Banjir Landa Minahasa

Sumber:Kompas - 06 September 2011
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

Minahasa, Kompas - Bencana longsor dan banjir bandang melanda Kabupaten Minahasa dan Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara, Minggu (4/9) malam. Dua wilayah itu diguyur hujan deras sejak Sabtu pekan lalu, mengakibatkan seorang tewas tertimbun longsor, 30 rumah hanyut, dan ribuan pohon cengkeh tumbang.

Korban tewas, Dick Solang (41), warga Desa Kaweng, Kecamatan Kakas, Kabupaten Minahasa. Korban ditemukan di sebuah jurang di Desa Kaweng saat berada di kebun cengkeh.

Bupati Minahasa Vreeke Runtu mengatakan, bencana tanah longsor terjadi di beberapa desa di Kecamatan Kakas dan Langowan. Pohon-pohon cengkeh di Desa Atep tercabut dari tanah saat tanah longsor. Lokasi kebun berada di perbukitan. Sekitar 100 hektar areal perkebunan cengkeh rusak akibat bencana itu.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Tenggara James Munaiseche menjelaskan, hingga Senin (5/9) sore ratusan rumah warga masih digenangi air dan 30 rumah penduduk di kawasan Pusomaen hanyut terbawa arus. Rumah-rumah itu terletak di daerah aliran Sungai Makalu yang meluap akibat hujan deras.

Sejumlah wilayah di Minahasa Tenggara, seperti Desa Makalu dan Desa Tatengesan, juga rusak parah akibat banjir. ”Sampai sekarang warga masih mengungsi di beberapa balai desa tetangga,” ujar James.

Sudah lolos

Sementara itu, setelah bertahan selama 16 jam, pemudik yang terjebak longsor di poros jalan trans-Sulawesi di Desa Lara, Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, akhirnya bisa melanjutkan perjalanan, Senin (5/9) pukul 12.00 Wita. Ruas jalan itu tertimbun longsor setinggi tiga meter akibat hujan deras sejak Minggu (4/9) sore.

Longsor memanjang hingga 100 meter menghadang ratusan kendaraan yang umumnya digunakan pemudik tujuan Palu (Sulawesi Tengah) dan Makassar (Sulawesi Selatan).

Ikram Halik Boby, warga Mamuju Utara yang dihubungi dari Makassar, mengatakan, dirinya terjebak sejak Minggu pukul 20.00 dan baru bisa lewat sekitar pukul 12.00 keesokan harinya. ”Saya dan istri akhirnya tidak masuk kerja setelah libur Lebaran,” ujar Ikram yang hendak pulang dari berlebaran di Kabupaten Majene.

Hajrul Malik, anggota DPRD Kabupaten Mamuju yang dihubungi dari Makassar, mengatakan, dirinya terpaksa menginap di rumah warga sekitar sambil menunggu jalan dibersihkan. Hajrul akhirnya batal menghadiri halalbihalal bersama keluarga di Karossa.

Mamuju diguyur hujan deras sepanjang Minggu siang hingga malam. Akibatnya, tanah di perbukitan yang bersisian dengan jalan poros pun longsor. Jalur yang tertimbun longsor merupakan poros yang menghubungkan Sulawesi Barat menuju Sulawesi Tengah hingga Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan. Jalan ini juga satu-satunya akses dari Mamuju ke Mamuju Utara.

Kepala Kepolisian Resor Mamuju Ajun Komisaris Besar Darwis Rincing menjelaskan, jalan mulai dibersihkan pukul 07.00 setelah Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional V Sulawesi mengerahkan tiga ekskavator. Selain mengeruk tanah dan bebatuan, kendaraan berat dibutuhkan untuk memindahkan sejumlah pohon yang tumbang.

”Lalu lintas berangsur normal meskipun kendaraan masih harus bergiliran karena jalan licin dan rawan,” ujar Darwis. Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. (SIN/RIZ/ZAL)



Post Date : 06 September 2011