tergenang air setinggi dua meter.
 
Praktis akses jalan utama yang menghubungkan desa dan kecamatan terputus dan arus lalu lintas lumpuh total.Sementara longsor menerjang di Desa Mahumu II, sedikitnya lima rumah warga dan satu buah Sekolah Dasar (SD) tertutup tanah.
 
"Kerugian mencapai miliaran rupiah. Dan saat ini warga sudah diungsikan ke tempat yang aman. Kami sudah memberikan bantuan logistik serta bantuan lainnya melalui Dinas Sosial," kata Kepala BPBD Kabupaten Sangihe, Rence Tamboto.
 
Bupati Kepulauan Sangihe,HR Makagansa yang langsung turun ke lokasi saat kejadian mengaku prihatin dengan apa yag dialami daerahnya. Dia berjanji akan semaksimal mungkin memberikan bantuan bagi warga yang terkena musibah.
 
"Kita tidak tahu kapan bencana akan datang. Saya pribadi beserta jajaran pemerintah kabupaten ikut prihatin, mudah-mudahan semua keluarga korban diberi kekuatan dan ketabahan dari Tuhan," katanya. (Adrian Tuswandi/Franky Tangkudung)


Post Date : 26 Juli 2012